Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Terlalu Banyak PR Memengaruhi Kesehatan Anak? Cek Jawabannya

KOMPAS.com - Pemberian PR atau Pekerjaan Rumah bagi siswa menjadi hal yang lumrah terjadi di sekolah.

Biasanya guru memberikan PR dengan tujuan membantu siswa lebih memahami pelajaran. Namun, di sisi lain, terlalu banyak PR juga disebut kurang baik untuk kesehatan anak.

Dilansir dari laman Sekolah BPK Penabur, Sabtu (27/1/2024) ada dampak apabila siswa atau anak mendapatkan PR terlalu banyak dari sekolah.

Namun apakah benar terlalu banyak PR bisa berdampak buruk pada kesehatan anak?

Menurut Gerald LeTendre, Kepala Departemen Studi Kebijakan Pendidikan Penn State, apa pun yang berlebihan adalah hal yang kurang baik. Sama halnya dengan pemberian PR yang terlalu banyak bagi siswa.

Pengaruh terlalu banyak PR terhadap siswa

PR yang terlalu berlebihan bisa membuat para siswa dipaksa untuk menangani beban kerja yang tidak seimbang dengan tingkat perkembangan mereka.

Sehingga hal ini bisa menyebabkan tekanan yang signifikan, baik untuk anak-anak maupun para orangtuanya.

Bahkan fakta tersebut didukung dengan beberapa penelitian yang menyelidiki hubungan antara hubungan antara waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dengan kondisi kesehatan anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Stanford Graduate School of Education kemudian dipublikasikan di Journal of Experimental Education.

Dimana penelitian tersebut menemukan fakta bahwa siswa yang mendapatkan PR terlalu banyak besar kemungkinan bisa mengalami beberapa hal berikut ini:

Melalui penelitian yang dilakukan pada 4.317 siswa dari 10 sekolah menengah ke atas di California menunjukkan bahwa 56 persen siswa menilai PR merupakan sumber utama stres mereka.

Tak hanya itu, banyaknya PR juga membuat anak memiliki sedikit waktu untuk melakukan kegiatan lain, termasuk aktivitas sosial.

Misalnya bertemu teman, sekedar berbincang dengan keluarga, bahkan menjalani ekstrakurikuler atau melakukan hobi yang mereka minati.

Studi tersebut juga menemukan hal lain, yakni beban yang terlalu banyak dari pekerjaan rumah bisa membuat anak merasa kecewa dengan sekolah dan pada akhirnya mereka kehilangan motivasi untuk belajar.

Sehingga pada kondisi ini, prestasi akademik anak bisa terpengaruh, dan bisa berdampak pada nilainya yang semakin merosot

Jumlah PR yang ideal bagi anak

Profesor psikolog dari Duke University Harris Copper menyatakan melalui studinya, bahwa PR yang terlalu membebani siswa tidak terkait dengan nilai akademiknya.

Fakta ini tak hanya terjadi pada anak sekolah dasar, tapi juga siswa sekolah menengah yang mendapatkan PR terlalu banyak.

Cooper menekankan, jumlah PR yang ideal untuk anak adalah yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak serta kapasitasnya.

Siswa sekolah dasar yang lebih muda harus mendapatkan PR lebih sedikit ketimbang yang lebih tua (sekolah menengah).

Untuk menekan jumlah PR yang ideal, guru bisa menggunakan sistem "aturan 10 menit". Jadi, guru dapat menambahkan 10 menit PR (waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan PR) setiap siswa naik satu kelas.

Sebagai contoh, siswa kelas 1 SD mendapatkan PR yang bisa diselesaikan dalam waktu 10 menit. Lalu, ketika ia kelas 2 SD, ia akan mendapatkan PR yang bisa diselesaikan dalam waktu 20 menit.

Begitu seterusnya sehingga ia akan mendapatkan PR yang bisa dikerjakan dalam waktu dua jam saat memasuki masa sekolah menengah atau (SMA).

Demikian penjelasan tentang dampak terlalu banyak memberikan PR pada anak.

Bisa disimpulkan bahwa pemberian PR dapat disesuaikan dengan tingkatan sekolah dan perkembangan anak.

Selain itu, PR bisa dikerjakan dalam waktu singkat, sehingga tidak menguras banyak waktu mereka.

Oleh karenanya peranan orangtua juga cukup penting. Jika PR yang banyak bisa membuat anak malas belajar atau menimbulkan masalah mental lainnya, sebaiknya konsultasikan hal ini dengan pihak sekolah atau psikolog terdekat.

https://www.kompas.com/edu/read/2024/01/27/160200571/benarkah-terlalu-banyak-pr-memengaruhi-kesehatan-anak-cek-jawabannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke