Julius Caesar diangkat menjadi gubernur wilayah Galia yang luas (Eropa utara-tengah) pada 58 SM, di mana ia memimpin pasukan besar.
Selama Perang Galia berikutnya, Caesar melakukan serangkaian kampanye brilian untuk menaklukkan dan menstabilkan wilayah tersebut. Ia mendapatkan reputasi sebagai pemimpin militer yang tangguh dan kejam.
Keberhasilan Caesar yang besar di wilayah tersebut menyebabkan Pompey membencinya.
Ketika Caesar menaklukkan Galia, situasi politik di Roma menjadi semakin tidak stabil, dengan Pompey sebagai konsul tunggalnya.
Setelah kematian Crassus pada 53 SM, Pompey justru bersekutu dengan lawan Caesar dan memerintahkannya untuk menyerahkan pasukan untuk kembali ke Roma.
Caesar menolak, dengan berani dan tegas ia mengarahkan pasukannya untuk menyeberangi Sungai Rubicon ke Italia, sehingga memicu perang saudara antara pendukungnya dan pendukung Pompey. Caesar dan pasukannya mengejar Pompey ke Spanyol, Yunani dan, akhirnya, Mesir.
Baca juga: Mengenang Pembantaian Srebrenica yang Menewaskan 8.000 Muslim Bosnia...
Untuk mencegah Caesar menyerang Mesir, Ptolemy VIII membunuh Pompey pada 28 September 48 SM. Ketika Caesar memasuki Mesir, Ptolemy menghadiahkannya kepala Pompey yang terpenggal.
Usai mengalahkan Pompey, Caesar menghabiskan beberapa tahun berikutnya untuk memusnahkan musuh-musuhnya termasuk pendukung Pompey yang berada di Timur Tengah, Afrika, dan Spanyol.
Caesar mulai membuat beberapa reformasi drastis untuk menguntungkan kelas bawah dan menengah Roma.
Refomasi itu Seperti mengatur distribusi gabah bersubsidi, meningkatkan kekuatan senat untuk mewakili lebih banyak orang, mengurangi utang pemerintah, serta membuat kalender Julian.
Julius Caesar menyatakan dirinya sebagai diktator seumur hidup pada tahun 44 SM. Namun, perjuangannya untuk mempertahankan kekuasaan absolut itu tidak berjalan mulus.
Sekelompok senator bersekongkol untuk mengakhiri hidupnya karena khawatir Caesar akan menjadi raja seumur hidup.
Baca juga: Ledakan Tunguska yang Setara Seribu Bom Hiroshima, Sejarah di Balik Hari Asteroid Internasional
Pada 15 Maret 44 SM, para senator, yang dipimpin oleh Gaius Cassius Longinus, Decimus Junius Brutus Albinus dan Marcus Junius Brutus, menikam Caesar 23 kali. Julius Caesar jatuh berdarah di kaki patung Pompey.
Pembunuhan Caesar pada usia 55 membuatnya menjadi martir dan memicu siklus perang saudara yang mengakibatkan jatuhnya Republik Romawi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.