KOMPAS.com - Awal pandemi Covid-19 di Indonesia ditandai dengan penemuan kasus pertama yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Saat itu, keterbatasan informasi mengenai Covid-19 turut berdampak pada munculnya hoaks. Salah satu narasi yang beredar yakni teori konspirasi "plandemic".
Narasi tersebut mengeklaim bahwa virus Corona merupakan hasil rekayasa laboratorium dan pandemi Covid-19 telah direncanakan.
Baca juga: Teori Konspirasi di Video Plandemic dan Hoaks Terlaris di Media Sosial
Walaupun telah dibantah, namun teori tersebut sempat menurunkan kepercayaan publik pada protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah dalam menanggulangi Covid-19.
Narasi "plandemic" kian diperkuat ketika film dokumenter berjudul Plandemic dirilis pada 4 Mei 2020 dan menyebar di media sosial.
Film itu menjadi pemantik keraguan banyak orang tentang pandemi Covid-19.
Dilansir Scientific American, film buatan Mikki Willis itu menampilkan wawancara dengan Judy Mikovits, seorang ilmuwan kontroversial yang dikenal karena mempromosikan pseudo-sains dan teori konspirasi.
Mikovits menyatakan klaim tidak berdasar bahwa Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases Anthony Fauci dan pendiri Microsoft, Bill Gates, telah menggunakan pengaruh untuk mendapatkan keuntungan dari vaksin Covid-19.
Dia juga mengeklaim, virus corona SARS-CoV-2 merupakan hasil rekayasa laboratorium, dan memakai masker justru akan mengaktifkan virus tersebut.
Film Plandemic dibagikan secara luas oleh kelompok anti-vaksin dan kelompok penganut teori konspirasi QAnon, dan ditonton lebih dari 8 juta kali di YouTube, Facebook, Twitter, dan Instagram sebelum dihapus.
Namun, tidak ada bukti bahwa Fauci atau Gates mendapat manfaat dari pandemi atau mendapat untung dari vaksin.
Baca juga: Cek Fakta, Klaim Video Plandemic Judy Mikovitz tentang Virus Corona Covid-19
Faktanya, Fauci secara konsisten mengingatkan tentang risiko virus selama pandemi, dan Gates memiliki sejarah panjang filantropi terkait pemberantasan penyakit menular.
Klaim Mikovits tentang asal usul virus dan bahaya masker juga tidak memiliki dasar ilmiah.
Sosok miliarder atau orang berpengaruh seperti Gates dan Fauci sering menjadi sasaran teori konspirasi. Ini diperparah dengan terbatasnya informasi soal asal usul Covid-19.
Celah tersebut akhirnya dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan teori yang terdengar "masuk akal", namun sebenarnya tidak berdasar.