Clara Zetkin, Sosok Revolusioner di Balik Hari Perempuan Internasional...

Sekilas tentang Clara Zetkin

Dilansir Britannica Clara Zetkin lahir di wilayah Sanken, Jerman Timur. Ia terlahir dari keluarga yang berkecukupan.

Ayah Zetkin, Gottfried Eissner adalah kepala sekolah dan penganut Protestan yang taat. Sementara ibunya, Josephine Vitale Eissner merupakan keturunan orang terpandang dan terdidik.

Setelah lulus dari sekolah menengah pertama, Zetkin melanjutkan pendidikannya di sekolah guru di Kota Leipzig. Selama bersekolah di Leipzig,  Zetkin banyak berinteraksi dengan pemuda Partai Demokrat Sosial Jerman (SPD). 

Saat SPD dilarang beraktivitas di Jerman oleh Kanselir Otto Van Bismarck pada 1878, dia dan sejumlah tokoh SPD pindah ke Zurich di Swiss, kemudian ke Paris, Perancis.

Di sana, Clara bertemu Ossip Zetkin, salah satu aktivis Marxis dari Rusia yang pada akhirnya menjadi suaminya. 

Pada 1880, Zetkin menghabiskan hari-harinya untuk menulis dan mendistribusikan literatur ilegal mengenai perempuan dan buruh.

Zetkin juga bertemu dengan banyak tokoh komunis internasional terkemuka yang memengaruhinya.

Dia menjadi tokoh penentang Perang Dunia I bersama sejumlah aktivis perempuan seperti Rosa Luxemburg dan Kate Duncker.

Bahkan, usulan Clara Zetkin terkait Hari Perempuan Internasional berasal dari demonstrasi besar di Uni Soviet yang dilakukan pada 8 Maret 1917. Saat itu, para perempuan menuntut dihentikannya Perang Dunia I dalam aksi "Roti dan Perdamaian".

Baca juga: Alasan Hari Perempuan Internasional Diperingati Setiap 8 Maret...

Kelak, Zektin bahkan menjadi perempuan yang berpengaruh dalam gerakan komunisme dan aktivisme perempuan di dunia.

Dia bahkan menjadi salah satu tokoh perempuan penentang fasisme, termasuk ketika Adolf Hitler dan Partai Nazi menguasai Jerman pada Januari 1933.

Saat Hitler berkuasa, Zetkin yang sempat kembali ke Jerman memutuskan untuk hengkang ke Uni Soviet, tepatnya di Rusia, hingga akhir hidupnya pada 1933.