BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Prasetiya Mulya
Salin Artikel

5 Profesi Terkait Fintech Ini Jadi Incaran di Masa Depan

KOMPAS.com - Beberapa tahun belakangan, istilah financial technology (fintech) semakin terdengar di telinga masyarakat. Istilah ini juga sering dikaitkan dengan perkembangan perusahaan rintisan atau startup di Indonesia.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebagaimana diberitakan Kompas.com, Kamis (22/4/2021), fintech didefinisikan sebagai inovasi pada industri jasa keuangan dengan memanfaatkan penggunaan teknologi. Produk fintech biasanya berupa suatu sistem untuk menjalankan mekanisme transaksi keuangan yang spesifik.

Dengan inovasi tersebut, layanan keuangan yang disediakan bisa dengan mudah diakses oleh pengguna. Bahkan, prosesnya pun dapat dipercepat ketimbang layanan non-fintech.

Seiring dengan perkembangan teknologi, perusahaan rintisan yang bergerak di sektor fintech pun mulai bermunculan. Berdasarkan laman fintech.id milik Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), sebanyak 335 perusahaan fintech telah bergabung dalam AFTECH per November 2021.

Kinerja sektor fintech pun sudah teruji selama masa pandemi Covid-19. Sektor ini berhasil bertahan dan tumbuh meski terjadi krisis ekonomi akibat pagebluk.

Diberitakan oleh Kontan.co.id, Jumat (4/12/2020), hasil Studi Penilaian Cepat Pasar Fintech Global Covid-19 menunjukkan bahwa 12 dari 13 sektor fintech tumbuh selama pandemi.

Riset yang diluncurkan oleh Cambridge Centre for Alternative Finance itu menyebutkan bahwa 60 persen perusahaan yang disurvei selama pandemi bahkan meluncurkan produk atau layanan baru atau mengembangkan produk yang telah ada sebelumnya.

Melihat kinerja tersebut, sektor fintech dapat dijadikan pilihan tepat untuk meniti karier. Terlebih, sektor ini bakal terus berkembang seiring pertumbuhan teknologi digital.

Lalu, apa saja profesi yang dicari perusahaan fintech? Berikut ulasannya.

1. Business development

Seperti diketahui, business development (BD) merupakan profesi yang dibutuhkan pada hampir setiap perusahaan. Pasalnya, BD memiliki peran penting untuk kemajuan perusahaan.

Tidak sedikit orang beranggapan bahwa BD sama seperti sales. Namun, dua profesi tersebut sebenarnya berbeda. Melansir Forbes.com, BD bertugas menciptakan nilai jangka panjang untuk perusahaan melalui pelanggan, pasar, dan juga relasi bisnis.

Dengan demikian, seorang BD bertanggung jawab untuk mencari cara supaya interaksi dengan pelanggan, pasar, dan relasi bisnis dapat menciptakan peluang bagi perusahaan untuk terus tumbuh.

Tak hanya menciptakan peluang, seorang BD juga harus memiliki strategi jangka panjang agar perusahaan dapat berkembang.

Sama seperti perusahaan pada umumnya, perusahaan fintech juga membutuhkan seorang BD yang bertugas mengembangkan bisnis. Kamu bisa melirik posisi BD di fintech pembiayaan atau asuransi.

2. Venture capitalist

Pernah mendengar berita bahwa sebuah startup mendapat suntikan modal hingga ratusan miliar dari investor? Suntikan modal ini biasanya berasal dari perusahan keuangan yang umum disebut venture capital (VC).

Biasanya, VC memberikan modal kepada startup kecil yang memiliki potensi besar dalam jangka panjang. Adapun dana yang disuntikkan VC didapat dari gabungan beberapa pihak, seperti investor perorangan, investasi bank, dan lembaga keuangan.

Agar pengelolaan dana tersebut berjalan dengan baik, VC membutuhkan venture capitalist. Jabatan ini bertugas memberikan saran dan menilai startup yang bakal punya prospek di masa depan. Dengan begitu, dana yang dibenamkan bisa mendapatkan imbal keuntungan.

Kemudian, seorang venture capitalist juga bertugas menerima dana dari investor dan mendistribusikannya kepada startup potensial. Posisi ini juga bertugas mengawasi dan mengelola dana yang diberikan kepada startup.

Adapun VC biasanya mendapatkan keuntungan dari imbal hasil investasi yang diberikan kepada startup setelah perusahaan go publics atau diakuisisi.

3. Treasury manager

Profesi berikutnya yang juga dicari oleh perusahaan fintech adalah treasury manager. Treasury manager bertanggung jawab atas kondisi likuiditas perusahaan.

Seorang treasury manager harus memastikan kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi baik untuk menjalankan bisnis. Tugas dari treasury manager dimulai dari mengelola modal kerja, kas, investasi, hingga penggalangan dana.

Selain itu, seorang treasury manager juga harus dapat memberikan solusi keuangan yang menguntungkan perusahaan jika likuiditas perusahaan sedang tidak baik.

4. Investment analyst

Pada dasarnya, investment analyst atau analis investasi mirip dengan analisis finansial. Analis investasi memiliki tugas untuk mengumpulkan informasi, melakukan penelitian, serta menganalisis aset berupa saham, obligasi, mata uang, dan komoditas.

Seorang analis investasi juga menafsirkan data yang didapatkan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan, perkembangan harga, penyesuaian mata uang, serta fluktuasi hasil.

Dari hasil analisis tersebut, analis investasi dapat merekomendasikan peluang investasi yang tepat bagi perusahaan.

Analis investasi dapat bekerja di perusahaan manajemen investasi, pialang saham, bank, dan perusahaan rintisan di sektor fintech.

5. Research analyst

Seorang research analyst atau analis riset pasar memiliki tugas untuk menyurvei dan menganalisis produk yang sedang tren di pasar, utamanya terkait keuangan dan ekonomi. Hasil dari analisis tersebut berupa data statistik yang dapat dijadikan sebagai strategi pemasaran sebuah perusahaan.

Selain itu, analis riset pasar juga berperan penting untuk membantu perusahaan dalam menyiapkan laporan penjualan. Pasalnya, baik nasabah maupun perusahaan membutuhkan info terkini mengenai hal-hal yang berdampak pada alokasi investasi.

Perusahaan yang bergerak di sektor keuangan, sekuritas, dan juga fintech membutuhkan seorang research analyst untuk membantu mengikuti tren pasar dan keinginan konsumen.

Itulah kelima profesi yang bisa dipilih untuk berkarier di sektor fintech. Untuk menjangkau kelima profesi ini, kamu membutuhkan modal ilmu pengetahuan terkait fintech.

Kamu bisa memilih perguruan tinggi yang menyediakan program Fintech untuk mendalami ilmu tersebut, seperti Universitas Prasetiya Mulya.

Di Indonesia dan Asia Tenggara, Universitas Prasetiya Mulya merupakan universitas pertama yang membuka program S1 Financial Technology. Keberadaan program ini merupakan jawaban Universitas Prasetiya Mulya atas kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di sektor fintech.

Untuk diketahui, program Financial Technology Universitas Prasetiya Mulya sudah berafiliasi dengan Chartered Financial Analyst (CFA). CFA sendiri merupakan program sertifikasi bergengsi di bidang keuangan yang dikenal secara internasional dan diakui oleh lebih dari 100 negara.

S1 Fintech Universitas Prasetiya Mulya juga sudah menerapkan standardisasi global dan mengintegrasikan kurikulum dengan CFA Candidate Body of Knowledge (CBOK).

Program tersebut menggunakan pengantar berbahasa Inggris dan terbuka bagi mahasiswa  Indonesia dan asing. Para mahasiswa akan mempelajari berbagai ilmu bisnis yang berhubungan dengan teknologi digital, seperti Introduction to Fintech-Money and Marketplace, Digital Economy, Data Analytics and Forecasting, dan Fintech-Infrastructure Fintech.

Mahasiswa S1 Fintech Universitas Prasetiya Mulya juga berkesempatan mengikuti acara internasional di bidang finansial. Salah satunya, Indonesia Investment Banking Competition (IIBC) yang diadakan setiap tahun oleh Finance and Investment Society (FIS) Universitas Prasetiya Mulya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai program S1 Fintech di Universitas Prasetiya Mulya, silakan klik tautan berikut ini.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/11/20/090900071/5-profesi-terkait-fintech-ini-jadi-incaran-di-masa-depan

Bagikan artikel ini melalui
Oke