Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Pesawat Jatuh dan Gantungan Kunci SPBU

Kompas.com - 31/07/2023, 12:02 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Sepanjang pekan ini ditemukan sebaran hoaks mencakup berbagai topik. Mulai dari hoaks politik, pertahanan internasional, perampokan, sampai pesawat jatuh.

Dengan adanya penelusuran fakta, informasi tersebut dapat diketahui benar tidaknya.

Berikut rangkuman penelusuran fakta yang dilakukan dalam satu minggu ini.

Hoaks pesawat jatuh di Karawang

Tersiar kabar adanya pesawat jatuh di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Selasa (25/7/2023).

Menyusul kabar tersebut, beredar foto menampilkan pesawat yang jatuh di daratan dipasangi garis pengaman.

Setelah ditelusuri Kompas.com, foto pesawat tersebut merupakan peristiwa pesawat tergelincir di Bandara Morowali, Sulawesi Tengah, pada 11 Mei 2023.

Kasi Humas Polres Karawang, Ipda Herawati mengonfirmasi bahwa tidak ada pesawat jatuh di wilayah patrolinya.

"Hoaks. Sama Kapolsek (Majalaya) sudah cek ke lokasi, enggak ada kejadian itu," kata Hera, Selasa (25/7/2023).

Kejagung tidak menyita helikopter Airlangga

Sebuah video di Facebook menyebut bahwa Kejaksaan Agung (Kejagung) menyita tiga helikopter milik Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Penyitaan dikaitkan dengan keterlibatan Airlangga dengan kasus korupsi minyak goreng.

Narasi tersebut setelah ia memenuhi panggilan Kejagung sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi ekspor crude palm oil (CPO) tahun 2021-2022, pada Senin (24/7/2023).

Setelah disaksikan hingga tuntas, tidak judul video tidak selaras dengan isinya.

Thumbnail-nya memakai foto ketika Kejagung menyita helikopter milik Surya Darmadi, tersangka kasus korupsi perizinan lahan sawit PT Duta Palma di Indragiri Hulu, Riau, pada 2022.

Sementara narator membacakan artikel soal penyitaan 56 kapal dan 3 helikopter serta 1 pesawat Cessna 560XL oleh Kejagung terkait kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor CPO.

Namun tidak ada informasi yang membuktikan bahwa helikopter yang disita milik Airlangga.

Kompas.com melabeli unggahan tersebut sebagai hoaks.

Ilustrasi HoaksKOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Ilustrasi Hoaks

Hoaks Jokowi pecat lima menteri

Pondok Pesantren Al Zaytun masih menjadi sasaran sebaran hoaks di media sosial.

Belakangan, ditemukan narasi yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) memecat lima menterinya karena bersekongkol dengan pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang.

Sama seperti sebaran video hoaks pada umumnya, Kompas.com menemukan bahwa judul yang dipakai dalam video tidak sesuai dengan isinya.

Thumbnail foto bersumber dari foto pelantikan sebelas jaksa penuntut umum dan kepala bagian perbendaharaan di Gedung Merah Putih KPK, pada 2021.

Sementara narator membacakan artikel dari media daring soal doa sosok yang dianggap membela Ponpe Al Zaytun.

Video yang dipakai pun berasal dari klip siaran pernyataan pengamat militer, pertahanan, dan keamanan Connie Rahakundini Bakrie yang dituding sebagai pembela ponpes.

Tidak ada informasi dalam video yang membuktikan bahwa Jokowi memecat lima menteri di Kabinet Indonesia Maju.

Hoaks video menampilkan senjata nuklir Rusia

Video tabung raksasa berwarna hitam dengan pipa-pipa menempel di ujungnya disebut sebagai senjata nuklir Satan 2 milik Rusia.

Senjata nuklir itu disebut akan menyasar seluruh satelit luar angkasa.

Setelah ditelusuri Kompas.com, benda dalam video bukanlah senjata nuklir melainkan reaktor hydrocracking seberat 3.000 ton yang berlokasi di kilang Dangote di Lagos, Nigeria.

Reaktor hydrocracking digunakan untuk mengolah bahan bakar seperti LPG, bensin, kerosin, diesel, dan pelumas pada industri minyak bumi. Bukan untuk meledakkan satelit.

Rusia memang memiliki senjata nuklir taktis, tetapi efek serangannya hanya di area terbatas. Senjata itu akan aktif apabila Rusia terancam.

Sejauh ini, Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Menteri Luar Negeri Antony Blinken, meyakini belum ada indikasi Rusia menggunakan senjata nuklir.

Hoaks modus perampokan gantungan kunci

Tersiar informasi soal modus perampokan melalui pembagian gantungan kunci warna-warni di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Global positioning system atau GPS diklaim telah terpasang pada gantungan kunci tersebut, sehingga dapat melacak lokasi rumah korban.

Informasi semacam itu telah beredar setidaknya sejak 2008 di Afrika Selatan. Sebaran hoaks di media sosial menggunakan gambar kotak bening dan terdapat tulisan Power Diesel Caltex.

Namun perusahaan Caltex segera membantah klaim tersebut. Gantungan kunci yang mereka produksi dijamin aman dan tidak dimaksudkan sebagai upaya tindak kejahatan.

Gantungan kunci yang dimaksud terhubung secara nirkabel dengan gawai sehingga membantu pengguna menemukan kunci yang hilang.

Polisi Afrika Selatan juga telah membantah adanya modus perampokan dengan gantungan kunci disertai GPS.

Penelusuran fakta selengkapnya dapat dibaca di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Pemain Real Madrid Vinicius Junior Keturunan Indonesia

[HOAKS] Pemain Real Madrid Vinicius Junior Keturunan Indonesia

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com