UPN Veteran Jakarta Ajukan 10 Prodi Raih Akreditasi Internasional

KOMPAS.com - UPN Veteran Jakarta menggelar Review Self Evaluation Report (SER) akreditasi Internasional dari Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA).

Langkah itu dilakukan, demi mewujudkan visi UPN Veteran Jakarta menjadi perguruan tinggi negeri yang berstandar internasional.

Pelaksanaan SER akreditasi internasional dari FIBAA dilakukan secara daring dan luring selama tiga, mulai dari 21-23 Desember 2021.

Tujuannya, agar 10 program studi (Prodi) UPN Veteran Jakarta meraih akreditasi internasional dari FIBAA.

FIBAA merupakan lembaga akreditasi internasional dari Jerman untuk penjaminan dan pengembangan kualitas dalam pendidikan tinggi.

FIBAA telah terdaftar di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Sebanyak 10 prodi yang diajukan UPN Veteran Jakarta untuk meraih akreditasi internasional, yakni: S1 Akuntansi, S1 Manajemen, S1 Ekonomi Pembangunan, dan S1 Ekonomi Syariah.

Kemudian ada S1 Hukum, S1 Farmasi, S1 Keperawatan, S1 Ilmu Komunikasi, S1 Hubungan Internasional, dan S1 Ilmu Politik.

"Alhamdulillah, kami sudah memiliki pusat untuk mengawal akreditasi internasional menjadi komitmen di 2022, tapi kita sudah mulai mempelajari dan memahami dokumen yang di minta dalam akreditasi FIBAA di tahun ini," kata Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu UPN Veteran Jakarta, Satria Yudhia Wijaya melansir laman UPI, Rabu (22/12/2021).

Pada tahap review, Prof. Nurul Barizah dari Universitas Airlangga (Unair) membantu UPN Veteran Jakarta untuk membimbing proses akreditasi internasional Prodi S1 Ilmu Hukum, S1 Manajemen, S1 Akuntansi, S1 Ekonomi Syariah, dan S1 Ekonomi Pembangunan.

Selain itu, Aulia Rahmawati dari UPN Veteran Jawa Timur bertanggung jawab dalam membimbing proses akreditasi internasional Prodi S1 Ilmu Komunikasi, S1 Hubungan Internasional, S1 Ilmu Politik, S1 Keperawatan, dan S1 Farmasi.

"Ini adalah kegiatan ketiga dari proses akreditasi tingkat internasional. Dan alhamdulillah dengan waktu yang cukup singkat sudah berhasil di tahap review," jelas Satria.

Tentu saja, sambung dia, dokumen yang disusun untuk proses akreditas internasional masih banyak kekurangan.

"Maka bimbingan dari para narasumber sangat saya butuhkan sekali," tegas Satria.