Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Putri, Anak Peracik Jamu yang Lolos Kuliah di PENS Lewat SNBP

KOMPAS.com - Dyah Fahmi Putri menjadi salah satu dari ribuan calon mahasiswa yang lolos seleksi dan diterima di Prodi D3 Teknik Elektro Industri, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).

Lolos di PENS bukan masalah kebahagiannya saja, tapi menjadi kebahagiaan keluarga besar.

Karena, perempuan yang akrab disapa Putri ini menjadi anggota keluarga pertama yang berhasil menembus bangku kuliah.

"Saya bungsu dari tujuh bersaudara, dan di antara kakak-kakak saya, hanya saya satu-satunya yang dapat melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Rata-rata kakak saya tamatan SMP dan SMA/SMK, bahkan ada yang putus sekolah," kata dia dilansir dari laman Vokasi Kemdikbud, Selasa (16/4/2024).

Meski berasal dari keluarga sederhana, keinginan untuk kuliah sudah ada sejak masih kecil. Dia ingin bisa mengubah nasib dan meningkatkan ekonomi keluarga.

Menurutnya, sejak ayahnya meninggal, ibunya lah yang berperan sebagai kepala keluarga dengan bekerja serabutan dan menekuni pengobatan tradisional.

Ibunya kerap diminta meracik jamu oleh warga sekitar. Meski beberapa kakaknya telah bekerja, Putri tak ingin bergantung.

"Saya hanya ingin mandiri, tanpa membebani siapa pun. Itu kenapa saya memilih untuk lanjut kuliah. Mudah-mudahan selepas kuliah saya bisa bekerja lebih baik, di posisi yang lebih baik lagi," ungkap dia.

Putri mengatakan, ayahnya sempat berpesan jika dirinya harus belajar lebih giat dan mengejar pendidikan yang tinggi, agar dapat memperbaiki perekonomian keluarganya.

"Dan, supaya tidak disepelekan oleh orang-orang, seperti yang terjadi pada Ayah dan Ibu saya. Ayah juga mengingatkan agar jangan sampai saya membuat orang tua kecewa dan harus bahagia di masa depan dengan keberhasilan," ucap dia.

Memiliki banyak prestasi

Putri yang pernah terpilih sebagai Finalis Duta Anti Korupsi Kota Semarang ini memiliki beberapa prestasi lain, di antaranya pada giat Olimpiade Sain Nasional (OSN) Sejarah tahun 2021 silam, serta aktif dalam berbagai kegiatan organisasi Palang Merah Remaja di tingkat Kota dan Provinsi.

"Saya sangat bersyukur dapat diterima di Kampus Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Selama ini, yang saya tahu PENS termasuk politeknik unggul di bidang elektronika," ujar Putri.

"Jadi, saya sempat berpikir berkali-kali sebelum mendaftar. Apakah saya mampu menembus? Dan saya kaget saat tahu jika diterima di PENS. Alhamdulillah, saya diterima, jadi hadiah dan berkah saya di bulan Ramadhan ini. Saya akan berusaha sebaik mungkin di PENS," tambah Putri.

Putri mengenal PENS dari kakak kelasnya yang pernah mengunjungi sekolah untuk mengenalkan kampus. Sejak saat itu, dia mengaku ingin kuliah di PENS.

Putri pun lantas mulai fokus mengejar mimpinya agar diterima di PENS. Pendampingan dari guru-guru di SMKN Jateng dalam mengawal siswa-siswinya sejak masuk hingga lulus juga menjadi salah satu faktor pendukung yang patut diapresiasi.

8 alumni SMKN Jateng tembus kuliah di PENS

Humas SMKN Jateng, Heru Purnomo menyampaikan jika sejak tahun 2018 hingga saat ini tercatat ada 8 orang alumni SMKN Jateng yang berhasil melanjutkan ke PENS.

"Dari 8 alumni itu, hampir semuanya memiliki prestasi yang baik. Dua di antaranya terpilih mengikuti Program IISMA di Taiwan," ucap Heru.

Heru pun menceritakan keistimewaan proses seleksi penerimaan siswa di SMKN Jateng yang terbilang cukup ketat. Bagaimana tidak, dari 2000-an pendaftar, tersaring sekitar 180-an siswa tiap tahunnya.

"Kami harus benar-benar memastikan calon siswa yang diterima ini berasal dari keluarga yang tidak mampu sehingga perlu dicek dan dipastikan keadaannya," jelas Heru.

Menurutnya, seluruh biaya pendidikan nantinya dibebankan ke APBD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Biaya yang ditanggung antara lain meliputi asrama, biaya makan, pakaian seragam, alat tulis, dan kelengkapannya dan beberapa biaya lain.

"Siswa sama sekali tidak dipungut biaya selama masa pendidikan," tutur Heri.

Masih menurut Heru, SMKN Jateng memang didirikan untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan utamanya untuk menurunkan angka kemiskinan di Jawa Tengah melalui jalur pendidikan.

"Sekolah ini harus dapat menjadi sarana memutuskan rantai kemiskinan di wilayah Jawa Tengah. Dan ini sejalan dengan program pemerintah. Untuk itu kami harus berupaya sebaik-baiknya mewujudkan hal ini," ucap Heru.

Wakil Direktur Bidang Akademik PENS, Bambang Sumantri, mengatakan jika PENS sebagai salah satu politeknik penyelenggara pendidikan tinggi vokasi di Indonesia memiliki peran strategis dalam memutus rantai kemiskinan di Indonesia.

"Kami dukung penuh melalui program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah), termasuk Putri yang lolos SNBP dan mengajukan KIP Kuliah," ucap Bambang.

Menurut Bambang, selain SNBP, PENS masih menerima calon mahasiswa baru melalui sejumlah jalur, yaitu SNBT. Jalur ini juga juga mengakomodasi siswa yang mengajukan KIP Kuliah.

https://www.kompas.com/edu/read/2024/04/16/113250671/kisah-putri-anak-peracik-jamu-yang-lolos-kuliah-di-pens-lewat-snbp

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke