Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Ipsos: Negara Penyelenggara Pemilu Khawatirkan Dampak Disinformasi

Kompas.com - 16/11/2023, 08:40 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Media sosial sumber disinformasi

Dari 16 negara, sebanyak 68 persen pengguna internet menyadari bahwa media sosial merupakan tempat beredarnya disinformasi.

Disinformasi merupakan informasi yang keliru yang disebarkan dengan sengaja meski penyebarnya tahu informasi itu salah.

Media sosial yang dimaksud, seperti Facebook, YouTube, X atau Twitter, Instagram, TikTok, dan sejenisnya.

Di urutan berikutnya, sebanyak 38 persen dari sampel mendapat sebaran disinformasi dari aplikasi perpesanan dan 20 persen dari situs web atau aplikasi.

Baca juga: Hoaks Politik Ramai di Medsos, Bawaslu dan KPU Perlu Aktif Beri Edukasi

Adapun aplikasi perpesanan itu antara lain WhatsApp, Telegram, Messenger, dan Signal.

Sumber informasi lainnya, seperti radio, majalah, koran, dan diskusi langsung dengan orang dinilai lebih minim sebaran disinformasi.

Kekhawatiran warga negara

Meski sebagian besar pengguna internet menjadikan media sosial sebagai sumber informasi utama, tetapi mereka menyadari dampak buruknya.

Hasil survei menunjukkan, sebanyak 85 persen warga negara merasa bahwa isu disinformasi adalah ancaman nyata.

Di negara dengan HDI tinggi, 88 persen responden menyatakan keprihatinan mengenai dampak dan pengaruh disinformasi terhadap sesama warga negaranya.

Kemudian, di 90 persen warga negara dengan tingkat HDI sedang dan rendah merasakan keprihatinan serupa.

Mereka bahkan lebih cenderung (87 persen) percaya bahwa fenomena ini telah membawa dampak besar terhadap kehidupan politik di negara mereka.

Baca juga: Bagaimana Perilaku Masyarakat dalam Menggunakan Media Sosial?

Dengan persentase sama, yakni 87 persen responden merasa khawatir mengenai dampak disinformasi terhadap pemilu di negara mereka.

Kekhawatiran paling tinggi dirasakan oleh negara dengan HDI rendah.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Fakta-fakta Terkait Insiden Turbulensi Pesawat Singapore Airlines

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Konteks Keliru soal Video Ronaldo Sapa Suporter Timnas Indonesia

[KLARIFIKASI] Konteks Keliru soal Video Ronaldo Sapa Suporter Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

[HOAKS] Video Detik-detik Helikopter Presiden Iran Jatuh

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Rekaman Suara Sri Mulyani Marahi Pegawai Bea Cukai

[HOAKS] Rekaman Suara Sri Mulyani Marahi Pegawai Bea Cukai

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Turbulensi Pesawat ALK, Bukan Singapore Airlines

[KLARIFIKASI] Video Turbulensi Pesawat ALK, Bukan Singapore Airlines

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Donald Trump Pakai Helm dan Seragam Militer

[HOAKS] Foto Donald Trump Pakai Helm dan Seragam Militer

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Korban Serangan Israel di Gaza pada 2014 Dibagikan dengan Konteks Keliru

[KLARIFIKASI] Foto Korban Serangan Israel di Gaza pada 2014 Dibagikan dengan Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

INFOGRAFIK: Muncul Hoaks Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar Gaji ke-13 PNS Akan Dihentikan

INFOGRAFIK: Tidak Benar Gaji ke-13 PNS Akan Dihentikan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seorang Ibu di AS Disuntik Mati karena Telantarkan Anaknya

[HOAKS] Seorang Ibu di AS Disuntik Mati karena Telantarkan Anaknya

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Terbakar

[HOAKS] Foto Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Terbakar

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Keputusan Diskualifikasi Timnas Israel di Olimpiade Paris

[KLARIFIKASI] Belum Ada Keputusan Diskualifikasi Timnas Israel di Olimpiade Paris

Hoaks atau Fakta
Dituding Tiru Suara Scarlet Johansson, OpenAI Hapus Fitur Suara dari ChatGPT

Dituding Tiru Suara Scarlet Johansson, OpenAI Hapus Fitur Suara dari ChatGPT

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Video Lama Presiden Iran Naik Helikopter Dinarasikan Keliru

[KLARIFIKASI] Video Lama Presiden Iran Naik Helikopter Dinarasikan Keliru

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Badan Intelijen Iran Gerebek Kedubes India di Teheran

[HOAKS] Badan Intelijen Iran Gerebek Kedubes India di Teheran

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com