KOMPAS.com - Peristiwa pengeboman marak terjadi di Indonesia, terutama periode 2000-an. Di Jakarta saja, pada awal Juli 2000 sampai dengan September 2001, atau dalam kurun waktu 14 bulan, terjadi 23 aksi peledakan bom.
Sasaran pengeboman bermacam-macam, antara lain kediaman Duta Besar Filipina, Kedutaan Besar Malaysia, Gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ), tempat ibadah, dan tempat keramaian umum.
Salah satu yang akan diingat adalah 1 Agustus dalam dua tahun yang berbeda. Pada tanggal tersebut terjadi dua peristiwa pengeboman yang membuat geger masyarakat Indonesia.
Peristiwa tersebut yakni peledakan bom di mobil yang berada di depan rumah Dubes Filipina di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat pada 1 Agustus 2000 dan peristiwa bom Plaza Atrium pada 1 Agustus 2001.
Akibat pengeboman tersebut sejumlah orang mengalami luka-luka, bahkan ada pula yang tewas. Para pelaku yang ditangkap pun berkaitan dengan gerakan radikalisme dan terorisme.
Pada 1 Agustus 2000 orang-orang yang tengah berada di sekitar Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat dikagetkan dengan ledakan di depan rumah Dubes Filipina.
Ledakan tersebut berasal dari bom mobil, dua orang warga tewas dan 21 orang luka-luka berat, termasuk Dubes Leonides T Caday.
Ledakan bom yang terjadi sekitar pukul 12.30 itu juga menghancurkan dan merusak berbagai bangunan dalam radius 300 meter.
Sejumlah saksi mengatakan ledakan tersebut berasal dari kendaraan yang tengah terparkir di depan rumah. Dilansir dari Kompas edisi 11 Maret 2003, diketahui pengeboman tersebut melibatkan nama Al-Ghozi dan Amrozi.
Dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP), Al-Ghozi mengaku sebagai salah seorang pelaku peledakan bom mobil di depan kediaman Dubes Filipina.
Sasaran utama peledakan tersebut, Leonides T Caday, yang saat itu menjabat Dubes Filipina untuk Indonesia. Bom diledakkan dengan menggunakan remote control.
Sebelum mengaku, Al-Ghozi juga tengah menjalani hukuman 12 tahun di sebuah penjara di Manila. Ia diciduk polisi Filipina pada Januari 2002 dengan tuduhan memiliki bahan peledak dalam jumlah besar dan penggunaan identitas palsu.
Selain Al- Ghozi ada enam orang lainnya yang terlibat dalam peledakan tersebut. Di antaranya adalah Abdul Jabar, Amrozi, Usman, Dulmatin, dan Hambali.
Diperoleh informasi bahwa perakit bom itu adalah Dulmatin yang dibantu Amrozi. Sementara Al-Ghozi berperan sebagai eksekutor atau yang meledakkan bom tersebut
Satu tahun setelah pengeboman di depan rumah Dubes Filipina, di tanggal yang sama terjadi pengeboman di Plaza Atrium, Jakarta Pusat. Diberitakan Kompas edisi 2 Agutus 2001 ledakan terjadi sekitar pukul 20.10 WIB.