KOMPAS.com - Tersiar narasi mengenai perbedaan data jumlah korban tewas di Gaza yang dipublikasikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Hamas. Misalnya, unggahan di akun Facebook ini, pada Selasa (14/5/2024).
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB atau OCHA mencatat jumlah korban tewas mencapai 24.686 orang. Sedangkan, Hamas menyebutkan 35.091 korban tewas sejak 7 Oktober 2023.
Sementara, akun X ini, pada Senin (13/5/2024), menuding PBB mengurangi setengah dari jumlah korban tewas sebenarnya.
Lantas, bagaimanakah faktanya?
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, terdapat kekeliruan dalam memahami data jumlah korban dari OCHA.
Pada 6 Mei 2024, OCHA merilis data korban jiwa warga Palestina di Gaza sejak 7 Oktober 2023 yang bersumber dari Kantor Media Pemerintah di Gaza.
Berdasarkan data tersebut, jumlah korban tewas di Gaza, yakni 34.735 orang. Dari jumlah itu, lebih dari 9.500 perempuan dan 14.500 anak-anak telah terbunuh.
Kemudian, data pada 8 Mei 2024, total korban jiwa mencapai 34.844 orang. Sebanyak 24.686 di antaranya telah diidentifikasi pada 30 April 2024.
Dari jumlah korban tewas yang teridentifikasi, sebanyak 4.959 orang adalah perempuan dan 7.797 anak-anak.
Dengan demikian, angka 24.686 merupakan jumlah korban yang teridentifikasi dari total 34.622 korban tewas di Gaza.
Kemudian, data korban yang teridentifikasi dikategorikan lagi pada kelompok lebih kecil.
Sehingga, korban tewas terdiri atas 7.797 anak-anak, 1.924 lansia, 4.959 perempuan, dan 10.006 laki-laki.
Juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan, seiring dengan berlanjutnya proses identifikasi, jumlah korban perempuan dan anak-anak juga akan meningkat.
"Jumlah keseluruhan korban jiwa dihitung oleh Kementerian Kesehatan di Gaza, yang merupakan mitra kami dalam menangani jumlah korban tewas," kata Haq, dikutip dari The Guardian, Selasa (14/5/2024).
"Jumlah tersebut tetap tidak berubah, dan sudah lebih dari 35.000 orang sejak Oktober," tutur dia.