Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hoaks Nama yang Kena Reshuffle Kerap Muncul Sebelum Diumumkan, Apa Tujuannya?

Kompas.com - 16/06/2022, 16:02 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

Motif politik

Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Sastrio menilai, beredarnya klaim nama-nama menteri yang kena dampak reshuffle membuat kehebohan yang berlebihan.

Meskipun, kenyataannya perombakan kabinet yang terjadi tidak berdampak besar.

"Jadi kita terkejut juga, yah ternyata reshuffle-nya begitu tok (saja). Padahal, kehebohannya sudah mirip seperti saat Pak Jokowi pertama kali mengumumkan kabinet," kata Hendri melalui telepon, Rabu (15/6/2022).

Menurut dia, ada tiga kemungkinan informasi seperti itu bisa muncul saat isu reshuffle mulai mencuat. Pertama, dia menilai isu dan kabar tidak jelas itu memang sengaja dibuat kelompok tertentu demi motif politik tertentu.

Kedua, daftar nama menteri yang akan di-reshuffle itu asli, namun mengalami perubahan, sehingga yang akhirnya diumumkan berbeda.

Ketiga, pihak pembuat daftar nama itu hanya berniat tebak-tebakan dan dibagikan tanpa tujuan politis.

Menggiring opini

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan ramainya tebak-tebakan nama menteri yang di-reshuffle menunjukkan dinamika politik di Ibu Kota.

Informasi liar seperti itu selalu mengutamakan menteri dari partai apa yang dicopot dan apakah kader partai lain yang menggantikannya.

Ia menilai, ada kemungkinan kelompok tertentu berupaya menggiring opini atau menyodorkan nama tertentu pada presiden melalui informasi liar sebelum pengumuman reshuffle.

Kesadaran masyarakat untuk mengandalkan informasi yang telah terkonfirmasi, dia anggap yang bisa mengurangi informasi liar terkait reshuffle.

Sebab, menurut Hanta, informasi-informasi palsu itu bisa menurunkan kualitas atau kesehatan demokrasi di negeri ini.

Bahkan Presiden Joko Widodo pernah membatalkan rencana reshuffle karena keributan berlebihan dan liarnya informasi nama-nama menteri.

"Dia tidak mau ditekan, didikte. Kalau ini terus-terusan saya kira tidak baik ya bagi pendidikan demokrasi. Kita berharap demokrasi kita semakin bagus, setiap ada informasi itu harus dipertanggungjawabkan (agar) semakin berkualitas," kata Hanta melalui telepon, Rabu (15/6/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[VIDEO] Hoaks Laga Indonesia Vs Guinea Diulang karena Wasit Terbukti Curang

[VIDEO] Hoaks Laga Indonesia Vs Guinea Diulang karena Wasit Terbukti Curang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Boneka Pinocchio Dibuat dari Kulit dan Rambut Budak

[KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Boneka Pinocchio Dibuat dari Kulit dan Rambut Budak

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] FIFA dan AFC Blacklist Timnas Uzbekistan karena Terbukti Doping

[HOAKS] FIFA dan AFC Blacklist Timnas Uzbekistan karena Terbukti Doping

Hoaks atau Fakta
Mitos dan Fakta Seputar Metode Kontrasepsi Vasektomi

Mitos dan Fakta Seputar Metode Kontrasepsi Vasektomi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] WN Rusia Dideportasi karena Bantu Tangkap Mafia Narkoba

[HOAKS] WN Rusia Dideportasi karena Bantu Tangkap Mafia Narkoba

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pada Mei 2024, PSSI Pastikan Indonesia Vs Portugal Digelar September

[HOAKS] Pada Mei 2024, PSSI Pastikan Indonesia Vs Portugal Digelar September

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade karena Ada Pemain Berusia 25 Tahun

[HOAKS] Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade karena Ada Pemain Berusia 25 Tahun

Hoaks atau Fakta
Penjelasan soal Data Korban Tewas di Gaza Versi PBB, 24.686 Teridentifikasi

Penjelasan soal Data Korban Tewas di Gaza Versi PBB, 24.686 Teridentifikasi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Roosevelt Memburu Triceratops Terakhir pada 1908

[HOAKS] Foto Roosevelt Memburu Triceratops Terakhir pada 1908

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

[VIDEO] Hoaks! Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pasukan Rusia Hadir di Gaza untuk Bantu Palestina

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pasukan Rusia Hadir di Gaza untuk Bantu Palestina

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Tidak Ada Bukti Kastil Terbengkalai di Perancis Milik Korban Titanic

Tidak Ada Bukti Kastil Terbengkalai di Perancis Milik Korban Titanic

Hoaks atau Fakta
Bagaimana Status Keanggotaan Palestina di PBB?

Bagaimana Status Keanggotaan Palestina di PBB?

Hoaks atau Fakta
Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Data dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com