Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nur Rizal: Perubahan Pola Pikir Harus Jadi Prioritas Transformasi Pendidikan

KOMPAS.com - Transformasi ekosistem pendidikan SMK tidak dapat dilakukan secara parsial sehingga harus dilakukan secara saling terkait dan berkesinambungan jika ingin melahirkan SDM unggul dan berdaya saing.

Pesan ini mengemuka dalam pelatihan "Penguatan Ekosistem SMK melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan" yang digelar Direktorat Mitra Strategi Dunia Usaha Dunia Industri (Mitras DUDI) Ditjen Pendidikan Vokasi dan Gerakan Sekolah Menyenangkan, 17–19 November 2021 di Kota Tangerang.

Pelatihan diikuti 99 kepala sekolah yang bukan SMK Pusat Keunggulan dari hampir seluruh provinsi Indonesia.

“Pengembangan sekolah khususnya SMK tidak bisa dilakukan secara parsial. Kami melihat bahwa harus ada upaya yang saling terkait dan berkesinambungan guna memastikan investasi yang dilakukan oleh pemerintah bisa optimal,” tegas Saryadi, Pelaksana Direktur Mitras DUDI.

Ia menyampaikan, pelaksanaan pelatihan penguatan ekosistem SMK dengan perubahan paradigma baru ini menunjukkan arah kemeterian yang mulai menganggap perubahan kebijakan perlu dimulai dari perubahan pola pikir manusia dan ekosistem sekolah sehingga diharapkan lebih berdampak secara jangka panjang.

4 strategi perubahan

Gerakan Sekolah Menyenangkan sudah melaksanakan pelatihan perubahan mindset dan pendampingan kepada 10 batch kepala SMK Pusat Keunggulan dan Center of Excellence sejak tahun 2020.

Pelatihan serupa juga pernah diterapkan kepada 100 kepala sekolah SMK di Papua dan Papua Barat pada Maret lalu.

Didukung dengan pendampingan di komunitas Gerakan Sekolah Menyenangkan, upaya ini berdampak pada perubahan ekosistem sekolah di beberapa SMK yang telah mendapatkan pelatihan.

Bahkan, banyak kepala sekolah dan guru bergerak untuk saling bertukar praktik baik secara organik antar sekolah. Rekam jejak GSM ini membuka wawasan baru bagi Mitras DUDI untuk mengadopsi pelatihan perubahan mindset yang awalnya untuk kepala sekolah SMK PK, kemudian berlanjut ke bukan SMK Pusat Keunggulan.

Muhammad Nur Rizal, pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan, sekaligus pemateri, menyampaikan, perubahan mindset adalah prioritas utama yang harus dilakukan untuk mengantisipasi sistem pendidikan ke depan.

Sejalan dengan hal ini, Nur Rizal menyampaikan pihaknya merancang 4 strategi perubahan untuk diimplementasikan kepala sekolah setelah melakukan pelatihan perubahan mindset.

Strategi perubahan tersebut antara lain kepemimpinan sekolah transformatif, lingkungan belajar positif dan keterhubungan sosial, pembelajaran berbasis penalaran dan kesadaran diri, dan pengembangan praktik bersama.

Strategi ini berdampak pada tumbuhnya ekosistem baru yang memberikan ruang bagi setiap murid dan warga sekolah untuk menemukan potensi terbaiknya yang unik dan beragam.

"Memang sudah saatnya kementerian pendidikan memandang permasalahan ini dengan cara pandang yang baru dan lebih fundamental," tegas Nur Rizal.

Sebab, berbagai permasalahan terkait softskill siswa SMK seperti inisiatif yang kurang, tidak tahan tekanan, kurangnya kemampuan komunikasi dan kerjasama, yang sudah larut terjadi harus segera ditemukan jalan keluarnya.

Padahal, penelitian McKinsey menyebutkan bahwa kompetensi di masa depan lebih membutuhkan kemampuan softskills seperti kemampuan berfikir kritis, kreativitas, komunikasi, kemampuan perencanaan, fleksibel, kerjasama, kesadaran diri, dan juga literasi digital.

Pembelajaran personalisasi

Rizal juga mengajak kepala sekolah dan guru-guru di Indonesia untuk mengedepankan ekosistem yang membuat anak-anak lebih kreatif dan beyond the book.

Hal ini sangat ia tekankan agar jumlah orang yang kreatif dan produktif (top class) dapat semakin banyak sehingga anak Indonesia tidak lagi merasa terancam akan posisinya yang terganti dengan robot dan mesin otomasi.

Menurutnya, perubahan itu hanya bisa dijawab dengan paradigma pendidikan yang berorientasi individual kecakapan manusia, bukan pada penyeragaman dan linieritas.

Dengan pembelajaran personalisasi, siswa didorong untuk menemukan versi terbaiknya serta selalu ingin belajar terus menerus memperbaiki diri agar adaptif dengan tuntutan perubahan dunia yang sangat cepat saat ini.

“Sayangnya, seperti keluhan banyak peserta, pelatihan kepada kepala sekolah dan guru yang selama ini terjadi tampak tidak ada korelasi dengan pembiayaan sekolah dan hasil belajar,” ungkap Muhammad Nur Rizal.

Dalam peta jalan pendidikan Indonesia 2020 juga disebutkan permasalahan yang menghambat peningkatan hasil belajar pendidikan adalah hampir tidak adanya korelasi antara pelatihan guru dan bantuan pembiayaan sekolah.

Kesenjangan pemerintah ini coba dipecahkan GSM melalui pelatihan perubahan mindset kepada kepala sekolah dan guru-guru untuk menciptakan ekosistem belajar yang positif serta membangun penalaran dan kesadaran diri siswa.

"Sehingga, ketika Kemdikbudristek meluncurkan kurikulum baru atau kebijakan baru, akan mudah diterapkan tanpa keluar dari substansinya," ujar Nur Rizal.

Pelatihan kepada kepala SMK bukan Pusat Keunggulan ini menjadi lebih menarik karena bisa menjadi awal untuk melakukan pelatihan bagi SMK non-PK lainnya yang jumlahnya lebih banyak. Sehingga, harapannya, terjadi pemerintaaan kualitas pendidikan atas kesenjangan lebar yang terjadi di dunia sekolah.

“Komunitas SMK yang terpapar oleh GSM menjadi lebih luas sehingga GSM memiliki kesempatan untuk melakukan pendampingan komunitas SMK yang lebih beragam. Pada akhirnya, yang mendapatkan manfaat adalah siswa didik kita tanpa terkecuali,” ungkap Nur Rizal.

Nur Rizal berharap pelatihan perubahan mindset GSM ini dapat menciptakan lulusan yang lebih kreatif dan memiliki daya soft skill tinggi, menemukan versi terbaiknya sendiri.

"Perubahan ini akan menerapkan link and match diperluas tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dunia industri, tetapi link and match untuk memecahkan persoalan dunia yang lebih kompleks di masa depan,” pungkas Nur Rizal.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/11/20/111126271/nur-rizal-perubahan-pola-pikir-harus-jadi-prioritas-transformasi-pendidikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke