Contoh lain kawin gantung di Indonesia, kata Soekarno, ketika kedua mempelai belum cukup umur atau kedua mempelai belum tinggal bersama karena laki-laki belum mampu menanggung rumah tangganya.
Maka setelah pernikahan itu, Soekarno justru lebih sering bersama bapak mertuanya dan belajar kegiatan-kegiatan nasionalis Tjokroaminoto, ketimbang memadu kasih dengan Oetari.
Hubungan pasangan ini lebih dipenuhi kasih sayang sebagai kakak dan adik dibandingkan suami dan istri yang mengandung berahi.
Soekarno mengaku pernah mengelap seluruh tubuh Oetari yang sedang sakit dengan cairan alkohol, namun tetap tidak menggaulinya.
Soekarno meyakini Tjokroaminoto tak mengetahui perkara kawin gantung tersebut, malinkan menganggap itu merupakan perkawinan yang sebagaimana wajarnya.
"Sampai di hari ia menutup mata, ia tak pernah mengetahui, bahwa aku mengusulkan perkawinan ini hanya karena aku sangat menghormatinya dan menaruh kasihan kepadanya. Kami kawin dengan cara yang kita namakan kawin gantung," kata Soekarno kepada Cindy Adams.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.