Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Runtuhnya Kejayaan Turki Utsmani hingga Dibubarkan pada 3 Maret 1924

Kompas.com - 03/03/2023, 21:30 WIB
Ahmad Suudi,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerajaan Turki Utsmani atau Kekaisaran Ottoman berhasil mempertahankan kekuasaannya selama lebih dari 600 tahun (1300-1922).

Turki Utsmani menguasai wilayah Timur Tengah, Afrika Utara, hingga menjangkau tanah Eropa.

Namun, kekuasaan kerajaan yang didirikan Raja Utsman atau Osman I itu terus menurun seiring kekalahan di sejumlah perang.

Dilansir BBC, kerajaan Islam itu mencapai puncak kejayaan dalam kepemimpinan Raja Sulaiman yang Agung, antara tahun 1522 hingga 1566.

Saat itu wilayah kekuasaan Turki meliputi Yunani, Bulgaria, Rumania, Makedonia, Hungaria, Palestina, Yordania, Libanon, Suriah, Arab, Mesir dan sebagian besar pesisir utara Afrika.

Tak hanya luasnya wilayah, kerajaan ini dinilai mampu mengembangkan perdagangan yang menguntungkan, memajukan arsitektur, kesenian, dan ilmu astronomi.

Kemunduran Turki Utsmani mulai tampak saat Perang Lepanto (1571). Kala itu, Turki Utsmani yang ingin menguasai Pulau Venesia, kalah dari pasukan Kristen Holy League.

Kemudian Perang Balkan (1913) yang dimenangkan sekutu Serbia, Montenegro, Bulgaria, dan Yunani, membuat pasukan Turki Utsmani meninggalkan Makedonia yang sebelumnya mereka kuasai.

Selanjutnya, pada Perang Dunia I (1914-1918), di mana aliansi Jerman, Austria-Hongaria, Bulgaria, dan Turki Utsmani, kalah dari sekutu Inggris Raya, Perancis, Rusia, Italia, Rumania, Kanada, Jepang, serta Amerika Serikat (AS).

Kekalahan itu mengakibatkan Turki Utsmani kehilangan hampir seluruh wilayah mereka di Eropa dan Afrika. Ditambah pada 1920, Inggris dan sekutunya mengeluarkan Arab dari kekuasaan mereka.

Revolusi Turki Muda yang terjadi pada 1908 juga berhasil mendorong perubahan pemerintahan ke bentuk parlementer, sehingga melemahkan kekuasaan sultan.

Turki berganti sistem pemerintahan menjadi negara republik pada 1922. 

Mustafa Kemal Atatürk, perwira militer yang menonjol di berbagai perang, menjadi presiden pertama Turki (Turkiye) tahun 1923. Pada 3 Maret 1924, Kekhalifahan Turki Utsmani dibubarkan.

Penyebab Turki Utsmani melemah

Sejumlah faktor yang dianggap memengaruhi keruntuhan Turki Utsmani, secara internal maupun eksternal, yakni:

  1. Kekuatan Eropa yang menjadi pesaing semakin berkembang.
  2. Muncul masalah ekonomi yang disebabkan persaingan perdagangan yang semakin kuat dari AS, India, Asia Timur, munculnya jalur perdagangan baru, dan meningkatnya jumlah pengangguran.
  3. Kontrol dari pemerintah pusat melemah.
  4. Administrasi kekaisaran tak lagi terjaga kedisiplinannya.
  5. Sultan kurang peka pada opini publik.
  6. Kualitas sultan yang berkuasa semakin menurun pada abad ke-17 dan ke-18.

Sulat Selim I (1512–1520) merupakan penguasa Turki Utsmani yang membuat kebijakan agar saudara raja harus dipenjara.

Setelah sang raja memiliki seorang putra, para saudara laki-laki raja dan putra-putra mereka akan dibunuh.

Hal itu dilakukannya untuk menghindari pengkhianatan keluarga kerajaan. Bila raja tidak memiliki putra dan meninggal, maka masih ada saudara laki-laki atau putra mereka yang naik takhta.

Hal itu ditengarai menjadi salah satu sebab menurunnya kualitas raja-raja Turki Utsmani dalam dua abad terakhir, di mana seorang laki-laki yang baru keluar dari penjara dan tanpa pengalaman maupun wawasan yang memadai bisa naik takhta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi 'Online'

Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

Hoaks atau Fakta
Kebencian terhadap Perang Nuklir yang Melahirkan Godzilla

Kebencian terhadap Perang Nuklir yang Melahirkan Godzilla

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Cristiano Ronaldo Kritik Penampilan Marselino Ferdinan

[HOAKS] Cristiano Ronaldo Kritik Penampilan Marselino Ferdinan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pelatih Timnas Guinea Kaba Diawara Sebut Indonesia Negara Miskin

[HOAKS] Pelatih Timnas Guinea Kaba Diawara Sebut Indonesia Negara Miskin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Saldi Isra Mundur dari Hakim MK, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Saldi Isra Mundur dari Hakim MK, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Misteri Penemuan Mayat di Kepulauan Seribu pada 1998...

Misteri Penemuan Mayat di Kepulauan Seribu pada 1998...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Lionel Messi Kritik Marselino Ferdinan karena Bermain Egois

[HOAKS] Lionel Messi Kritik Marselino Ferdinan karena Bermain Egois

Hoaks atau Fakta
Beethoven Diyakini Tak Sepenuhnya Tuli Saat Debut 'Symphony No. 9'

Beethoven Diyakini Tak Sepenuhnya Tuli Saat Debut "Symphony No. 9"

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Guinea Mundur dari Babak Play-off Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Guinea Mundur dari Babak Play-off Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

Hoaks atau Fakta
Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com