Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tragedi Kanjuruhan, Pakar UI: Bukti Lemahnya Budaya K3 di Indonesia

Pakar K3 FKM UI ini memberikan pendapatnya dari sisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Tragedi Kanjuruhan turut menunjukkan masih lemahnya budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau budaya K3 di Indonesia.

Padahal penerapan K3 juga sangat penting dalam penyelenggaraan suatu ajang atau event, termasuk pertandingan sepak bola.

Pertandingan sepak bola sejatinya adalah pertandingan rakyat dan pesta rakyat yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat yang seringkali ditonton banyak orang.

Perlu sistem dan prosedur keselamatan

Tanpa adanya induksi keselamatan, sistem, prosedur, sarana dan prasarana K3, semua itu berpotensi merenggut nyawa manusia.

Dia menekankan, tidak memadainya fasilitas dan sarana emergency menjadi faktor kritis pada kejadian multiple fatalities tersebut.

"Apakah prosedur emergency response disiapkan oleh panitia? Kenapa gas air mata digunakan dalam meredam amukan massa. Padahal sudah jelas dalam regulasi FIFA no 19 bahwa gas air mata dan senjata tajam tidak boleh digunakan dalam pengamanan massa di stadion," urai Dr. Zulkifli Djunaedi, ahli keselamatan kerja Departemen K3 FKM UI dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Jumat (7/10/2022).

Dalam rangka menjamin keselamatan masyarakat sangat diperlukan sebuah sistem dan prosedur keselamatan.

Dia menambahkan, hal tersebut dapat dimulai dari kajian risiko keselamatan dan manajemen risiko hingga prosedur keadaan darurat.

Selain itu juga perlu diidentifikasi juga berbagai risiko yang mungkin dihadapi ketika dalam pertandingan sepak bola.

Ahli keselamatan kerja Departemen K3 FKM UI dan juga Kepala Disaster Risk Reduction Center (DRRC) UI Prof. Fatma Lestari mengungkapkan, langkah selanjutnya adalah melakukan penyusunan manajemen risiko agar kecelakaan terhindari, terminimalisir hingga tidak terjadi.

"Termasuk di dalamnya ada tindakan seperti apa saja yang harus dilakukan saat terjadi keadaan darurat seperti di Stadion Kanjuruhan beberapa hari lalu," papar Prof. Fatma Lestari.

Tragedi Kanjuruhan harus diinvestigasi mendalam secara independen dengan melibatkan semua unsur. Termasuk para ahli K3, ahli kedaruratan, perancang stadion, dan pihak lainnya.

Hasil investigasi dan pembelajaran terpetik dari tragedi tersebut harus disosialisasikan agar kecelakaan serupa dapat dicegah dan menjadi pembelajaran bersama.

Selain mengemukakan pentingnya sebuah sistem dan kepedulian dari seluruh stakelholder, Prof. Fatma Lestari pun menyentuh para pecinta sepak bola untuk turut memahami pentingnya langkah ini.

Dia mengajak, bagi para pecinta pertandingan dan permainan sepak bola agar senantiasa mematuhi aturan dan prosedur keselamatan di stadion.

"Jangan lupa untuk menghindari berbagai tindakan berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain, ketahui prosedur keadaan darurat dan rute evakuasi stadion dimana Anda menyaksikan pertandingan sepak bola secara langsung," papar Prof. Fatma.

Ketua Departemen K3 FKM UI ungkap Mila Tejamaya menyampaikan, Crowd Safety Management merupakan lesson learned dari tragedi Kanjuruhan.

K3 merupakan serangkaian upaya yang dilakukan guna memastikan kelancaran dari suatu kegiatan dalam kondisi yang aman, sehat, dan selamat.

Pentingnya Crowd Management Plan dalam sebuah event

Berbagai potensi bahaya dan risiko yang dapat menimbulkan kerugian harus diidentifikasi, dikendalikan, dan dikomunikasikan. Tidak sedikit bahaya K3 mengintai dalam setiap perhelatan besar.

Sebagai contoh, potensi terjadinya kekurangan oksigen dan sesak nafas, keracunan dari jajanan yang tidak hygiene, terjatuh karena permukaan yang tinggi, struktur bangunan yang kurang kokoh dan runtuh, kekacauan dan anarkis karena kekecewaan atas kondisi pertunjukan atau perlombaan, termasuk potensi kebakaran, gempa bumi, dan banjir. Masih banyak lagi potensi bahaya yang harus dikendalikan oleh event organizer.

"Crowd safety adalah bagian dari K3, harus menjadi perhatian pemerintah setempat dalam memberikan perizinan untuk suatu event," beber Ketua Departemen K3 FKM UI Mila Tejamaya.

Sebagai pembelajaran, lanjut dia, Crowd Management Plan harus ditunjukkan kepada pemerintah setempat guna mendapatkan izin penyelenggaraan suatu event (seperti yang terjadi di tragedi Kanjuruhan).

"Tanpa Crowd Management Plan, besar kemungkinan tragedi-tragedi perhelatan besar menjadi tidak terelakkan dan tentunya hal ini tidak kita inginkan," tandas Mila.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/10/07/104500071/tragedi-kanjuruhan-pakar-ui--bukti-lemahnya-budaya-k3-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke