Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Stres Saat Mengasuh Anak? Ini Tips yang Bisa Dilakukan

Oleh: Naomi Soetikno (Dosen Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara) | Rismijati E. Koesma (Dosen Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara) | Endriansah Jayanto (Mahasiswa Program Studi Psikologi Profesi Jenjang Magister, Universitas Tarumanagara)

KOMPAS.com – Orangtua bisa saja mengalami stres pengasuhan saat mengurusi anak, terlebih saat pandemic Covid-19.

Jadi, apa itu stress pengasuhan? Menurut Deater-Deckard (2004), stres pengasuhan yaitu serangkaian proses yang mengarah pada reaksi psikologis dan fisiologis yang tidak menyenangkan yang timbul dari upaya untuk beradaptasi dengan tuntutan menjadi orangtua.

Seperti yang sedang dialami oleh Anda dan semua orang selama kurang lebih dua tahun ini, pandemi mengubah banyak hal. Pada sektor ekonomi yang sangat terdampak, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang terpaksa gulung tikar, sehingga menyebabkan banyak karyawan mengalami pemutusan hubungan kerja.

Namun, selain itu, dampak pandemi yang begitu luas juga sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat termasuk dalam keluarga.

Berkaitan dengan dampak pandemi, orangtua yang bekerja dituntut untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan situasi pandemi. Sebagai contoh, skema perusahaan yang berubah dikarenakan harus menjadi skema bekerja di rumah (work from home).

Orangtua yang bekerja juga sudah harus menyesuaikan diri dengan skema kerja yang berbeda pula. Terlebih lagi, anak-anak juga mengalami perubahan skema sekolah yang mencari sekolah secara daring.

Sebagaimana yang sudah tuliskan pada alinea sebelumnya bahwa ada perubahan yang dialami oleh orang tua. Pada orangtua yang tetap harus bekerja di rumah juga dituntut meluangkan waktu untuk bermain dan berinteraksi dengan anaknya.

Dengan kata lain, para orangtua dipaksa oleh lingkungan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang baru. Terlebih lagi, biasanya para orang tua bekerja di kantor dapat merasa relatif terganggu dengan anak yang terkadang minta ditemani bermain.

Dengan banyaknya tuntutan yang ada, seperti harus menyesuaikan diri work from home, tenggat waktu pekerjaan yang semakin relatif terbatas, menemani anak bermain dan sekolah daring, dan sebagainya, para orangtua berisiko mengalami stres dan cemas yang juga berdampak pada anak-anaknya.

Seperti yang sudah dituliskan pada alinea pertama, orangtua rentan mengalami stres pengasuhan.

Lalu, pertanyaannya adalah apa ciri-ciri Anda sebagai orangtua yang mengalami stres pengasuhan? Berikut beberapa ciri-ciri Anda mengalami stres pengasuhan berdasarkan Berry dan Jones (1995):

a. Merasa tidak bahagia dan tidak puas menjadi orangtua

  • Jika ya, Anda mungkin saat ini merasa menjadi orang tua adalah suatu beban yang melelahkan. Anda ingin menyudahi tugas Anda sebagai “orangtua” dengan cara melakukan hal yang mungkin Anda lebih suka.

b. Merasa kewalahan dengan tanggung jawab menjadi orangtua

  • Jika ya, Anda mungkin saat ini sedang dalam kondisi yang sangat lelah dengan berbagai hal, tugas pekerjaan Anda, lingkungan kerja yang mungkin Anda tidak suka, penghasilan bulanan yang dirasa kurang, tugas pekerjaan dari atasan yang berkesan dilebih-lebihkan.

c. Merasa tidak berhasil menjadi orangtua

d. Merasa penyebab utama saya stres adalah anak saya sendiri

  • Jika ya, Anda mungkin saat ini berpikir bahwa anak Anda bukanlah Anak yang sesuai dengan ekspektasi Anda. Mari kita coba renungi, apakah sikap dan perilaku anak Anda merupakan reaksi dari Anda yang sedang stres? Sebelum menilai orang lain (anak Anda), ada baiknya bila mari kita coba nilai diri sendiri terlebih dahulu. Jangan-jangan, diri kita yang menyebabkan orang lain bereaksi demikian. Dalam hal ini adalah mungkin Anda yang sedang stres dan reaksi anak Anda adalah “nakal” karena tidak mendapatkan perhatian dari Anda.

e. Merasa memiliki anak menjadi beban keuangan bagi saya

  • Jika ya, beban finansial memang menjadi stres tersendiri. Apalagi, mungkin anak Anda ingin memiliki berbagai hal, seperti mainan, boneka, beli handphone baru, dan sebagainya. Ada baiknya Anda mengkomunikasikan kondisi keuangan Anda secara jujur dengan anak Anda. Meskipun belum pasti berhasil, anak Anda juga dapat berlatih untuk mengerti kondisi orangtuanya.

f. Merasa kesulitan menyeimbangkan tanggung jawab dengan pekerjaan dan sebagai orang tua

  • Jika ya, Anda sekarang mungkin sedang berpikir bahwa pekerjaan dan anak Anda adalah dua hal yang sama-sama penting. Pekerjaan dibutuhkan karena tentu menjadi penghasilan finansial utama, sedangkan anak Anda menjadi kebahagiaan Anda.

g. Berpikir bila ada kesempatan untuk mengulangi waktu kembali, maka saya memutuskan untuk tidak memiliki anak

Setelah membaca tujuh poin di atas, apa yang ada di pikiran Anda? Jika lebih banyak pertanyaan yang sesuai dengan kondisi Anda saat ini, maka Anda mungkin cenderung mengalami stres pengasuhan. Apakah Anda termasuk orangtua yang mengalami stres pengasuhan?

Tenang, Anda tidak sendirian, ada begitu banyak orangtua yang mungkin cenderung merasakan hal yang sama.

Oleh karena itu, perlu kita pahami bersama bahwa stres pengasuhan adalah hal yang normal dan sangat wajar, terlebih lagi pada masa pandemi.

Hanya saja, Anda dapat memberikan respon stres pengasuhan yang lebih positif agar membantu Anda mengurangi stres yang Anda alami pula.

Berikut tips yang ada, sehingga dapat membantu Anda mengurangi stres pengasuhan.

1. Cobalah untuk tidak membawa stres pekerjaan ke dalam rumah

2. Mencari hal yang menyenangkan

  • Ada berbagai aktivitas yang dapat Anda lakukan bersama dengan anak dan/atau pasangan Anda. Sebagai contoh, permainan monopoli, Lego, kartu Uno, dan lain sebagainya. Bahkan, dalam halaman pencarian video seperti YouTube, ada banyak sekali contoh aktivitas yang dapat dilakukan bersama dengan anggota keluarga.

3. Me time

  • Anda juga boleh meluangkan waktu untuk diri Anda sendiri juga lho. Dalam satu hari, mungkin Anda dapat meluangkan waktu sekitar satu jam untuk melakukan hobi Anda. Sebagai contoh, berolahraga, bermain game online, membaca buku, menonton Youtube, dan sebagainya. Hal tersebut berguna untuk mengisi energi Anda kembali yang sudah lelah karena bekerja dan berperan sebagai orang tua.

4. Berkencanlah dengan pasangan

  • Sudah berapa lama sejak Anda terakhir kali berkencan dengan pasangan? Apakah sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan dan urusan rumah tangga sebagai ayah/ibu? Boleh lho, Anda meluangkan waktu untuk berkencan bersama dengan pasangan, seperti makan malam berdua bersama dan menginap di hotel berdua.

Jadi, stres pengasuhan merupakan bagian dari pengalaman yang mungkin dialami oleh semua orangtua yang sudah memiliki anak. Terlebih lagi, saat ini pandemi mungkin berkesan menambah beban diri Anda sebagai orangtua.

Namun, tenang saja, Anda dapat mengurangi stres pengasuhan yang dialami dengan cara melakukan beberapa tips yang sudah dituliskan di atas. Apabila Anda ada biaya lebih, ada baiknya bila Anda berkonsultasi kepada Psikolog Klinis secara profesional.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/12/14/215917171/stres-saat-mengasuh-anak-ini-tips-yang-bisa-dilakukan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke