Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Cerita Zulfikar, Kuliah di Pakistan dan Rasakan Menu Bukber yang Beragam

KOMPAS.com - Tak seperti di Indonesia yang waktu puasanya relatif tetap, tapi berpuasa Ramadhan di Pakistan sedikit berbeda.

Sebab, masyarakat atau umat muslim harus selalu memantau jadwal puasa setiap hari. Meski demikian, perbedaan waktu puasa hanya terpaut 1 jam saja dibanding puasa di Indonesia.

Hal itu yang coba diceritakan oleh seorang mahasiswa S1 di International Islamic University of Islamabad Pakistan.

Menurut dia, Pakistan merupakan salah satu negara di kawasan Asia Selatan yang mayoritas penduduknya adalah muslim.

Tidak hanya itu saja, Pakistan juga terletak secara strategis di antara daerah-daerah penting seperti Asia Selatan, Asia Tengah, dan Timur Tengah.

Hal ini menjadikan umat muslim Pakistan memiliki tradisi dan kebiasaan yang unik nan menarik selama bulan Ramadhan.

"Di sini, waktu berpuasa dimulai pukul 04.19 hingga 18.35 malam. Namun, tantangan berpuasa di Pakistan ialah waktu berbuka dan imsakiyah yang dapat berubah-ubah, tidak relatif tetap seperti di Indonesia sehingga penting sekali untuk memantau jadwal puasa setiap hari," terangnya kepada Kompas.com, Selasa (11/4/2023).

Namun ia beruntung karena Ramadhan 2023 ini dia dan jutaan umat Muslim lainnya di Pakistan berpuasa hanya 1 jam lebih lama jika dibandingkan dengan Indonesia.

Tentu hal itu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang bisa sampai 2-3 jam lebih lama dari Indonesia.

Berbicara tentang tradisi Ramadhan di Pakistan, rasanya tak lengkap jika tidak menyinggung tentang hidangan berbuka (ifthar). Selama puasa (roza), rezeki datang begitu melimpah.

"Saya dan mahasiswa lainnya tak perlu repot menyiapkan menu sahur dan berbuka. Kami terbiasa mendapat undangan untuk berbuka bersama para pelajar lainnya di asrama maupun diluar asrama," ucap dia.

Adapun hidangan khas berbuka puasa biasanya berisikan makanan khas Pakistan, seperti:

  • chiken biryani
  • pakora (kentang goreng)
  • samosa
  • secangkir chai (campuran teh hitam, susu kerbau dan rempah-rempah khas Pakistan) hangat
  • sirup rasa mawar bernama Jam-e-shirin yang disajikan dingin

Selain itu, Zulfikar juga mengatakan jika di Indonesia ada tarawih express, maka di Pakistan tradisi shalat tarawih 1 juz sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa.

"Di sini, hampir di setiap masjid memiliki program khatam 30 juz selama Ramadhan," ucapnya lagi.

Bahkan di beberapa masjid raya, seperti Masjid Faishal disediakan kuota dan fasilitas I’tikaf dan Qiyamullail seperti bantal, selimut hingga hidangan berbuka dan sahur secara gratis.

Suasana perkantoran di Pakistan

Sementara untuk suasana perkantoran dan pertokoan di Pakistan selama bulan Ramadhan buka lebih lambat dan tutup lebih cepat.

Hal itu karena aktivitas khusus yang dijalankan umat Muslim di Pakistan lebih padat ketika Ramadhan.

"Pegawai pemerintahan di sini bekerja hanya 6 jam selama berpuasa, yaitu mulai pukul 07.30 pagi hingga 13.30 siang. Dan khusus hari Jumat, mereka diperbolehkan pulang lebih awal pada pukul 12.00 siang," jelasnya.

Tentu alasan pemerintah memberikan keringanan dengan mengurangi waktu bekerja secara nasional untuk meningkatkan kualitas ibadah dan waktu bersama keluarga serta masyarakat.

Maka tak heran jika selama bulan puasa, orang-orang yang menjalankan aktivitas sambil membaca Al Quran sangat mudah dijumpai di tempat-tempat umum.

Sedang saat memasuki waktu berbuka, jalan-jalan di Pakistan menjadi jauh lebih sepi dari waktu biasanya.

Hal ini dikarenakan masyarakat berhenti dari segala kegiatan untuk berbondong-bondong menyantap menu buka bersama (bukber) yang telah dihidangkan bersama keluarga dan kerabat di rumah-rumah dan di depan toko-toko yang menyediakan takjil secara gratis.

Di samping menjalankan kewajiban sebagai penuntut ilmu, puasa bukanlah halangan untuk tetap memanfaatkan waktu luang dengan hal-hal yang positif.

"Saya mengisi waktu luang dengan turut serta dalam kegiatan berbagi takjil gratis yang digelar oleh Persatuan Pelajar & Mahasiswa Indonesia di Pakistan. Serta menunaikan amanah sebagai wakil ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Pakistan," tandas Zulfikar.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/04/11/183700371/ini-cerita-zulfikar-kuliah-di-pakistan-dan-rasakan-menu-bukber-yang-beragam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke