Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Alumnus SMKN 2 Subang, Sukses Binis Sayur Beromzet Jutaan Rupiah

KOMPAS.com - Siswa SMK didorong bisa berwirausaha atau bahkan membuka lapangan pekerjaan.

Hal ini pula yang diterapkan Ratna Komala setelah menyelesaikan studinya di SMKN 2 Subang. Setelah lulus dari bangku SMK tahun 2020, alumnus Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura ini sukses berwirausaha di bidang sayuran.

Ratna mengatakan, keputusannya untuk berwirausaha di bidang sayuran berawal dari keinginannya untuk mengembangkan lahan pertanian miliknya dengan ilmu yang diperoleh selama di SMKN 2 Subang.

"Banyak ilmu yang saya dapatkan dari sekolah kemudian saya terapkan untuk mengolah lahan pertanian sendiri," kata Ratna seperti dikutip dari laman Direktorat Jenderal Vokasi Kemendikbud Ristek, Minggu (21/5/2023).

Rintis bisnis sesuai ilmu yang dipelajari saat SMK

Menurut Ratna, di lahan tersebut dia menanam berbagai sayuran dan dalam pemeliharaannya tidak terlalu repot karena telah dibekali ilmu terkait dunia pertanian.

Ratna mengungkapkan, semakin tingginya kesadaran manusia akan pentingnya menjaga nutrisi dalam tubuh membuat sayuran juga semakin diminati oleh masyarakat.

Peluang inilah yang kemudian dimanfaatkan Ratna untuk mengembangkan ilmu sekaligus usahanya.

Ratna memastikan bahwa setiap sayuran yang ia tanam tumbuh berkembang dengan baik. Dia menambahkan, perkembangan sayuran yang baik akan berpengaruh pada hasil panen. Ratna selalu terlibat langsung, mulai dari penanaman hingga masa panen tiba.

"Kebetulan ketika sekolah di SMKN 2 Subang saya mendapatkan kesempatan untuk belajar di Belanda dalam Orange Knowledge Programme selama 15 hari," ungkap Ratna.

Program ini merupakan bentuk kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda yang bertujuan untuk merevitalisasi SMK di bidang pertanian.

Selama di Belanda, Ratna belajar terkait dunia pertanian khususnya tanaman hortikultura, kebudayaan bertani, teknologi pertanian yang digunakan di Belanda, dan teknik pemasaran.

"Ilmu itu yang saya bawa pulang kemudian saya bagikan ke teman-teman dan saya aplikasikan langsung," imbuh Ratna.

Ratna menjual berbagai sayuran, seperti jagung, cabai, dan sawi. Produk-produk yang dijual tidak hanya sayuran yang berasal dari lahannya sendiri, tetapi juga sayuran yang diterima dari masyarakat sekitar.

"Banyak masyarakat sekitar yang menjual sayurannya ke saya. Jadi, produk yang saya jual ya tidak hanya dari panen kebun sendiri. Saya juga ingin membantu petani sekitar supaya sayuran yang mereka tanam laku terjual sehingga roda perekonomian pun tetap jalan," beber Ratna.

Berbeda dari penjual sayur pada umumnya, Ratna menggunakan ilmu pemasaran yang didapatkan dari bangku pendidikan.

Raih omzet jutaan rupiah per bulan

Salah satu yang menjadi fokus Ratna adalah pada pengemasan produk sayuran. Ratna mengemas produknya dengan menggunakan plastik bersegel.

Pengemasan produk, lanjut Ratna, akan berpengaruh pada kualitas dan jumlah produk yang terjual. Semakin menarik pengemasannya maka akan menambah nilai jual dari suatu produk.

Pengemasan yang tepat dapat membantu menjaga kualitas sayuran. Kelembapan dari kemasan bisa menjadi faktor utama yang bisa menyebabkan turunnya kualitas sayuran sehingga sayuran pun menjadi kurang segar.

"Apabila sayuran yang kita jual ini kurang segar maka pembeli pun akan berpikir ulang untuk membelinya," terang Ratna.

Produk sayuran yang dijual oleh Ratna dipasarkan langsung ke masyarakat sekitar, pasar tradisional, hingga supermarket yang ada di Subang.

Dari bisnis ini, Ratna berhasil mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Omzet per bulan yang didapatkan oleh Ratna bisa mencapai jutaan rupiah, bahkan puluhan juta rupiah.

"Kasarannya saya jadi distributor yang nyetok kebutuhan sayur untuk supermarket dan pasar tradisional. Alhamdulillah, penghasilan dari usaha sayuran ini lumayan tinggi ya mencapai puluhan juta rupiah sehingga bisnis ini bisa berjalan sampai sekarang," kata Ratna.

Ratna menyampaikan, meskipun masih muda dia tidak malu menggeluti bidang pertanian dan berjualan sayur.

Setiap orang pasti membutuhkan produk pertanian untuk menyambung kehidupannya. Karena bertani tidak hanya untuk orang yang berusia senja, tetapi sebagai orang muda juga bisa mendalaminya.

Harapannya, semakin banyaknya petani muda yang melek teknologi akan meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia

"Kita hadir sebagai petani muda untuk membawa perubahan pada pertanian Indonesia. Perubahan inilah yang nantinya akan meningkatkan nilai jual hasil pertanian, khususnya sayuran," pungkas Ratna.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/05/22/150000071/cerita-alumnus-smkn-2-subang-sukses-binis-sayur-beromzet-jutaan-rupiah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke