Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Literasi Anak Tidak Hanya soal Buku Bacaan, Pelatihan untuk Pendampingnya Pun Penting

KOMPAS.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengeklaim bahwa melalui program literasi Indonesia, lebih kurang 15,4 juta eksemplar buku bacaan bermutu telah didistribusikan ke berbagai sekolah dasar (SD), terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Institusi pemerintahan yang ikut mendistribusikan buku bacaan tersebut antara lain Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa).

Provinsi Riau merupakan salah satu daerah yang mendapatkan bantuan buku bacaan. Kepala Balai Bahasa Provinsi Riau Toha Machsum mengatakan, ada 114 SD di wilayahnya yang telah memperoleh bantuan buku bacaan. Setiap SD mendapatkan masing-masing sekitar 1.600 eksemplar buku.

Secara terperinci, jangkauannya untuk satu kota dan lima kabupaten di Riau. Tidak hanya mendistribusikan buku, Balai Bahasa Provinsi Riau pun melatih guru dan tenaga pendidik agar bisa memanfaatkan buku tersebut bagi para siswa mereka.

“Guru dan perwakilan guru juga dilatih untuk berkompetensi memanfaatkan buku itu, terutama berkaitan dengan membaca nyaring,” ucap Toha Machsum dalam keterangannya, Selasa (5/3/2024).

Pelatihan itu dinilai penting karena ketertarikan anak untuk membaca buku juga dipengaruhi oleh cara pendampingan dan penyampaian gurunya kepada murid.

Jika anak-anak merasa tertarik, pasti mereka akan terdorong untuk membaca buku dan akan berefek positif terhadap perkembangan pengetahuan mereka.

“Sebetulnya anak-anak haus bacaan, ini sangat bergantung cara guru mendampingi. Kalau betul dan menarik, tentu anak-anak akan terdorong untuk membaca dan efeknya positif, pengetahuan mereka akan semakin banyak,” imbuh Toha.

SDN 005 Makmur di Kabupaten Pelalawan menjadi salah satu dari 114 SD di wilayah Provinsi Riau yang menerima bantuan buku bacaan.

Kepala Sekolah SDN 005 Makmur, Sarastri, mengaku bersyukur ada bantuan buku-buku tersebut karena bermanfaat untuk peningkatan literasi siswa.

Dia pun mengusulkan agar pelatihan untuk mendampingi siswa tidak hanya diberikan kepada guru dan tenaga pendidik, tetapi juga kepala sekolah.

Dengan begitu, guru dan kepala sekolah bisa sama-sama memberikan pendampingan kepada para siswa sekolah masing-masing.

“Ke depannya agar kepala sekolah ikut dilatih. Kalau yang dilatih cuma guru, lalu mau mengajak kawannya sungkan. Kalau kepala sekolah juga dilatih, jadi bisa sama-sama menggerakkan,” kata Sarastri.

Usulan juga datang dari guru. Selain soal pelatihan, pemerintah diharapkan agar lebih memperhatikan isi buku bacaan sesuai tingkat pendidikan siswa.

“Permintaan kami sebagai guru kelas 1, ada buku yang bersuku kata, yang sebelumnya hampir teks semua. Maunya kami untuk pembaca pemula harusnya ada suku kata. Contohnya diawali suku kata a untuk kata ‘apel’,” ujar guru kelas 1 SDN 005 Makmur.

Meski demikian, dia mengapresiasi adanya bantuan buku bacaan ini karena dirasakan bermanfaat. Tampilannya pun menarik, dengan satu teks dan satu ilustrasi sehingga anak bisa lebih memahami.

Dikatakan bahwa minat baca anak cukup tinggi setelah ada bantuan tersebut dibandingkan sebelumnya.

“Sebelum ada buku jauh beda dengan setelah ada, soalnya buku ini ada levelnya, jadi memudahkan anak untuk membaca sesuai levelnya. Biasanya anak-anak suka buku cerita yang menarik karena ada gambarnya,” tuturnya.

Untuk diketahui, hasil Asesmen Kompetensi Mininum (AKM) dalam Asesmen Nasional (AN) 2021 menunjukkan bahwa Indonesia mengalami darurat literasi. Sebanyak satu dari dua peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi.

Hasil itu sejalan dengan capaian Program for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa skor literasi membaca peserta didik di Indonesia masih di bawah rata-rata peserta didik di negara Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

Skor itu belum meningkat secara signifikan dalam 20 tahun terakhir.

Maka dari itu, diperlukan kualitas pembelajaran yang baik serta difasilitasi dengan ketersediaan dan pemanfaatan buku bacaan secara tepat untuk meningkatkan kompetensi literasi siswa di Indonesia.

Salah satu upaya Kemendikbud Ristek guna peningkatan kompetensi literasi yaitu meluncurkan platform Merdeka Belajar Episode Ke-23 tentang Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia.

Program ini sudah berlangsung lebih dari satu tahun sejak diluncurkan pada 27 Februari 2023.

https://www.kompas.com/edu/read/2024/03/06/162832571/literasi-anak-tidak-hanya-soal-buku-bacaan-pelatihan-untuk-pendampingnya-pun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke