Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bedah Buku Unair: DN Aidit, Pemimpin PKI yang Pernah Jadi Muazin

KOMPAS.com - Dipa Nusantara Aidit atau lebih dikenal dengan nama DN Aidit memiliki hubungan erat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Namun Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dipimpin DN Aidit hancur setelah peristiwa 30 September 1965 atau G30S PKI.

Sosok DN Aidit ini ternyata dikemas dalam sebuah buku berjudul Politik Dipa Nusantara karya Satriono Priyo Utomo.

Di bulan September 2022 ini, Himpunan Mahasiswa Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (HMD Ilmu Sejarah FIB Unair) melakukan bedah buku Politik Dipa Nusantara.

DN Aidit sosok yang religius

Satriono menjelaskan, latar belakang kehidupan DN Aidit di daerah asalnya yakni Belitung.

Menurutnya, DN Aidit adalah seorang yang religius. Ia bahkan dikenal sebagai muazin di kampungnya.

"Aidit lahir dari keluarga Islam yang taat. Ia sendiri tadinya bernama Ahmad Aidit, Ahmad yang berarti Muhammad. Semasa kecil, ia diajar mengaji oleh pamannya, Abdurrahim hingga akhirnya, Ia menjadi muazin di kampungnya," terang Satriono seperti dikutip dari laman Unair, Selasa (27/9/2022).

Satriono mengungkapkan, DN Aidit banyak dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya.

Pengalaman itu yang akhirnya, membawa DN Aidit pada ideologi komunisme hingga menjadi Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Walaupun Aidit berasal dari keluarga berkecukupan, Ia banyak bersentuhan dengan kaum buruh," imbuhnya.

Selain itu, DN Aidit tergabung dalam gerakan perlawanan terhadap kolonialisme di Angkatan Muda yang banyak menawarkan bacaan-bacaan Marx selayaknya banyak pejuang pada masa itu.

Meskipun banyak dikenang karena gerakan partainya yang berniat melakukan kudeta terhadap NKRI, melalui bukunya Satriono ingin orang-orang tetap melihat jasa DN Aidit.

Kiprah DN Aidit sebelum hingga saat Indonesia merdeka dinilai tetap memberikan kontribusi.

"Dulu, Aidit merupakan salah satu orang yang berjasa atas terselenggaranya kemerdekaan melalui gerakan pemudanya," papar Satriono.

DN Aidit pernah membantu Soekarno

Bahkan, DN Aidit sangat membantu ketika Soekarno hendak melakukan pidato di Lapangan Ikada pada 19 September 1945 untuk menyebarkan berita kemerdekaan kepada rakyat Indonesia.

Satriono menambahkan, paruh waktu tahun 1945 sampai 1965 merupakan masa-masa emas perpolitikan di Indonesia.

Hal itu menjadikan Indonesia sangat berwarna karena beragam ideologi berkembang. Sampai-sampai, Indonesia punya banyak partai dengan bermacam basis. Seperti agama, nasionalisme, hingga komunisme.

"Indonesia perlu bangga ketika tahun 1945 sampai 1965. Masa itu, politik menjadi panglima," tutup Satriono.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/09/27/153300471/bedah-buku-unair--dn-aidit-pemimpin-pki-yang-pernah-jadi-muazin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke