Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Pesan berantai bermunculan di WhatsApp dan Facebook setelah terjadi gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,9 di Jayapura, Senin (2/1/2023).
Pesan itu berisi peringatan potensi tsunami hingga pemadaman listrik di seluruh Jayapura.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, ada yang perlu diluruskan dari pesan berantai tersebut.
Pesan berisi peringatan potensi tsunami hingga pemadaman listrik di seluruh Jayapura setelah gempa magnitudo 4,9, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi di salah satu akun pada Selasa (3/1/2023):
Info dari BMKG
Malam ini s/d pagi nnti kemungkinan besar Ada goncangan besar lagi akibat Gempa tektonik yg akan terjadi lgi di wilayah laut jayapura.
Hasil penyelidikan Dan olah data dari beberapa laut di sekitar jayapura masih terjadi air pasang yg belum normal Dan suhu air laut yg sedikit panas, Dan utk mlm ini air laut terlihat sangat tenang tanpa Ada gelombang.
Info dari PLN
klu malam ini Ada terjadi goncangan lgi akan terjadi pemadaman listrik di seluruh kota jayapura utk mengantisipasi timbulnya korban2 akibat kosleting listrik.
Info dari kepolisian
Apabila mlm ini Ada goncangan besar yg berpotensi Gelombang TSUNAMI maka akan Ada bunyi ALARM utk seluruh masyarakat kota jayapura yg bertempat tinggal di daerah2 pesisir pantai utk segera melakukan Evakuasi. Demikian info ini utk tetap waspada.
Melalui akun Instagram-nya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura mengunggah klarifikasi terkait pesan berantai yang beredar di masyarakat.
Penting dicatat bahwa sejauh ini belum ada teknologi yang mampu memperkirakan kapan, di mana, dan seberapa besar gempa bumi secara akurat.
Terpantau hingga Senin (2/1/2023) pukul 23.59 WIT, suhu dan pasang-surut muka air laut sebelum dan setelah gempa terpantau normal, tidak ada perubahan signifikan.
View this post on Instagram
Kepala Balai Besar MKG Wilayah V, Yustus Rumakiek, mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh infromasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," kata Yustus melalui situs Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS), Selasa (3/1/2023).