Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Kelompok masyarakat yang menyebut dirinya sebagai Acsenahumanis Respon Foundation melaporkan Bupati Cianjur Herman Suherman ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Herman dilaporkan ke KPK atas dugaan penyelewengan dana bantuan gempa.
Setelah laporan itu dilayangkan kepada KPK, di media sosial muncul unggahan yang mengeklaim bahwa Herman telah ditangkap KPK dan masyarakat merayakannya dengan makan bersama di Alun-alun Cianjur.
Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks. Video itu diambil pada 2018 dan tidak terkait dengan Bupati Cianjur yang sekarang, Herman Suherman.
Narasi yang menyebut bahwa masyarakat Cianjur merayakan penangkapan Bupati Herman Suherman muncul di Facebook. Salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini dan ini.
Akun tersebut membagikan sebuah video yang memperlihatkan sejumlah orang tengah makan bersama-sama di sebuah lapangan.
Dalam video salah satu warga yang datang mengatakan bahwa acara makan bersama itu merupakan acara tasyakuran atas tertangkapnya Bupati Cianjur oleh KPK.
Sementara itu dalam video itu beberapa orang juga masuk ke Rumah Dinas Bupati Cianjur dan berfoto di bagian pendopo yang biasanya digunakan untuk pertemuan para pejabat di Cianjur.
Salah satu akun yang mengunggah video itu menuliskan keterangan demikian:
ALHAMDULILLAH WARGA CIANJUR GEMBIRA DITENGAH MUSIBAH YG MENIMPA DAERAHNYA .
WARGA BERSUKA CITA SEJENAK MAKAN BERSAMA SETELAH BUPATI CIANJUR DARI KADER PDIP DITANGKAP KRN KORUPSI MENGELAPKAN DANA BANSOS & BANTUAN SOSIAL LAINNYA TUK KORBAN CIANJUR .
KOK TEGA2 YA ... BUPATI DARI PDIP KORUPSI BANTUAN TUK WARGA YG KESUSAHAN ..
Penelusuran yang dilakukan oleh Tim Cek Fakta Kompas.com, diketahui bahwa video itu diambil pada 2018 sebelum Herman Suherman menjabat sebagai Bupati Cianjur. Video itu identik dengan yang ada di YouTube Kompas TV ini.
Dalam keterangannya warga Cianjur berkumpul di alun-alun untuk merayakan tertangkapnya Irvan Rivano Muchtar yang saat itu menjabat sebagai Bupati Cianjur.
Irvan ditangkap KPK karena korupsi pemotongan dana alokasi khusus pendidikan.
Para warga yang datang ke Alun-alun Cianjur membawa peralatan memasak dan akhirnya makan bersama orang-orang terdekat. Video itu tidak terkait dengan Bupati Cianjur saat ini, Herman Suherman.
Herman memang dilaporkan ke KPK oleh kelompok masyarakat yang menamakan diri sebagai Acsenahumanis Respon Foundation atas dugaan penyelewengan dana bantuan gempa.
Dilansir dari Kompas.com , perwakilan Acsenahumanis Respon Foundation, Ery mengatakan bahwa bantuan tersebut diberikan oleh pihak asing bernama Emirates Red Crescent untuk membantu korban gempa Cianjur yang terjadi pada November.
Ery menduga Herman menempatkan bantuan itu ke gudang-gudang dan ke ruko-ruko. Penyaluran bantuan itu dipotong dan kemasannya diubah menjadi partai politik.
“Yang tadinya sumbangan dari lembaga internasional diubah kemasan partai dan dijual ke pasar,” ujar Ery.
Menanggapi laporan ini, Herman menyatakan dirinya sangat keterlaluan jika sampai menjual bantuan untuk korban gempa ke pasar. Ia juga mengaku memiliki banyak pekerjaan lain.
“Saya terlalu naif kalau harus menjual barang-barang bantuan, masyarakat Cianjur kasihan. Bupati banyak kerjaan yang lain,” kata Herman saat dikonfirmasi.
Akan tetapi, hingga saat ini belum ada penetapan tersangka terkait kasus yang dilaporkan tersebut.
Narasi yang menyebut bahwa masyarakat Cianjur berkumpul untuk merayakan ditangkapnya Herman Suherman oleh KPK tidak benar atau hoaks.
Video yang beradar salah konteks. Video itu diambil tahun 2018 ketika Bupati Cianjur saat itu Irvan Rivano Muchtar ditangkap oleh KPK.
Saat itu masyarakat Cianjur melakukan Ttasyukuran di alun-alun setelah Irvan ditangkap KPK karena melakukan korupsi pemotongan dana alokasi khusus pendidikan.
Sementara itu sampai saat ini tidak ada informasi kredibel tentang penangkapan atau penetapan tersangka Herman Suherman oleh KPK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.