Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rektor Menentukan Kemajuan dan Keberlanjutan Universitas

PADA dasarnya setiap manusia memiliki potensi untuk menjadi seorang pemimpin. Namun, kadang tidak semua orang menyadari hal itu dan tidak semua mampu menggali serta mengembangkan potensi tersebut.

Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah karena ia harus memiliki pengetahuan, pengalaman, dan kualitas-kualitas tertentu.

Dalam konteks pendidikan tinggi, rektor adalah pemimpin yang tampil sebagai figur representatif dari suatu universitas, dan menjadi aktor utama dalam membangun citra serta reputasi suatu perguruan tinggi di mata publik.

Pemilihan rektor idealnya diselenggarakan secara adil, jujur, dan menjunjung tinggi prinsip demokrasi.

Pemilihan semestinya dilakukan melalui sistem meritokrasi dengan kualifikasi yang ketat dan bertanggungjawab karena rektor memegang peranan sentral dalam menentukan nasib dan keberlanjutan suatu perguruan tinggi.

Secara mekanisme, rektor di perguruan tinggi negeri (PTN) dipilih melalui serangkaian regulasi yang telah diatur dan ditetapkan oleh Kemendikbudristek.  Sedangkan, di perguruan tinggi swasta (PTS), rektor dipilih melalui statuta yang diatur oleh Yayasan sebagai Badan Penyelenggara.

Terutama di PTS, pemilihan rektor seharusnya dilakukan secara selektif karena sebenarnya tantangan memimpin sebuah PTS jauh lebih berat dibandingkan dengan menjadi rektor PTN.

Selain harus mampu mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, rektor PTS juga harus berpikir tentang keberlanjutan kampus. 

Mengapa demikian?

Sumber dana PTS umumnya berasal dari besarnya jumlah mahasiswa dan sumber lain (jika ada) sehingga rektor PTS harus cerdas dalam pengelolaan finansial.

Rektor PTS juga dituntut memiliki kreativitas yang tinggi supaya operasional kampus tetap berjalan, mutu dan kualitasnya terjaga, dan sisi lain dosen serta karyawannya juga sejahtera.

Terlebih untuk PTS yang sedang berkembang. Rektor dan timnya harus ekstra kerja keras untuk menghimpun dana yang memadai dari mahasiswa, memperbaiki sistem pengelolaan, dan pengembangan SDM hingga mutu universitas agar bisa memperoleh kepercayaan masyarakat.

Kualitas-kualitas yang harus dimiliki seorang rektor

Karena pentingnya peran seorang rektor bagi keberlanjutan suatu universitas, memilih rektor harus dilakukan secara hati-hati dan sangat selektif. Calon rektor harus memiliki kualifikasi tertentu baik secara administratif maupun kualitas.

Pada dasarnya rektor adalah dosen yang diberikan tugas tambahan selama periode tertentu melalui jabatan struktural.

Artinya, secara fungsional dan posisi akademik, ia sebenarnya sama saja dengan dosen-dosen yang ada di perguruan tinggi. Hanya saja ia memiliki tanggung jawab dan beban kerja lebih di luar Tri Dharma (pengajaran, penelitian, dan pengabdian).

Rektor harus mampu memajukan institusi sesuai dengan visi, misi, serta tujuan universitas yang tercermin melalui serangkaian rencana program kerja, terutama terkait Tri Dharma perguruan tinggi serta berbagai tugas lain yang diberikan Kemendikbudristek atau Yayasan.

Merujuk pada hal di atas, seorang rektor harus memiliki wawasan luas, daya analitik serta kreativitas yang tinggi untuk menangani berbagai permasalahan secara holistik, komprehensif, dan yang terpenting mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif.

Berikut beberapa kualitas yang harus dimiliki untuk menjadi seorang rektor, antara lain:

Kemampuan akademik, secara akademik rektor sebaiknya dipilih dari dosen yang idealnya bergelar doktor dengan jabatan akademik profesor atau minimal lektor kepala.

Dalam konteks ini, jabatan akademik dosen (JAD) rektor diharapkan bisa memotivasi seluruh dosen untuk studi lanjut dan menaikan jabatan akademik mereka.

Kualitas akademik ini diharapkan dapat berdampak positif di aspek lain karena kualitas akademik rektor dan seluruh dosen di suatu perguruan tinggi dapat menaikkan citra dan reputasi universitas di mata masyarakat, stake holder, dan bahkan perguruan tinggi lainnya.

Meskipun demikian, untuk PTS yang sedang berkembang, dimungkinkan kriteria ideal tersebut disesuaikan dengan kondisi SDM yang tersedia dengan berpedoman pada statuta, dan tetap memperhatikan kualitas kinerja, rekam jejak, dan integritasnya terhadap institusi.

Memiliki jiwa kepemimpinan (leadership) sangat penting dimiliki oleh seorang rektor. John C Maxwell mengatakan, "a leader is one who knows the way, goes the way, and shows the way".

Artinya, seorang rektor yang juga sebagai leader harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk bisa membimbing serta memotivasi timnya.

Selain itu, rektor juga harus mampu memberikan pengaruh positif bagi timnya. Ia dikagumi karena karakter pribadinya yang kuat serta nilai-nilai yang dibawanya ke dalam organisasi.

Ia bukanlah seorang bos yang memanfaatkan wewenang yang melekat pada jabatannya untuk bersikap otoriter, "bertangan besi", dan mengendalikan orang lain demi kepentingan pribadi atau golongan.

Leadership merupakan syarat penting dan salah satu faktor kunci keberhasilan dan majunya suatu universitas.

Seorang rektor tidak berkerja sendirian (one man show) melainkan secara tim (teamwork) sehingga ia harus mampu merangkul, bekerjasama, dan mendengar aspirasi tim untuk mencapai tujuan bersama.

Ia harus menjadi komunikator sekaligus mediator yang efektif terutama di lingkungan internal. Artinya, ia harus mampu menjadi pendengar dan penasihat yang baik bagi anggota timnya demi menciptakan keseimbangan dan kesinambungan di lingkungan kampus.

Seorang rektor yang cerdas juga paham betul bagaimana memilih tim struktural yang akan mengisi posisi penting di universitas dengan mempertimbangkan banyak aspek dan kualitas anggota timnya secara adil bukan hanya karena faktor kedekatan atau kepentingan politis semata.

Memiliki manajemen emosi yang baik adalah salah satu kualitas penting yang wajib dimiliki oleh seorang rektor. Artinya, ia harus mampu mengendalikan egonya demi kepentingan bersama, bukan kepentingan pribadi maupun golongan.

Sebagai manusia, seorang rektor harus sudah selesai dengan pergulatan dirinya sendiri sehingga ia dapat secara penuh mencurahkan perhatiannya serta mendedikasikan dirinya untuk kemajuan serta keberlangsungan universitas.

Selain itu, ia juga sudah harus mampu melepaskan atribut personalnya, termasuk prodi atau fakultas tempat ia berasal, dan harus berdiri atas nama universitas untuk berpikir tentang kemajuan semua fakultas secara menyeluruh ke arah yang lebih baik.

Kemampuan manajerial wajib dimiliki oleh seorang rektor karena mutu, kualitas dan keberlangsungan universitas dapat dilihat dari strategi pengelolaan sumber daya, terutama terkait dengan SDM (akademik maupun non-akademik), keuangan, sarana dan prasarana, kerja sama dengan berbagai mitra.

Dalam konteks ini, (terutama di PTS) rektor harus kreatif, inovatif, dan memiliki kemampuan problem solving serta berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills) karena ia harus mampu menbangun networking, mengembangkan strategi, dan antisipasi untuk membangun reputasi dan keunggulan demi keberlanjutan institusi di masa yang akan datang.

Kualitas ini memang tidak terkait langsung dengan kepakaran atau latar belakang akademik rektor. Kemampuan manajerial bisa didapatkan dari pengalaman. Oleh karena itu,  ia harus terus mengasahnya untuk mempertajam intuisi kepemimpinannya.

Singkatnya, kemampuan manajerial seorang rektor secara potensial akan berdampak positif terhadap mutu universitas dan menjamin kepercayaan masyarakat.

Keteladanan rektor di aspek ini akan menentukan kemajuan dan keberlanjutan institusi dan sekaligus dapat menjadi role model bagi rektor di universitas lainnya.

Kesimpulannya, untuk menjadi rektor dibutuhkan kesiapan, integritas, totalitas, dan kemampuan dalam berbagai aspek.  Ia tidak hanya menjadi citra, tetapi juga faktor penentu atau ujung tombak keberhasilan suatu perguruan tinggi.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/10/11/122033271/rektor-menentukan-kemajuan-dan-keberlanjutan-universitas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke