Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peneliti ITK Beberkan Tipe Letusan Gunung Api Bromo

KOMPAS.com - Beberapa dosen dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK) yang tergabung dalam tim penelitian gunung berapi menyampaikan hasil penelitiannya.

Adapun penelitian terkait letusan gunung berapi di Bromo. Gunung api sendiri merupakan suatu bentuk timbulan di muka bumi.

Yakni pada umumnya berupa suatu kerucut raksasa, kerucut terpacung, kubah ataupun bukit yang diakibatkan oleh penerobosan magma ke permukaan bumi. Salah satunya gunung api yang ada di Indonesia adalah Gunung Bromo.

Gunung ini merupakan salah satu dari serangkaian gunung api aktif di Indonesia yang terletak di dalam kaldera Tengger, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Penelitian pada Gunung Bromo

Melansir laman resmi ITK, Kamis (9/6/2022), dalam sejarahnya, tercatat bahwa Gunung Bromo telah mengalami lebih dari 50 kali erupsi sejak 1775.

Berdasarkan catatan sejarah, letusan vulkanik Gunung api Bromo mulai tercatat sejak tahun 1804, erupsinya dapat berlangsung pendek. Namun pencacatan secara berkelanjutan oleh PVMBG dimulai dari 1980-an sampai sekarang.

Menurut penelitian Zaennudin di tahun 2012, ciri erupsi Gunung api Bromo bersifat efusif dan eksplosif dari kawah pusat dengan material yang disemburkan berupa abu, pasir, lapili, dan bom gunung api.

Dari mulai dilakukannya pemantauan aktivitas Gunung api Bromo pada 1986 hingga sebelum erupsi 2015, ada terjadi empat kali erupsi eksplosif, yaitu pada 1995, 2000, 2004 dan 2010.

Erupsi Gunung api Bromo terkadang tidak diiringi oleh gejala awal yang jelas. Erupsinya pada umumnya berlangsung berbulan-bulan, kecuali pada saat erupsi eksplosif pada juni 2004 yang berlangsung sangat singkat hanya terjadi kurang lebih selama 20 menit.

Berdasarkan pengolahan data di dapatkan beberapa tipe letusan vulkanik di gunung api Bromo. Data yang digunakan adalah data dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung.

Pengolahan data di lakukan dengan analisis waveform dan spectral dari sinyal yang di dapatkan. Analisis waveform merupakan analisis yang dilakukan dengan melihat pola sinyal gelombang yang terbentuk dari gempa vulkanik.

Dalam analisis ini dapat membedakan jenis event gempa yang terjadi secara visual. Dengan karakteristik yang sudah di tentukan atau berdasarkan karakteristik gempa vulkanik dari minakami.

Data gempa yang terekam pada seismograph berupa data yang memiliki domain waktu, sehingga perlu diterapkan fungsi transformasi Fourier untuk mengubah domain waktu ke domain frekuensi.

Letusan vulkanik tipe B

Pada penelitian ini, digunakan analisis FFT (Fast Fourier Transform) untuk mengetahui spektral frekuensi suatu data. Salah satu tipe letusan gunungapi Bromo adalah letusan vulkanik tipe B.

Sementara letusan vulkanik tipe B secara visual menunjukan kedatangan gelombang P dan kedatangan gelombang S yang tidak jelas.

Kandungan frekuensinya dapat dilihat dari intensitas spectrum amplitude pada spektogram.

Dilihat dari hasil interpretasi pada spektogram masing-masing stasiun memiliki spectrum amplitude yang berbeda tetapi mempunyai range frekuensi yang hampir sama.

Dengan mengetahui range frekuensinya maka kita dapat mengkarakterisasi tipe event gempa vulkaniknya.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/06/14/123920871/peneliti-itk-beberkan-tipe-letusan-gunung-api-bromo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke