Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Asnawi dan Pendidikan Karakter ala Coach Shin Tae Yong

Penulis : Titien Suprihatien | Guru SMPN 11 Batanghari, Jambi

KOMPAS.com - Meski gagal menjadi juaram, keberhasilan Timnas Indonesia melaju ke Final Piala AFF 2020 telah menjadi sumber energi baru yang mampu merekontruksi persatuan bangsa.

Berjuta ekspresi teraktualisasi, semua bergembira dan berdoa untuk kemenangan Indonesia.

Timnas Indonesia yang diperkuat anak muda terbaik bangsa, membelajarkan kita bahwa untuk meraih kemenangan butuh usaha dan kerja keras. Berlatih dengan disiplin tiada malas.

Membangun karakter agar kekuatan menjadi super. Walaupun dianggap underdog namun dapat berlaga tanpa minder.

Permainan yang berlangsung bak drama Korea, mampu menguras emosi pemain dan penontonnya. Ada pendidikan karakter yang dapat kita ambil dari laga semi final piala AFF 2020.

Asnawi Mangkualam, tertangkap kamera ketika mengekpresikan kebahagiaannya atas kegagalan Faris Ramli menjebol gawang Nadeo Argawinata. Tindakan sang kapten mendapat teguran dari pelatih timnas Indonesia Shin Tae Yong.

Pelatih kelahiran Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan 11 oktober 1970 ini marah karena semua pemain sepak bola adalah rekan, begitu juga pemain lawan. Faris Ramli yang kecewa atas kegagalannya tak harus dibuat semakin sedih, karena kesedihan itu merusak jiwa.

Pendidikan karakter di lapangan olah raga ini, sangat penting kita maknai, karena sesungguhnya kemenangan terbesar adalah ketika kita mampu saling menghargai, mengelola emosi dan melahirkan ekspresi positif yang menghangatkan setiap manusia.

Rasa dan empati akan menjadi prestasi paling hebat. Lebih hebat dari kemenangan yang berupa angka-angka.

Shin Tae Yong adalah guru, yang harus menanamkan karakter itu kepada anak asuhnya. Asnawi Mangkualam sang kapten adalah siswa yang berhak mendapatkan bimbingan dari gurunya. Dengan coach yang berkarakter Asnawi mangkualam akan semakin kuat dan berjaya.

Pendidikan karakter di sekolah

Tidak berbeda dengan apa yang sudah kita saksikan dari pertandingan babak semi final piala AFF 2020 antara Indonesia melawan Singapura. Setiap guru di sekolah punya kewajiban dan tanggung jawab besar dalam membentuk karakter siswa.

Guru bukan lah guru jika melakukan pembiaran terhadap indisiplin yang dilakukan siswa. Karena karakter itu tidak bisa tumbuh sendiri, harus ada model yang diteladani.

Semua atlet adalah siswa, pembentukan karakter pada diri mereka bermula dari rumah dan sekolah.

Beberapa nilai karakter yang harus dikembangkan untuk calon atlet

1. Religius

Sikap dan perilaku taat terhadap ajaran agama yang dianut akan membentuk karakter religi seorang atlet, karakter ini akan menjadikan mereka pribadi yang sabar atas kekalahan dan bersyukur atas prestasi yang di raih.

2. Jujur

Dunia olah raga sesungguhnya adalah wadah untuk membangun karakter jujur. Kemenangan, kekalahan, kritikan dan saran adalah hal biasa selama laga berlangsung dengan jujur tanpa dusta. Atlet yang jujur akan mampu menjalani profesinya dengan terbuka.

3. Disiplin

Tidak ada atlet yang bisa meraih prestasi gemilang jika tidak disiplin. Disiplin adalah karakter dasar yang wajib guru tanam dan kembangkan pada diri setiap siswa.

4. Kerja keras

Kerja keras membutuhkan kemauan untuk berjuang sekuat tenaga, memanfaatkan setiap energi dan kemampuan dengan maksimal, tidak mengeluh dan pantang menyerah.

5. Semangat kebangsaan dan cinta tanah air

Kerja keras lahir dari semangat kebangsaan dan cinta tanah air, ketika nama bangsa diteriakkan, ketika merah putih berkibar, ketika Indonesia raya menggelegar maka semangat patriotisme akan berkobar.

Tidak akan ada yang mampu meredam semangat juang jika rasa cinta tanah air itu sudah terpasang.

6. Menghargai prestasi

Tidak mudah menerima kekalahan dan mengakui keunggulan orang lain. Butuh kebesaran hati dan kesucian jiwa raga untuk bisa menghargai prestasi siapa saja, sportifitas, menghormati keputusan sesuai aturan adalah karakter wajib yang harus dimiliki setiap atlet.

Prestasi tertinggi adalah ketika kita menghargai keunggulan orang lain dan menjadikan kegagalan sebagai bahan refleksi diri untuk bangkit dan terus berlatih.

7. Bersahabat

Pertandingan bukanlah perang, lawan tanding bukanlah musuh. Setiap pesaing niscayanya adalah standar yang menjadi tolak ukur kekuatan.

Tak ubahnya seperti guru yang saling berbagi dan berdiskusi setiap atletpun harus bersatu, karena olag raga harus menyatukan bukan memecah dan memisahkan.

8. Tanggung jawab

Tanggung jawab dapat diartikan sebagai kesadaran untuk memenuhi kewajiban. Bertanggung jawab berarti dapat dipercaya, seorang atlet harus bertanggung jawab atas kewajibannya. Kewajibannya adalah berjuang dengan gigih dan menjaga emosi.

Emosi yang terjaga akan membuat atlet memiliki peluang untuk melaksanakan tanggungjawabnya

Dengan siapapun kita berlaga, di lanpangan apa pun kita bersaing, tetap saja kemenangan sebenarnya adalah milik mereka yang jujur, sportif, memiliki empati dan tidak merendahkan orang lain.

Mari belajar dari kerja keras dan semangat kebangsaan yang dimiliki Asnawi mangkualam agar jiwa patriotisme itu juga hadir pada diri kita.

Dan mari belajar dari empati coach Shin Tae Yong agar kita bisa meraih prestasi tertinggi yaitu saling menghormati dan kasih sayang dengan sesama.

https://www.kompas.com/edu/read/2022/01/09/155011671/asnawi-dan-pendidikan-karakter-ala-coach-shin-tae-yong

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke