Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

ICFBE 2022: Pandemi Covid-19 Segera Berlalu dan Revitalisasi Ekonomi

KOMPAS.com - Fakultas Bisnis President University (PresUniv) kembali menggelar International Conference on Family Business and Entrepreneurship (ICFBE) yang tahun ini memasuki tahun ke-6 dan diselenggarakan secara hibrid di Kuta, Bali, pada 2 Juni 2022.

Sebagai informasi, ICFBE merupakan ajang yang mempertemukan kalangan akademisi, praktisi bisnis dan pemerintah. 

Untuk ICFBE tahun ini, Fakultas Bisnisn PresUniv mengusung tema "Back in Business" dan berkolaborasi dengan Universitas Triatma Mulya, Badung, Bali.

Lebih dari seratus partisipan hadir dari Indonesia, Amerika Serikat, Belanda, Hungaria, Belgia, Cina, India, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

"Konferensi ini adalah platform terbaik bagi semua sektor terkait untuk mendukung agenda pemerintah dalam memulihkan dan merevitalisasi perekonomian nasional setelah beberapa tahun berjuang menghadapi pandemi," jelas Rektor PresUniv Prof. Chairy.

Chairy optimis, konferensi akan membuahkan hasil,dan panitia dapat merangkumnya dalam buku prosiding. “Buku ini akan bermanfaat tidak hanya bagi kalangan akademisi dan dunia usaha, tetapi juga para kalangan pemerintahan dan para pemangku kepentingan lainnya,” ucap Chairy.

ICFBE 2022 terbagi dalam dua sesi. Untuk sesi pertama adalah diskusi panel yang menghadirkan para pembicara dari dalam negeri maupun luar negeri. Lalu, sesi kedua berupa sesi pararel oleh para akademi dari berbagai negara.

Mereka memaparkan hasil riset terbaru tentang family business. Parallel session ini dibagi dalam beberapa sesi sesuai dengan topik penelitian, yakni Family Business Management, Hospitality and Tourism Business, Retail Business Resilience, Digital Business, Wealth Management, Business Strategy and Policy, dan Technology Advancement in Business.

Semua orang kembali berbisnis

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Jony Oktavian Haryanto, Sekretaris Yayasan Pendidikan Universitas Presiden (YPUP) mengungkapkan, saat ini pandemi Covid-19 di Indonesia dan berbagai negara hampir berakhir.

“Musim dingin segera berlalu, dan musim semi akan segera tiba. Semua orang akan kembali berbisnis, kembali bekerja, sehingga kami berharap dunia dapat segera kembali normal,” katanya.

Adhi S. Lukman, salah pembicara memaparkan, pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya tren perubahan perilaku konsumen. Banyak konsumen saat ini lebih memperhatikan asal produk, kemasan, keamanan makanan, lebih menyukai home delivery, dan makanan yang meningkatkan imunitas.

Ia juga memaparkan berkembangnya tren baru, yakni plant-based food atau makanan yang berasal dari sumber-sumber nabati.

"Masyarakat kelas menengah ke atas cenderung memilih makanan yang lebih sehat dan kebanyakan untuk diet. Ini menjadi kesempatan bagi pelaku bisnis makanan dan minuman untuk melakukan inovasi agar dapat menyajikan makanan yang lebih sehat,” jelas  Adhi.

Untuk mengantisipasi perubahan tren tersebut, lanjut Adhi, para pelaku bisnis membutuhkan dukungan dalam bentuk kebijakan dan peraturan, termasuk inovasi dan teknologi, human capital yang kompeten, memiliki kemampuan yang mumpuni, dan dapat diandalkan.

“Kami juga memerlukan dukungan pemerintah dalam hal infrastruktur dan logistik,” tegasnya.

Isu lain yang dibahas dalam konferensi internasional kali ini adalah dampak pandemi terhadap wanita dan entrepreneurship. Andrea North-Samardzic memaparkan hasil risetnya.

Kata North-Samardzic, pandemi lebih berdampak kepada wanita ketimbang pria. “Namun, ini justru membuat wanita memiliki peluang lebih besar untuk berkembang dan melatih ketahanan asalkan mereka mampu melihat hal itu sebagai tantangan dan peluang,” tegasnya.

Isu entrepreneurship dan family business

Sementara terkait isu entrepreneurship, Gerard H. Dericks, memberikan beberapa tips untuk menjadi pengusaha sukses. Katanya, “cobalah untuk menemukan hal yang dapat kita nikmati saat kita melakukannya. Lalu, lakukan usaha lebih yang lebih keras.”


"Bagi para profesional yang ingin merintis karier sebagai pengusaha," Dericks menyarankan, "fokuslah pada satu bisnis lebih dahulu dalam suatu waktu. Berhentilah bekerja sebagai profesional jika pendapatan dari wirausahanya sudah tiga kali lipat dari gaji sebagai karyawan.” 

Membahas isu yang sama, Neil Towers memaparkan perlunya mendorong lebih banyak lagi pebisnis baru yang lahir dari lingkungan kampus. Towers juga menjelaskan tentang program Growing Indonesia – a Triangular Approach (GITA) yang sedang dikerjakannya.

GITA, papar Towers, adalah sebuah konsorsium yang melibatkan tujuh perguruan tinggi dari Indonesia dan empat dari Eropa. Pendekatan triangular yang diterapkan GITA mencakup pengembangan hubungan kerja sama yang efektif antara perguruan tinggi dan perusahaan.

Kerja sama ini diharapkan akan mampu menanamkan jiwa kewirausahaan pada seluruh pemangku kepentingan di universitas, serta membangun perusahaan baru dari ide-ide dan inovasi yang berkontribusi pada ekonomi lokal maupun daerah.

“Ini dilakukan melalui growth hub yang didirikan kampus,” ungkap Towers. Salah satu bentuk growth hub tersebut adalah SetSail BizAcell, sebuah inkubator bisnis yang didirikan pada tahun 2018 oleh PresUniv.

Pada sesi yang membahas tentang family business, baik Jacob Donald Tan maupun Anton Wachidin Widjaja sepakat bisnis keluarga perlu dikelola secara sistematis dan memiliki nilai serta aturan tersendiri.

Jacob menilai tradisi atau nilai adalah elemen dasar untuk umur panjang dan kesuksesan bisnis keluarga.

“Perlu ada nilai yang tertulis, karena itu berhubungan erat dengan kesuksesan. Ini juga bisa menjadi konstitusi keluarga. Mewujudkannya tidak mudah, tapi itu merupakan ajang rekonsiliasi dalam memelihara hubungan, menjaga harmoni dan sekaligus meningkatkan dinamika dalam bisnis keluarga,” tegas Jacob.

Konferensi ditutup oleh Suresh Kumar, Ketua Pelaksana ICFBE 2022. Ia melaporkan, selama Juni 2022 telah berhasil digelar 115 konferensi internasional di Bali. ICFBE 2022 juga berhasil mengumpulkan 134 makalah.

Suresh Kumar juga menyampaikan, tahun 2023 ICFBE akan diselenggarakan di Hanoi, Vietnam. dan semua peserta diundang untuk kembali berpartisipasi.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/06/05/191317271/icfbe-2022-pandemi-covid-19-segera-berlalu-dan-revitalisasi-ekonomi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke