Diketahui, sejumlah polisi tidak berseragam mengganti dekoder kamera CCTV yang ada di kompleks perumahan satu hari setelah baku tembak terjadi.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa dirinya sudah mengetahui siapa personel polisi yang mengambil CCTV rusak di kompleks rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan itu.
Berita lengkapnya ada di sini.
Hasil otopsi pertama jenazah Brigadir J dinilai tidak transparan. Kepolisian tidak menjelaskan secara gamblang terkat otopsi tersebut, bahkan pihak keluarga mengatakan banyak terjadi kejanggalan.
Sehingga keluarga meminta untuk dilakukan otopsi ulang kepada jenazah Brigadir J.
Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan, pihak keluarga menemukan banyak bekas luka tak wajar di tubuh Brigadir J.
Menurut Kamaraudin, tidak hanya luka tembak yang terlihat di tubuh Brigadir J tetapi juga terdapat luka sayatan, memar, hingga lilitan.
Hingga saat ini hasil otopsi ulang tersebut masih belum keluar. Berita selengkapnya di sini
Di awal kasus tewasnya Brigadir J, polisi menduga adanya dugaan saling tembak antara Brigadir J dengan Bharada E.
Narasi tersebut pun diperkuat dengan laporan dari pihak Ferdy Sambo tentang pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap istri jenderal bintang dua itu.
Namun belakang diketahui cerita tersebut hanyalah rekayasa yang dilakukan oleh Ferdy Sambo.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa dalam kasus tewasnya Brigadir J, tidak ada baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E.
Ferdy Sambo menembakkan pistol milik Brigadir J ke dinding-dinding di TKP untuk membuat peristiwa tersebut seperti baku tembak.
Berita lengkpanya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.