Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pencurian Cokelat di Alfamart karena Kleptomania? Ini Kata Psikolog Unair

KOMPAS.com - Dosen Departemen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Margaretha memberikan penjelasannya mengenai arti, penyebab dan pengobatan kleptomania.

Gangguan kleptomania ini marak diperbincangkan setelah kasus pencurian cokelat yang dilakukan Mariana di Alfamart menjadi viral. Belakangan diketahui bahwa Mariana diduga menderita kleptomania.

Margaretha mengatakan, gangguan kleptomania berkaitan dengan penyebab, gejala, cara mengobati, hingga pencegahannya.

Menurut data statistik dalam Buku Panduan Penegakan Diagnosa yang disusun oleh American Psychiatric Association pada tahun 2013, kleptomania itu ada sekitar 0,3 hingga 0,6 dari populasi manusia dan sekitar 5 persen pencurian itu dilakukan oleh orang yang memiliki kleptomania.

Margaretha menerangkan, untuk mengetahui Mariana sebagai pengidap gangguan kleptomania atau bukan, perlu penelusuran lebih lanjut.

"Hal ini untuk mengetahui niatnya dalam mencuri cokelat di Alfamart tersebut," kata Margaretha seperti dikutip dari laman Unair, Jumat (19/8/2022).

Pengertian kleptomania

Dia menjelaskan, kleptomania adalah salah satu sindrom atau gangguan mental, gangguan psikologis, yang membuat orang kesulitan untuk mengelola dirinya.

Sehingga berulang kali mencuri atau mengambil barang milik orang lain. Dalam hal ini, mencuri atau mengambil barang milik orang lain yang dimaksud sebenarnya bukanlah barang-barang yang dibutuhkan, melainkan yang diinginkan.

Padahal sebenarnya, barang yang diinginkan tersebut mampu dimiliki oleh pengidap gangguan kleptomania secara normal dengan membeli.

"Jadi ini lebih tentang impuls, kesulitan mengelola impuls," tutur Margaretha.

Penyebab kleptomania

Margaretha mengungkapkan, penyebab dari gangguan kleptomania ini karena adanya obsesi atau keinginan berulang untuk memiliki barang orang lain.

"Mengapa orang bisa punya keinginan untuk memiliki barang orang lain? Biasanya ini terkait dengan kondisi stres atau kondisi yang memicu munculnya perilaku mencuri," imbuhnya.

Margaretha menyampaikan, kondisi stres yang memicu munculnya perilaku mencuri secara umum disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor biologis seperti orang yang rentan stres karena di dalam tubuhnya kekurangan zat neurotransmitters, hormon serotonin, dan zat-zat lain yang masih dalam tahap penelitian.

2. Faktor psikologis karena orang-orang dengan gangguan kleptomania biasanya memiliki gangguan psikologis lain atau komorbid. Seperti gangguan kepribadian, penyalahgunaan zat seperti alkohol dan zat adiktif lainnya, serta gangguan mood seperti depresi atau bipolar.

"Ini bisa penyebab, tetapi ini juga bisa dampak. Orang-orang ini karena mereka gagal menghentikan perilaku mencuri, mereka bisa jadi stres dan depresi," imbuhnya.

Akan tetapi sebaliknya, jika mereka tidak mencuri mereka bisa stres dan depresi karena kompulsnya sangat obsesi dan kompulsinya sangat kuat.

"Mikir terus menerus dan ingin melakukan. Kalau dihentikan pun mereka bikin jadi tidak bahagia dan stres," tandasnya.

Gejala kleptomania

Margaretha mengatakan, ada lima kriteria diagnostik yang harus terpenuhi seluruhnya atau gejala pengidap gangguan kleptomania.

1. Kegagalan berulang dalam menghentikan impuls untuk mencuri barang orang lain yang sebenarnya bukan hal yang mendasar yang diperlukan atau sebenarnya ia memiliki kemampuan membeli barang tersebut.

2. Munculnya tekanan atau stres yang begitu tinggi sebelum mencuri sehingga mencuri yang dilakukan bukan sesuatu yang direncanakan.

3. Setelah mencuri muncul kepuasan, kenikmatan, dan kelegaan.

4. Mencuri yang dilakukan bukan untuk balas dendam dan bukan untuk mendapat keuntungan. Bahkan terkadang, barang yang dicuri dibagikan kepada orang lain karena yang penting baginya adalah proses mencuri itu sendiri.

5. Mencuri yang dilakukan bukan karena ia memiliki masalah sosial atau gangguan lain seperti masalah perilaku, bipolar dalam fase mania, dan gangguan kepribadian lainnya.

Pengobatan kleptomania

Margaretha menuturkan, terdapat dua cara untuk mengobati gangguan kleptomania. Yang pertama dengan cara mengontrol obsesi.

Dengan mengontrol obsesi, lanjutnya, dapat mengendalikan kompulsi serta mencegah perilaku mencuri.

"Mengontrol obsesi ini dapat dilakukan dengan pendekatan terapi kognitif dan perilaku. Sedangkan yang kedua yaitu dengan terapi komorbid dari gangguan kleptomania itu sendiri," tutup Margaretha.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/08/19/164342771/pencurian-cokelat-di-alfamart-karena-kleptomania-ini-kata-psikolog-unair

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke