Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meski Pernah Gagal dan Disabilitas, Hasbi Diterima Kuliah di Unpad

KOMPAS.com - Jika dilihat sekilas, Hasbi Ridha Ilahi sama seperti mahasiswa lainnya. Namun, tidak ada yang menyangka, jika dirinya merupakan seorang disabilitas tunarungu (tuli).

Saat ini, Hasbi merupakan mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran (Unpad).

Dia telah menjadi mahasiswa Unpad Jurusan Kearsipan Digital sejak 2022. Keinginannya yang kuat untuk menuntut ilmu mampu membawanya hingga ke jenjang perguruan tinggi.

Menurut Hasbi, apapun yang akan dilakukannya kelak, pasti akan membutuhkan ilmu.

"Sebelum kuliah, saya pernah membaca bahwa ada istilah 'ilmu dulu sebelum beramal'. Keduanya memang penting, tapi untuk beramal, kita butuh ilmu dan pada dasarnya untuk melakukan apapun kita membutuhkan ilmu," ungkap dia saat ditemui di Kampus Unpad, Bandung, Jawa Barat, Kamis (2/11/2023).

Walaupun sempat gagal saat mencoba kuliah setelah lulus SMA, dia tidak menyerah.

Dengan bekal motivasi, pria asal Tasikmalaya ini tetap mengasah kemampuannya dengan mengikuti berbagai kursus, seperti menjahit, memasak, hingga desain media sosial.

Sampai pada 2022, Hasbi kembali mencoba mendaftar kuliah dan mendapat kesempatan untuk bergabung di Unpad.

Kabar gembira yang diterimanya di tahun itu membuat keluarga merasa bahagia sekaligus cemas.

Pasalnya, uang kuliah yang terlampau mahal nyaris membuatnya batal melanjutkan pendaftaran.

"Awal saat tahu saya diterima, keluarga senang dan ikut mendukung. Tapi ternyata biaya kuliah mahal. Keluarga berdiskusi dan memutuskan untuk tidak mengambil kuliah," ujar dia.

"Setelah saya bilang ke pihak Unpad bahwa saya tidak sanggup, (staf) Humas Unpad, pak Dandi menghubungi saya dan menginfokan ada beasiswa di Unpad," tambah dia.

Akhirnya, Hasbi mampu melanjutkan kuliah dengan beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK).

ADIK merupakan salah satu bentuk bantuan pemerintah bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan kondisi maupun akses pada jenjang pendidikan tinggi.

Proses kuliah dibantung dengan telepon pintar

Terkait proses perkuliahan, dia bisa ikuti seperti mahasiswa lainnya. Hanya saja yang membedakan adalah menggunakan telepon pintarnya untuk membantu memahami apa yang disampaikan dosennya.

Cara kerja telepon pintar yang digunakan Hasbi adalah dengan menangkap suara yang diucapkan, kemudian menampilkannya dalam bentuk tulisan di layar.

Jika ada kata-kata yang kurang jelas, teman di sampingnya akan membantu mengulanginya hingga bisa ditangkap oleh aplikasi.

Dosen Kearsipan Digital Unpad, Sudarma menilai Hasbi mampu mengikuti materi yang disampaikannya di kelas.

Dengan menggunakan peralatan yang ada, mahasiswanya tersebut bisa berpartisipasi dalam pembelajaran seperti teman-teman lainnya.

"Karena sekarang hampir semua mahasiswa menggunakan komunikasi secara online seperti melalui WhatsApp, maka saya kira tidak jauh berbeda fungsi dan peran Hasbi sebagai mahasiswa difabel dengan teman-temannya selama kuliah," jelas dia.

"Bahkan salah satu kelebihannya adalah ia mampu merekam apa yang diucapkan selama perkuliahan," pungkas Sudarma.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/11/05/070500471/meski-pernah-gagal-dan-disabilitas-hasbi-diterima-kuliah-di-unpad

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke