KOMPAS.com - Baru-baru ini Bank Indonesia (BI) menginformasikan kepada masyarakat agar mewaspadai adanya penipuan telepon mengatasnamakan pihaknya.
Penipuan itu menggunakan nomor tidak dikenal, tetapi mengatasnamakan Interactive Voice Response BI.
"Bank Indonesia mendapat laporan adanya seseorang yang mendapatkan telepon dari nomor tidak dikenal, yang ternyata mengatasnamakan Interactive Voice Response Bank Indonesia," tulis Instagram BI pada Selasa (28/2/2023).
View this post on Instagram
BI kemudian meminta masyarakat waspada dan tidak memberikan informasi apa pun jika ada pihak yang memberikan penawaran, menjanjikan, serta meminta sesuatu.
Saluran informasi resmi yang dimiliki Bank Indonesia adalah melalui 131 (pulsa lokal) dan 1500131 (dari luar negeri), serta nomor WhatsApp 081 131 131 131.
Penipuan melalui telepon dengan meniru atau mengatasnamakan pihak tertentu disebut juga vishing atau voice phising.
Dikutip dari Imperva, penipu menggunakan suara untuk mencuri informasi pribadi targetnya, yang biasanya untuk mengakses akun keuangan mereka.
Penipu dapat berpura-pura menjadi polisi, pemerintah, departemen pajak, bank, atau majikan korban.
Untuk membuat telepon lebih meyakinkan, pelaku bahkan dapat menggunakan pesan otomatis atau alat yang mengubah suara, menghilangkan aksen, lalu membuat korbannya semakin percaya.
Vishing bukan pertama kali terjadi di Indonesia. Pelaku penipuan melalui telepon pernah ditangkap di Sumatra Selatan.
Diberitakan Kompas.com pada 22 Juli 2022, Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kepolisian Daerah (Polda) Sumatra Selatan menangkap tiga pelaku penipuan telepon.
Mereka menghubungi nomor korban secara acak menggunakan nomor ponsel.
Korban ditawari barang elektronik hasil lelang Bea Cukai dengan harga murah. Mereka meyakinkan korban untuk mengirim uang.
Kasus terbaru, Kompas.com pada 13 Desember 2022, menemukan modus penipuan dengan suara mirip layanan pelanggan atau customer service.
Penipu mengaku sebagai layanan pelanggan perusahaan besar yang berbasis di luar negeri.
Dia menginformasikan mengenai paket dari Indonesia ke Taiwan, padahal korban tidak mengirimkan paket apa pun.
Penipuan melalui telepon memiliki pola serupa yang dapat ditengarai oleh masyarakat.
Berikut cara yang dapat dilakukan untuk menghindari penipuan melalui telepon:
Pelaku akan berpura-pura sebagai pihak tertentu atau organisasi sah. Maka, sebelum melanjutkan perbincangan di telepon pastikan nomor itu adalah nomor resmi.
Minta penelepon menjelaskan nama lengkap, jabatan, dan organisasi mereka dengan jelas.
Minta mereka menghubungi melalui nomor resmi perusahaan. Bila dia menolak, kemungkinan besar itu merupakan penipuan.
Untuk kasus seperti penipuan Interactive Voice Response BI, pastikan nomor telepon resmi yang benar yakni 131 (lokal) dan 1500131 (luar negeri).
Penting untuk tidak memberikan informasi pribadi kepada nomor mencurigakan.
Pahami bahwa vishing menargetkan data pribadi korban, terutama akses akun keuangan.
Maka, jangan pernah memberikan kode OTP, kata sandi, data keuangan, atau detail serupa melalui telepon.
Pelaku penipuan sering memanfaatkan kepanikan korbannya agar mudah mencuri data.
Misalnya, mengabarkan paket yang tidak sampai, keluarga kecelakaan, akses bank bermasalah dan sebagainya.
Kunci untuk menghindari penipuan semacam itu adalah tetap tenang.
Jangan buru-buru mengikuti instruksi dari penelepon sebelum memastikan kebenaran informasi yang kita dapat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.