Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dosen UGM: Pengguna Medsos Harus Lawan Ujaran Kebencian

KOMPAS.com - Dosen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM, Novi Kurnia mengimbau, para pengguna media sosial (medsos) untuk melawan ujaran kebencian.

Dia mengajak pengguna untuk kemudian merefleksikan diri terlebih dahulu sebelum berekspresi di dunia maya tersebut.

Menurut dia, kemunculan ujaran kebencian di medsos dapat disebabkan beberapa hal.

Pertama, karena medsos memang memungkinkan orang untuk mengutarakan ekspresinya secara bebas.

Kedua, medsos itu juga menciptakan ruang-ruang gema.

"Di mana pengguna menganggap apa yang dilakukan di medsos, seperti memposting postingan yang mengandung ujaran kebencian sebagai hal yang biasa-biasa saja dilakukan," ucap dia melansir laman UGM, Kamis (15/4/2021).

Ketiga, ujaran kebencian juga mungkin sering kali muncul, karena faktor ketidaksengajaan.

Orang sering kali, bilang dia, mungkin secara tidak sadar mengungkapkan ketidaksukaannya secara eksplisit atau terus terang.

Dan melupakan bahwa menggunakan medsos juga ada etiketnya.

"Sebagai warganet kita juga harus mematuhi atau dalam konteks mengharagai etiket, membayangkan orang lain juga menjadi diri kita, kalau kita diberi ujaran kebencian apa kita mau?" tegas dia.

Timbulkan intoleransi

Dia mengaku, ujaran kebencian di medsos bisa dapat menimbulkan intoleransi.

Pasalnya, ujaran kebencian pada keluarga menyasar perbedaan, baik itu perbedaan agama, memasak politik, preferensi fisik, dan lain sebagainya.

Lebih jauh, ujaran kebencian itu akan dipisahkan dari masyarakat, dari kelompok sosial tertentu, dan seterusnya.

"Bahkan, tidak jarang polarisasi tersebut kemudian sampai di dunia nyata, seperti sweeping atau kekerasan kepada etnis tertentu," ucapnya.

Oleh karena itu, Novi mengajak melawan ujaran kebencian mulai dari diri sendiri, dimulai dengan menghargai perbedaan.

Dia menyebut, karakter bangsa Indonesia yang diperbincangkan selama ini justru malah karakter yang ramah, mempunyai empati yang tinggi, suka bergotong-royong dan seterusnya.

Bangsa Indonesia sudah sejak lama hidup dengan berbagai perbedaan, mulai dari suku, agama, bahasa, dan lain sebagainya.

"Kalau kita bisa menghargai perbedaan, kita tidak akan dengan mudah menilai ujaran kebencian dan medsos kita jadikan tempat yang asik untuk menyampaikan pesan baik," tukasnya.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/04/15/102718171/dosen-ugm-pengguna-medsos-harus-lawan-ujaran-kebencian

Terkini Lainnya

Temui LPAI, Menparekraf Bicara soal Dampak Buruk Game Online dan Nasib Anak Bangsa

Temui LPAI, Menparekraf Bicara soal Dampak Buruk Game Online dan Nasib Anak Bangsa

Edu
15 SMA Swasta Terbaik di Jogja, Nomor 1 Sekolah Khusus Laki-laki

15 SMA Swasta Terbaik di Jogja, Nomor 1 Sekolah Khusus Laki-laki

Edu
Mendikbud Minta PTN Kembalikan Kelebihan Bayar UKT Mahasiswa

Mendikbud Minta PTN Kembalikan Kelebihan Bayar UKT Mahasiswa

Edu
Gelar 'Mini Workshop', Pulpenmas Institute Ajak Sekolah Mulai Perhatikan 'Customer Experience'

Gelar "Mini Workshop", Pulpenmas Institute Ajak Sekolah Mulai Perhatikan "Customer Experience"

Edu
Seluruh Lulusan Kelas 2024 Sinarmas World Academy Diterima di Universitas Top Dunia

Seluruh Lulusan Kelas 2024 Sinarmas World Academy Diterima di Universitas Top Dunia

Edu
7 Program Prioritas Kemenag bagi Guru dan Tendik 2024, Salah Satunya Insentif

7 Program Prioritas Kemenag bagi Guru dan Tendik 2024, Salah Satunya Insentif

Edu
11 SMA dengan Nilai UTBK Tertinggi di Tangsel, Referensi PPDB 2024

11 SMA dengan Nilai UTBK Tertinggi di Tangsel, Referensi PPDB 2024

Edu
UKT Batal Naik, Mendikbud Minta PTN Rangkul Mahasiswa yang Mengundurkan Diri

UKT Batal Naik, Mendikbud Minta PTN Rangkul Mahasiswa yang Mengundurkan Diri

Edu
PPDB Jabar 2024: Cek Dokumen yang Dibutuhkan dan Kuota Semua Jalur

PPDB Jabar 2024: Cek Dokumen yang Dibutuhkan dan Kuota Semua Jalur

Edu
Gelar Dialog di Universiti Sains Malaysia, JIC Ajak Mahasiswa Terlibat Misi Perdamaian Global

Gelar Dialog di Universiti Sains Malaysia, JIC Ajak Mahasiswa Terlibat Misi Perdamaian Global

Edu
Kisah Nikita, Sempat Alami Diskriminasi karena Disabilitas, Kini Lulus dari UGM

Kisah Nikita, Sempat Alami Diskriminasi karena Disabilitas, Kini Lulus dari UGM

Edu
20 SMA Terbaik di DKI Jakarta, Referensi Daftar PPDB 2024

20 SMA Terbaik di DKI Jakarta, Referensi Daftar PPDB 2024

Edu
Selain Batalkan Kenaikan UKT, Kemendikbud Juga Minta PTN Lakukan Ini

Selain Batalkan Kenaikan UKT, Kemendikbud Juga Minta PTN Lakukan Ini

Edu
LPDP Tahap 2 Dibuka Juni, Ini Perbedaan LPDP Reguler dan LPDP PTUD

LPDP Tahap 2 Dibuka Juni, Ini Perbedaan LPDP Reguler dan LPDP PTUD

Edu
BEM SI Minta Kemendikbud Revisi Permendikbud Nomor 2 Tahun 2024 soal UKT

BEM SI Minta Kemendikbud Revisi Permendikbud Nomor 2 Tahun 2024 soal UKT

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke