Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/03/2023, 21:03 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

Sejarawan F De Haan mencatat bahwa istilah peranakan muncul setelah peristiwa itu.

Peranakan merupakan sebutan bagi masyarakat Tionghoa yang memutuskan untuk memeluk agama Islam, karena trauma oleh pembantaian.

Pada abad ke-18, masyarakat Tionghoa di Batavia, Madura, serta kota-kota lain di Jawa sempat beramai-ramai melakukan potong taucang.

Taucang merupakan kepangan rambut panjang yang identik dengan laki-laki Tionghoa.

Upaya itu justru membawa kerugian bagi Belanda. Mereka menuduh masyarakat Tionghoa menghindari pajak dengan mencoba menjadi penduduk asli.

Belanda mengeluarkan kebijakan baru dengan melarang konvensi dan pembauran dengan penduduk asli.

Baca juga: Mengenal Masjid Cheng Ho Jember, Wadah Muslim Tionghoa Belajar Agama

Masyarakat Tionghoa yang telah memeluk agama Islam, dikeluarkan dari pemukiman lokal dan dipindahkan ke pemukiman Tionghoa.

Pemukiman Tionghoa pun dipecah lagi, antara muslim dan nonmuslim.

Contohnya, di Madura pada 1865, tercatat ada 5.302 masyarakat Tionghoa yang 80 persen diantaranya memeluk Islam. Mereka tersebar di Sumenep, Sampang, dan Pamekasan.

Dampak Perang Jawa

Sebelum Perang Jawa, populasi muslim Tionghoa di Batavia dan kota-kota lain di Jawa semakin menurun.

Posisi masyarakat Tionghoa terjepit, lantaran dianggap sebagai sumber dana dan logistik bagi Belanda oleh pejuang kemerdekaan. Sementara bagi Belanda, mereka dianggap sebagai penduduk asing.

Sejarawan Peter Carey berpendapat, Perang Jawa justru mengakibatkan masyarakat Tionghoa yang telah memeluk Islam justru kembali ke kepercayaan leluhur.

Mulai abad ke-20, muslim Tionghoa tak lagi disebut sebagai peranakan, melainkan mualaf.

Sebutan untuk orang yang melakukan konversi agama ke Islam. Sebutan itu berlaku secara umum dan tidak merujuk pada satu etnis tertentu.

Setelah ratusan tahun berlalu, keberadaan muslim Tionghoa tetap ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Mertua Kaesang

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Mertua Kaesang

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks BPJS Kesehatan Beri Dana Bantuan Rp 75 Juta, Awas Penipuan

INFOGRAFIK: Hoaks BPJS Kesehatan Beri Dana Bantuan Rp 75 Juta, Awas Penipuan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Dugaan Aliran Dana Kementan untuk SYL dan Keluarga

INFOGRAFIK: Dugaan Aliran Dana Kementan untuk SYL dan Keluarga

Hoaks atau Fakta
Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan 'Rush Money'

Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan "Rush Money"

Hoaks atau Fakta
Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

Hoaks atau Fakta
Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Kritik Kepemimpinan Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] Ronaldo Kritik Kepemimpinan Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang karena Ada Kecurangan

[HOAKS] Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang karena Ada Kecurangan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] RSJ di Kendari Kebanjiran 50 Pasien akibat Efek Obat PCC

[HOAKS] RSJ di Kendari Kebanjiran 50 Pasien akibat Efek Obat PCC

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Tabung Elpiji Kosong Bisa Terisi Lagi Setelah Diguyur Air Panas

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Tabung Elpiji Kosong Bisa Terisi Lagi Setelah Diguyur Air Panas

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Bill Gates Lepaskan Nyamuk Penyebar Kaki Gajah di Bali

[VIDEO] Hoaks! Bill Gates Lepaskan Nyamuk Penyebar Kaki Gajah di Bali

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com