Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Modus Penipuan dengan Suara Mirip Customer Service, Ini Saran dari Pakar

Kompas.com - 13/12/2022, 16:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan ini modus penipuan semakin marak terjadi. Ada berbagai cara oknum penipu mencoba mengelabui korban mereka.

Terbaru, modus penipuan yang melibatkan jasa paket kembali viral di media sosial Twitter. Kali ini, modus penipuan tersebut mengatasnamakan perusahaan besar yang berbasis di luar negeri.

Aiko Aybe (25), bukan nama asli, menceritakan pengalaman modus penipuan yang dialaminya melalui akun Twitter pribadinya pada Sabtu (10/12/2022).

"Pas banget baca tadi tau2 sore di telpon jg cuma pke nmer kantor sih bedanya. Buat mas FedEx yg tdi nelpon jgn lupa nelpon lagi yah klo paket ayy nyampe. entah drmana lah nyampe nya juga," jelasnya.

Hingga Selasa (13/12/2022), unggahan modus penipuan via telepon tersebut telah dibagikan dan disukai oleh ratusan pengguna Twitter.

Baca juga: Tips Menghindari Penipuan dan Kejahatan Online

Cerita korban penipuan

Saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Minggu (11/12/2022), Aiko menceritakan awal mula penipu itu beraksi menghubunginya.

Menurutnya, modus para penipu saat ini sudah semakin canggih.

"Awalnya itu suara mirip suara mesin penjawab. Terus disuruh mencet nomor 2 buat ke customer service," terang dia.

Saat tersambung ke customer service, Aiko mulai curiga dengan percakapan yang disampaikan.

Dia juga membagikan potongan rekaman pembicaraan mereka.

Dalam rekaman itu, oknum penipu diduga mengaku sebagai orang Taiwan. Namun, percakapan keduanya menggunakan Bahasa Indonesia.

Penipu menginformasikan bahwa Aiko mengirimkan paket dari Indonesia ke Taiwan. Padahal Aiko sendiri tidak pernah mengirimkan paket apapun.

Meskipun demikian, Aiko mengaku tidak sampai memberikan sejumlah dana kepada penipu tersebut.

"Enggak sampai diarahkan ke transfer uang. Mungkin dia keburu lelah juga," ujarnya.

Aiko juga mengaku tidak mengerti dari mana oknum tersebut mendapatkan nomor pribadinya.

Baca juga: Ramai Penipuan Online, Bisakah Melacak Wajah dan Alamat Pelaku?

Saran pakar soal maraknya modus penipuan

Pakar Keamanan Siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan bahwa modus penipuan kerap memanfaatkan cara yang paling dipercaya oleh masyarakat.

"Kalau rekayasa sosial memang penipu menggunakan tema yang paling umum dan bisa dipercaya oleh banyak orang seperti menjadi kurir, petugas bank, kepolisian atau layanan pemerintah lainnya," terang Alfons, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Senin (12/11/2022) malam.

Oleh sebab itu, dia menyarankan agar masyarakat tidak mudah percaya pada hal bombastis yang kerap ditawarkan oleh penipu.

Selain itu, Alfons juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terpengaruh pada hal apapun yang diminta oleh para penipu.

"Jangan pernah menjalankan lampiran apapun yang dikirimkan melalui WhatsApp, e-mail atau sarana komunikasi lainnya," kata dia.

Untuk mengatasi modus penipuan tersebut, Alfons membagikan beberapa tip.

Pertama, Anda bisa segera memblokir nomor penipu tersebut. Atau, Anda juga bisa menggunakan bantuan teknologi untuk mengidentifikasi nomor penipu agar tidak kembali menghubungi Anda.

"Gunakan aplikasi True Caller yang akan otomatis mengidentifikasi dan memblok spammer dan penipu meskipun nomor tersebut belum ada di kontak kita," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com