Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Cerita 2 Guru Hebat Ikut Wardah Inspiring Teacher yang Diasah Terus Kompetensinya

KOMPAS.com - Salah satu kunci dari keberhasilan bangsa itu terletak pada pendidikan. Akan tetapi, bagaimana dengan pendidikan di Indonesia?

Apakah sudah maju? Ternyata belum. Ini karena kualitas pendidikan di Indonesia masih belum merata. Hal ini nampak dari kurangnya tenaga pendidik atau guru di suatu daerah, hingga minimnya infrastruktur penunjang pendidikan.

Di samping itu, masih ada beberapa pendidik yang kompetensinya kurang. Padahal, kunci dari keberhasilan masa depan bangsa itu terletak pada kualitas sumber daya manusianya.

Untuk itulah, PT Paragon Technology and Innovation tergerak ingin memajukan pendidikan di Indonesia dengan mengemas suatu program yang menarik.

Tingkatkan kompetensi guru

Program itu bernama Wardah Inspiring Teacher (WIT). Dimulai sejak 2017, kini WIT bakal kembali digelar untuk yang keempat kalinya.

Lantas, apa itu Wardah Inspiring Teacher? Ternyata, ini adalah program apresiasi persembahan dari Wardah kepada guru-guru inspiratif di Indonesia.

Menurut Suci Hendrina selaku Head of Corporate Communication & CSR Paragon Technology and Innovation, apresiasi diberikan dalam bentuk rangkaian pelatihan dengan tujuan meningkatkan inovasi dan kompetensi guru.

"Jadi intinya, pelatihan dari WIT ini bisa meningkatkan kapasitas guru," ujar Suci pada program Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Angkatan ke-2 gelaran Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) kolaborasi dengan PT Paragon Technology and Innovation secara virtual, Rabu (9/6/2021).

Atau, lanjut Suci, guru ketika mengajar tidak hanya terpaku pada pemberian ilmu eksak saja, tetapi bisa membentuk karakter siswa.

Berbicara Wardah Inspiring Teacher, program ini dimulai sejak 2017 yang digelar di Kota Yogyakarta. Peserta ialah guru dari jenjang PAUD hingga SMA.

Kemudian program kembali dilaksanakan pada 2019, 2020 (secara daring) dan juga akan berlangsung di 2021 ini.

Pada kesempatan itu, Paragon juga menghadirkan alumni Wardah Inspiring Teacher 2019 dan 2020 untuk berbagi pengalamannya menjadi peserta WIT.

Wadah berbagi pengalaman guru

Seperti yang diungkapkan salah satu alumni WIT 2019, Anggi Rizka Pustika yang juga guru SDN Bogem 2 DIY, peran guru itu penting bagi pendidikan.

Anggi yang telah mengabdi sebagai guru di berbagai SD tersebut merasa bahwa kompetensinya perlu ditingkatkan.

Bahkan ketika ikut program ini dia merasa punya wadah untuk saling berbagi pengalaman dengan peserta lain yang berasal dari berbagai daerah.

"Ketika saya ikut pelatihan ini, ada narasumber yang mendorong peserta untuk lebih percaya diri dan menarik di hadapan siswa," kata Anggi.

Selain itu, Anggi juga bercerita bahwa dirinya mendapat tugas untuk membuat suatu media pembelajaran namun yang sesuai dengan keinginan siswanya.

Sebelumnya, Anggi coba melakukan riset kecil yakni mencari tahu apa yang dibutuhkan siswa di kelas, apa masalah di kelas. Sehingga media pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan siswa di mana dia mengajar.

"Namun terpenting, ketika ikut program Wardah Inspiring Teacher ini ialah saya belajar bersama dengan teman-teman guru lain yang ternyata itu jauh lebih aplikatif dibanding hanya mendapat teori-teori saja," terangnya.

Pesan lain yang disampaikan Anggi ialah Wardah Inspiring Teacher diibaratkan seperti Multi Level Marketing (MLM).

Kenapa demikian? Ini karena ia merasa bahwa kebaikan dari WIT ini tidak akan putus. Sebab, mampu membuka jaringan lain untuk saling berbagi antara guru satu dengan guru yang lain.

Karena kegigihan Anggi, akhirnya ia berkesempatan dan jadi perwakilan guru di DIY untuk belajar di salah satu negara dengan pendidikan terbaik di dunia yakni di New Zealand.

Guru harus saling berkolaborasi

Cerita lain tak kalah menarik disampaikan oleh alumni WIT tahun 2020, Ika Ayu Pratiwi guru TKIT VMC Depok Jawa Barat.

Menurutnya, di WIT itu bukan suatu kompetisi. Melainkan suatu pelatihan kepada guru untuk saling mengisi dan berkolaborasi.

"Awalnya saya kira ini suatu kompetisi. Tidak terpikir ini adalah pelatihan. Saya juga sempat bercerita pada murid-murid tentang program pelatihan ini, dan ternyata mereka mendukung dan siap mendaftarkan saya sebagai guru yang menginspirasi," ungkapnya.

Namun setelah masuk Wardah Inspiring Teacher ini, ia tidak menyangka karena bisa bertemu dengan guru-guru inspiratif lain untuk berkolaborasi.

Bahkan dia juga mengaku bahwa kesehariannya bekerja sebagai guru PAUD terpaku pada administrasi sekolah.

Padahal, hati kecilnya ingin berinovasi demi mengembangkan pembelajaran yang inovatif sesuai kebutuhan siswa.

Meski demikian, Ika tetap berjalan sesuai keinginan hatinya yakni dengan membuat terobosan agar anak-anak didiknya merasa senang dan tidak bosan belajar.

Ia terus berinovasi hingga berhasil membuat sebuah karya atau media pembelajaran yang dia beri nama "Karena Cinta".

Atau Kartu Edukasi Nama, Cara Inovasi Belajar pra membaca, menulis, dan menghitung.

"Ternyata, murid saya ini antusias dan senang belajar sambil bermain dengan media pembelajaran saya ini," tandas Ika.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/06/11/173726371/ini-cerita-2-guru-hebat-ikut-wardah-inspiring-teacher-yang-diasah-terus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke