Mahasiswa Unnes Manfaatkan Limbah Ini Jadi Genteng Ramah Lingkungan

KOMPAS.com - Salah satu limbah pertanian ini ternyata bisa dimanfaatkan. Oleh tiga mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes), serat pelepah pisang dijadikan sebagai bahan campuran pembuatan genteng elastis dengan teknik cetak tekan.

Tiga mahasiswa itu jadi satu tim pada kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Ketua TIM PKM Elok Ana Nuraini menjelaskan awal muda ide penelitian tersebut.

Menurutnya, ide itu berawal dari beberapa permasalahan di lingkungan sekitar yaitu pembangunan tempat-tempat yang semakin meningkat.

Disamping itu juga karena belum maksimalnya pemanfaatan limbah pertanian pelepah pisang. Untuk itu mereka mencoba melakukan penelitian.

"Seiring dengan pertumbuhan penduduk maka tidak akan memungkiri realita, sehingga peningkatan jumlah pembangunan pun akan terjadi," ujar Elok seperti dikutip dari laman Unnes, Kamis (5/8/2021).

Dijelaskan, dalam pembangunan tersebut terdapat salah satu material yang menjadi aspek penting yaitu atap, atap memerlukan kondimen berupa genteng. Disisi lain, limbah pelepah pisang belum maksimal dalam pemanfaatannya.

"Padahal pelepah pisang ini memiliki segudang manfaat, selain dibuat kerajinan dapat dijadikan bahan baku atau campuran produk penguat," imbuh Elok.

Berdasarkan informasi, serat pelepah pisang memiliki sifat mekanik yang baik karena mengandung:

1. selulosa 63-64 persen

2. hemiselulosa 20 persen

3. kandungan lignin 5 persen

Sehingga pelepah pisang baik sebagai bahan baku atau campuran produk penguat.

"Untuk itu, tim kami merasa perlu memberikan kontribusi untuk mengatasi permasalahan pemenuhan kebutuhan genteng sebagai akibat dari peningkatan pembangunan tempat-tempat dan permasalahan pemanfaatan limbah pertanian pelepah pisang yang belum maksimal," jelasnya.

Karenanya, ia berharap dalam kegiatan PKM ini dapat memberikan informasi dan wawasan terbaru kepada masyarakat.

Tentu mengenai pemanfaatan limbah pertanian pelepah pisang sebagai upaya mengatasi kebutuhan genteng ramah lingkungan yang meningkat.

Adapun tim lain ialah Leni Sintawati dan Luthfi Hanum Saputri yang semuanya dari Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).