Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Julius Caesar, Pemimpin Politik dan Militer Tangguh Romawi

Kompas.com - 14/07/2022, 22:02 WIB
Luqman Sulistiyawan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada 13 Juli 100 SM, lahir seorang tokoh besar Kekaisaran Romawi, Julius Caesar. Ia dikenal sebagai politisi dan pemimpin militer yang menaklukkan sejumlah wilayah untuk perluasan kekuasaan Romawi. 

Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa Julius Caesar mampu memenangkan perang saudara hingga menjadikannya sebagai seorang penguasa yang disegani dalam sejarah Romawi.

Caesar memulai reformasi besar-besaran terhadap masyarakat dan pemerintah Romawi. Ia pun menyatakan dirinya sebagai diktator seumur hidup,

Kehidupan awal Julius Caesar

Dilansir dari History Caesar lahir dari keluarga bangsawan Romawi, ketika berumur 16 tahun ia harus kehilangan ayahnya yang meninggal, saat tengah terjadi perang saudara antara pamannya Marius dan penguasa Romawi Lucius Cornelius Sulla.

Pada 84 SM, ia menikahi Cornelia, putri sekutu Marius. Caesar dan Cornelia memiliki seorang putri bernama Julia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pembunuhan Julius Caesar

Pada 82 SM, Sulla memenangkan perang saudara dan memerintahkan Caesar untuk menceraikan Cornelia. Caesar menolak. Sulla pun melucuti harta warisan Caesar.

Julius Caesar meninggalkan Roma dan bergabung dengan pasukan militer. Atas keberaniannya di Pengepungan Mytilene pada tahun 80 SM Caesar lantas menerima penghargaan
Civic Crown.

Usai kematian Sulla pada tahun 78 SM, Caesar kembali ke Roma dan menjadi jaksa sukses yang dikenal luas karena keterampilan pidatonya.

Aliansi menguasai Roma

Di Roma, Caesar mulai bersekutu dengan Gnaeus Pompey Magnus, seorang pemimpin militer dan politik yang kuat serta Marcus Licinius Crassus yang dikenal sebagai orang terkaya di Roma. 

Pada 65 SM, Caesar menjadi aedile, seorang hakim Romawi yang penting. Selama menjabat posisi itu ia menghasilkan permainan mewah di Circus Maximus yang membuatnya disayangi publik tetapi membuat ia berutang banyak.

Satu tahun kemudian, Caesar menjadi gubernur Spanyol. Serangkaian manuver militer dan politik sukses dilakukan bersama Pompey dan Crassus. Berkat mereka, Caesar terpilih sebagai konsul senior Romawi pada 59 SM.

Julius Caesar, Crassus, dan Pompey segera membentuk aliansi informal. Persatuan itu membuat takut senat Romawi yang tahu bahwa kemitraan antara tiga orang kuat tersebut pasti tidak akan terbendung. Maka benar, ketiganya akhirnya dapat segera menguasai Roma.

Baca juga: Brasil Bangun Konsep Wisata Sejarah, Telusuri Jalur Kuno Tembusan Samudra Atlantik-Pasifik

Pembunuhan Julius Caesar menurut interpretasi pelukis Jerman Karl Theodor von Piloty (1826-1886).Wikipedia Pembunuhan Julius Caesar menurut interpretasi pelukis Jerman Karl Theodor von Piloty (1826-1886).

Julius Caesar diangkat menjadi gubernur wilayah Galia yang luas (Eropa utara-tengah) pada 58 SM, di mana ia memimpin pasukan besar.

Selama Perang Galia berikutnya, Caesar melakukan serangkaian kampanye brilian untuk menaklukkan dan menstabilkan wilayah tersebut. Ia mendapatkan reputasi sebagai pemimpin militer yang tangguh dan kejam.

Keberhasilan Caesar yang besar di wilayah tersebut menyebabkan Pompey membencinya.
Ketika Caesar menaklukkan Galia, situasi politik di Roma menjadi semakin tidak stabil, dengan Pompey sebagai konsul tunggalnya.

Perang saudara dan kematian Caesar

Setelah kematian Crassus pada 53 SM, Pompey justru bersekutu dengan lawan Caesar dan memerintahkannya untuk menyerahkan pasukan untuk kembali ke Roma.

Caesar menolak, dengan berani dan tegas ia mengarahkan pasukannya untuk menyeberangi Sungai Rubicon ke Italia, sehingga memicu perang saudara antara pendukungnya dan pendukung Pompey. Caesar dan pasukannya mengejar Pompey ke Spanyol, Yunani dan, akhirnya, Mesir.

Baca juga: Mengenang Pembantaian Srebrenica yang Menewaskan 8.000 Muslim Bosnia...

Untuk mencegah Caesar menyerang Mesir, Ptolemy VIII membunuh Pompey pada 28 September 48 SM. Ketika Caesar memasuki Mesir, Ptolemy menghadiahkannya kepala Pompey yang terpenggal.

Usai mengalahkan Pompey, Caesar menghabiskan beberapa tahun berikutnya untuk memusnahkan musuh-musuhnya termasuk pendukung Pompey yang berada di Timur Tengah, Afrika, dan Spanyol.

Caesar mulai membuat beberapa reformasi drastis untuk menguntungkan kelas bawah dan menengah Roma.

Refomasi itu Seperti mengatur distribusi gabah bersubsidi, meningkatkan kekuatan senat untuk mewakili lebih banyak orang, mengurangi utang pemerintah, serta membuat kalender Julian.

Julius Caesar menyatakan dirinya sebagai diktator seumur hidup pada tahun 44 SM. Namun, perjuangannya untuk mempertahankan kekuasaan absolut itu tidak berjalan mulus.

Sekelompok senator bersekongkol untuk mengakhiri hidupnya karena khawatir Caesar akan menjadi raja seumur hidup.

Baca juga: Ledakan Tunguska yang Setara Seribu Bom Hiroshima, Sejarah di Balik Hari Asteroid Internasional

Pada 15 Maret 44 SM, para senator, yang dipimpin oleh Gaius Cassius Longinus, Decimus Junius Brutus Albinus dan Marcus Junius Brutus, menikam Caesar 23 kali. Julius Caesar jatuh berdarah di kaki patung Pompey.

Pembunuhan Caesar pada usia 55 membuatnya menjadi martir dan memicu siklus perang saudara yang mengakibatkan jatuhnya Republik Romawi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Undian Berhadiah dari Bank Jatim

[HOAKS] Undian Berhadiah dari Bank Jatim

Hoaks atau Fakta
Joseph Ignece Guillotin, Dokter yang Namanya Dipakai untuk Alat Pancung

Joseph Ignece Guillotin, Dokter yang Namanya Dipakai untuk Alat Pancung

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Video Sule Promosi Judi Online

[HOAKS] Video Sule Promosi Judi Online

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan Kemenag soal 2 Pegawai Non-Muslim Jadi Petugas Haji

[KLARIFIKASI] Penjelasan Kemenag soal 2 Pegawai Non-Muslim Jadi Petugas Haji

Hoaks atau Fakta
Penjelasan TNI soal Isu Penutupan RSUD Madi di Paniai

Penjelasan TNI soal Isu Penutupan RSUD Madi di Paniai

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Pernyataan Sivakorn Pu-Udom soal Laga Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] Video Pernyataan Sivakorn Pu-Udom soal Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker?

INFOGRAFIK: Benarkah Produk Bayi Mengandung Bahan Penyebab Kanker?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Unggahan Foto Tidak Perlihatkan Pemakaman Presiden Iran

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Unggahan Foto Tidak Perlihatkan Pemakaman Presiden Iran

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Gibran Resmi Batal Dilantik sebagai Wakil Presiden

[HOAKS] Gibran Resmi Batal Dilantik sebagai Wakil Presiden

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Produk Bumbu Masakan Positif Mengandung Babi

[HOAKS] Produk Bumbu Masakan Positif Mengandung Babi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Voucher Ayam Goreng Gratis dalam Rangka 46 Tahun KFC

[HOAKS] Voucher Ayam Goreng Gratis dalam Rangka 46 Tahun KFC

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

INFOGRAFIK: Video Turbulensi Pesawat ALK Bukan Musibah di Kabin Singapore Airlines

Hoaks atau Fakta
Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu 'God Save the Queen'...

Mengenang Kontroversi Sex Pistols Saat Rilis Lagu "God Save the Queen"...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

[HOAKS] Rumah Sakit Sri Ratu Medan Ditutup Sementara

Hoaks atau Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

CEK FAKTA: Benarkah Sebar Bibit Ikan Lele ke Saluran Air Cegah DBD ?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com