Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bantu Redakan Nyeri Otot Pasien Post Covid, Dosen UMY Lakukan Inovasi Ini

KOMPAS.com - Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membuat inovasi menarik berupa produk yang berguna bagi pasien Covid-19.

Secara khusus, produk berupa alat fisioterapi infra red berbasis android ini diperuntukkan bagi pasien post Covid yang sedang menjalani pemulihan pasca terinfeksi Covid-19.

Bahkan alat ini juga mudah digunakan karena sudah berbasis android yang bisa dikendalikan sendiri hanya dari perangkat ponsel pintar.

Ternyata, inovasi ini dibuat dalam rangka meningkatkan kinerja pengabdian serta kontribusi nyata perguruan tinggi kepada masyarakat saat pandemi Covid-19.

Dengan dukungan dari Lembaga Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UMY, Dosen Prodi Magister Manajemen Rumah Sakit UMY, Dr. Elsye Maria Rosa, S.K.M., M.Kes., membuat inovasi tersebut bersama timnya.

Redakan rasa nyeri otot

Saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/6/2021), Elsye yang juga Ketua Tim Pengusul Pengabdian Masyarakat tersebut mengatakan bahwa dirinya membuat inovasi infra merah berbasis android agar mudah digunakan oleh pasien post covid.

"Ini adalah alat fisioterapi untuk mengurangi rasa nyeri otot pada pasien post Covid. Tentu alat yang mudah digunakan sendiri," ujarnya.

Adapun cara penggunaannya ialah alat infra merah itu harus terhubung dengan ponsel pintar berbasis android yang sudah di-install dengan aplikasi buatan Elsye dan timnya.

Menurutnya, pasien yang pernah sakit Covid-19 terutama para lansia masih sering merasakan nyeri otot. Untuk itulah dia coba berinovasi membuat alat fisioterapi yang mudah digunakan.

Bahkan semua dapat dikontrol dengan mudah dari ponsel pintar. Seperti lama penggunaan, daya pancar infra merah dan lain-lain.

"Jadi, tujuan dari alat ini untuk membantu pasien mengurangi rasa nyeri di ototnya. Sehingga pasien menjadi lebih nyaman," tuturnya.

Tak hanya itu saja, infra merah ini juga bisa digunakan bagi pasien positif Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah.

Selain orang tua, anak-anak juga dapat menggunakan alat ini. Bahkan ada banyak manfaatnya selain bagi pasien Covid-19.

Diantaranya membantu meredakan berbagai penyakit seperti pilek, asma, gangguan sirkulasi darah atau bisa pula untuk bayi yang sedang pilek.

Hal ini, karena efek dari panas sinar infra merah bisa membantu dalam mengurangi nyeri karena ketegangan otot-otot.

Alasan pakai infra merah

Kenapa dengan infra merah? Elsye menjelaskan bahwa infra red adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio.

Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"), dan merah merupakan warna dari cahaya tampak dengan panjang gelombang terpanjang.

Sinar infra red untuk terapi dapat menggunakan sinar matahari dan sinar buatan. Selain itu, pada pasien, infra red telah terbukti meredakan penyakit paru obstruktif kronik dan asma bronkial.

Dalam bidang medis, sinar infra merah digunakan untuk terapi terhadap suatu penyakit. Terapi ini bersifat fisioterapi maksudnya adalah pengobatan yang dilakukan secara fisik dengan menggunakan pancaran radiasi sinar infrared yang dihasilkannya.

Lebih lanjut, Elsye menerangkan bahwa inovasi ini adalah bagian dari pengabdian masyarakat dalam pembuatan alat Teknologi Tepat Guna (TTG).

Di samping itu, alat fisioterapi ini juga telah diikutkan pada Pameran Teknologi Tepat Guna untuk Kemandirian Bangsa di Gedung Perpustakaan lantai 2 UMY, Jumat (9/4/2021).

Alat Terapi Infra-red berbasis Android ini dibuat Elsye bersama timnya, terdiri dari:

1. Dr. Iswanto, S.T., M.Eng., IPM yang membantu membuat alat Infra Red.

2. Erika Loniza, S.T., M.Eng., yang membantu membuat prototype alat Infra Red.

3. Ipin Prasojo, S.Pd.T., M.Kom., yang membantu membuat alat Infra Red.

4. Noor Ridha M, mahasiswa yang membangun aplikasi alat terapi infra red berbasis android.

Meski demikian, alat ini masih dalam tahap penelitian dan menjadi bagian dari pengabdian kepada masyarakat. Sehingga masih ada penyempurnaan lebih lanjut.

"Harapan ke depan tentunya alat ini bisa mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan bisa dikomersialkan," harapnya.

Ini karena seiring kondisi pandemi yang belum berakhir dan banyaknya pasien Covid-19, maka membutuhkan alat fisioterapi yang tepat guna bagi pasien Covid-19.

Dihibahkan ke panti asuhan

Usai diikutkan pada pameran, hasil inovasi tersebut kemudian dihibahkan kepada Panti Asuhan Muhammadiyah Putra Daarusubusi Wates yang terletak di Wates Kulonprogo DIY.

Panti asuhan ini menjadi mitra dari tim Elsye sebagai tempat pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat.

Terpisah, salah satu pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah Putra Daarusubusi Wates, Ustad Kadirun merasa senang karena mendapat bantuan alat fisioterapi tersebut.

"Alat ini sangat membantu kami, terutama bagi para pengurus panti yang sudah berusia lanjut dan sering mengeluh sakit," ucapnya.

Hanya saja, di panti asuhan tersebut belum ada warganya yang terkonfirmasi Covid-19. Namun, alat ini bisa digunakan ketika pengurus merasa lelah, pegal-pegal atau sakit di persendian.

"Sesuai petunjuk penggunaan, kami bisa memakai alat ini sekitar 10 menit. Kami yang tadinya pegal-pegal atau nyeri otot dan pakai alat ini kemudian bisa reda sakitnya," ungkap Ustad Kadirun.

Bukti kontribusi UMY untuk masyarakat

Sementara itu, Kepala Divisi Pengabdian dan Pelayanan Masyarakat LP3M UMY Dr. Adhianty Nurjanah, M.Si., mengapresiasi hasil inovasi dari Elsye dan timnya.

Ini menjadi salah satu bukti nyata dan bentuk kontribusi UMY terutama dalam situasi pandemi Covid-19. Sehingga dihasilkan karya tepat guna untuk masyarakat.

"Kami mengapresiasi positif hasil inovasi tepat guna dari ibu Elsye dan timnya. Karena produknya bisa bermanfaat bagi masyarakat," ucapnya.

Bahkan terpenting, hasil inovasi ini dibuat dengan mudah, murah, aplikatif dan benar-benar memberikan solusi terutama membantu pemerintah dalam hal penanganan pandemi Covid-19.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/06/23/150540471/bantu-redakan-nyeri-otot-pasien-post-covid-dosen-umy-lakukan-inovasi-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke