Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pakar Unair Ungkap 3 Faktor Penyebab Ginjal Kronis di Indonesia

KOMPAS.com - Pakar Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Prof. Mochammad Thaha, dr., PhD., SpPD-KGH., FINASIM., FACP., FASN., menyatakan bahwa ada tiga faktor utama penyakit ginjal kronis di Indonesia. Apa saja itu?

Sebelumnya, dosen FK Unair ini menjelaskan bahwa setiap tahun kasus kematian karena penyakit ginjal di seluruh dunia mengalami peningkatan.

Ia memperkirakan bahwa penyakit ginjal diproyeksikan akan menjadi 5 penyebab kematian tertinggi di dunia pada tahun 2040 mendatang.

Setidaknya 10 persen populasi dunia menderita penyakit ginjal kronis, dan diperkirakan 9 dari 10 penderita tersebut tidak menyadari akan bahaya penyakit yang diidapnya.

Pentingnya literasi kesehatan ginjal

Dalam hal ini, sebuah literasi merupakan hal penting yang harus ditekankan. Tema hari ginjal sedunia pada tahun ini bertujuan untuk memberikan arahan menyeluruh mengenai edukasi dan literasi kesehatan ginjal, mengingat angka kematian akibat penyakit tersebut semakin meningkat.

Hari ginjal sedunia menjadi momentum untuk menciptakan akses yang terjangkau dan merata mengenai penyuluhan kesehatan, perawatan, dan pencegahan penyakit ginjal bagi semua lapisan masyarakat.

"Kesehatan ginjal tentunya berlaku untuk siapa saja dan berlaku dimana saja, mulai pencegahan sampai deteksi dini serta pemerataan akses pelayanan," ujarnya dikutip dari laman Unair, Senin (28/3/2022).

Menurutnya, penyakit ginjal umumnya tidak bergejala sehingga tidak mudah untuk memahami penyakit ini. Akibatnya banyak orang yang tidak mengetahui kapan harus bertindak dan mencari pertolongan medis, mengingat tanda dari datangnya penyakit tidak dapat dilihat dan diraba.

"Dalam hal ini, kesadaran untuk bertindak akan meningkat melalui literasi kesehatan," tambahnya.

Penyebab ginjal kronis

Untuk itu, ia menjelaskan tiga faktor risiko utama terkait penyakit ginjal kronis khususnya di Indonesia, yaitu:

  • hipertensi
  • obesitas
  • diabetes

Ketiganya sangat mempengaruhi terancamnya kesehatan ginjal.

1. Hipertensi

Ia menyebutkan bahwa hipertensi memiliki nilai rerata prevalensi sebesar 34,1 persen pada 34 provinsi, dengan nilai prevalensi per provinsi terendah sebesar 22,2 persen dan prevalensi tertinggi sebesar 44,1 persen.

2. Obesitas

Tak hanya itu, obesitas juga memiliki nilai rerata prevalensi sebesar 21,8 persen pada 34 provinsi, dengan nilai prevalensi per provinsi terendah sebesar 10,3 persen dan prevalensi tertinggi sebesar 30,2 persen.

3. Diabetes

Sedangkan diabetes melitus memiliki prevalensi sebesar 8,5 persen. Nilai rerata prevelensi penyakit ginjal kronis sebesar 3,8 permil pada 34 Provinsi.

"Dengan nilai prevalensi per provinsi terendah sebesar 1,8 permil dan tertinggi sebesar 6,4 permil," terangnya.

Tentu, hal itu membuktikan bahwa penyakit ginjal menjadi ancaman masyarakat akan kesehatan yang kurang terpelihara. Belum lagi, edukasi yang minim terhadap pola kesehatan guna mendukung ginjal yang sehat.

Oleh karenanya, program literasi kesehatan bagi seluruh kalangan perlu digiatkan secara berkesinambungan.

Ia juga memberikan contoh mengenai teknik komunikasi dan kolaborasi yang dapat mendukung perkembangan ide dan solusi dalam tatalaksana pelayanan ginjal.

"Ambil contoh seperti di Instalasi Dialisis RS Universitas Airlangga," sebutnya.

Prof. Thaha mengingatkan, bahwa sebuah informasi yang terpercaya dan bermakna sangat penting untuk disampaikan dalam sebuah literasi.

Banyak hal yang harus dilakukan untuk menjembatani kesenjangan pemahaman akan permasalahan yang ada dan beban komunitas yang timbul akibat penyakit ginjal kronik.

Sebab, tanpa komunikasi yang baik, banyak ide dan solusi tidak akan berhasil diterapkan pada komunitas dan negara yang sebenarnya sangat membutuhkan.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/03/28/110750571/pakar-unair-ungkap-3-faktor-penyebab-ginjal-kronis-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke