Kendati demikian, teori ini keliru. "Itu mitos yang sudah lama dipegang, dan jawabannya tidak," kata Tom Van Voy dari Panasonic Energy Corp Amerika.
Semua merek baterai umumnya merekomendasikan lingkungan yang bersih, kering, dengan suhu ruangan.
Jika disimpan dengan benar, tingkat pengosongan baterai alkaline sekali pakai hanya sekitar 3 persen per tahun. Baterai lithium sekali pakai kehilangan lebih sedikit.
Selain baterai sekali pakai, baterai isi ulang kemungkinan menjadi alasan utama mengapa banyak orang menyimpannya di lemari es agar semakin tahan lama.
NiCd (nikel-kadmium) dan NiMH (nikel-metal hidrida) merupakan bahan yang paling umum digunakan pada baterai isi ulang.
Normalnya, baterai isi ulang jenis ini dapat kehilangan sebanyak 20-30 persen dari kapasitasnya per bulan.
Baterai isi ulang dapat bertahan sekitar 85 persen dari daya penuhnya hingga satu tahun penuh tanpa perlu disimpan di kulkas atau pendingin.
Baterai memang lebih cepat habis ketika terpapar suhu panas, tetapi membuatnya dingin aku membekukan baterai bukanlah solusinya.
"Kelembapan dapat memengaruhi baterai secara keseluruhan, dan itulah mengapa kami merekomendasikan lingkungan penyimpanan yang kering. Anda membangun kondensasi di lemari es," kata Van Voy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.