Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Medsos Penuh Keterbelahan, Media Massa Diminta Menjembatani Perbedaan

Kompas.com - 20/03/2023, 18:45 WIB
Bayu Galih,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada era disrupsi teknologi informasi, kehadiran media sosial kerap dianggap mengancam keberadaan pers dan media massa.

Ancaman itu terkait penyajian informasi yang mengabaikan etika jurnalistik hingga keberlangsungan perusahaan media.

Meski demikian, pengamat media sekaligus mantan anggota Dewan Pers, Agus Sudibyo menyatakan, ada kelemahan media sosial yang semestinya dimanfaatkan pers dan media jurnalistik.

Baca juga: Hentikan Polarisasi, Pengalaman Buruk di Pemilu Lalu Jangan Terulang

Kelemahan itu adalah fenomena keterbelahan masyarakat yang begitu terlihat di media sosial, yang juga disebabkan adanya polarisasi pengguna.

Fenomena ini lazimnya semakin terlihat menjelang pemilihan umum.

"Media sosial dan pemilu identik dengan pecah belah, identik dengan percekcokan, kehilangan teman, kehilangan suami karena perbedaaan pandangan politik," ujar Agus Sudibyo, dalam diskusi yang digelar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Rabu (15/3/2023).

"Apalagi kalau yang dibahas dalam pemilu adalah isu identitas, agama, etnis. Itu keras, kita irasional," kata dia.

Agus menyatakan, kondisi ini terjadi di berbagai negara, terutama negara demokrasi. Fungsi media sosial dan perannya dalam pemilu kerap dianggap negatif.

Situasi ini diperparah dengan adanya pihak tertentu yang sengaja membuat masyarakat terpecah belah di media sosial.

Contohnya, menurut Agus, adalah terungkapnya "Saint Petersburg Troll Factory", yang berdasarkan sejumlah pemberitaan terindikasi sebagai ulah Rusia.

Baca juga: Eks Pengacara Trump Beberkan Bukti Intervensi Rusia dalam Pilpres 2016

Aksi troll factory itu tidak hanya dilakukan untuk mengacaukan masyarakat Amerika Serikat dalam menghadapi Pemilu 2016 yang dimenangkan Donald Trump.

Namun, aksi itu juga menyasar sejumlah pemilu lain seperti Belanda, Jerman, India, Brazil, hingga disebut mampu mempengaruhi referendum yang menyebabkan Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit.

"Ini memperlihatkan betapa bahayanya proses komunikasi politik, proses kampanye di media sosial. Kita tidak tahu kelompok diskusi yang kita ikuti itu asli atau palsu? Yang bikin siapa?" ujar Agus.

Mengisi kelemahan

Di Indonesia, fenomena keterbelahan ini sudah terjadi sejak Pilkada DKI Jakarta 2012, yang berlanjut pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019.

Meski begitu, kondisi ini dinilai menjadi peluang bagi media massa untuk mengisi kelemahan medsos.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

[KLARIFIKASI] Video Evakuasi Warga Palestina dari Gaza Utara, Bukan Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Timnas Sepak Bola Indonesia Resmi Lolos Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

INFOGRAFIK: Konten Satire Perlihatkan Wajah Hawa Mirip Taylor Swift

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks Foto Perlihatkan McDonald's Terbengkalai, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com