Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Varian Baru Virus Corona dari India Tidak Terdeteksi Alat Tes Covid-19

Kompas.com - 31/03/2022, 10:20 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar narasi tentang tiga warga China yang terpapar varian baru Covid-19 dari India, tetapi tidak terdeteksi dengan alat tes.

Disebutkan bahwa warga China ini terpapar virus muatan rangkap tiga dari India dan baru deketahui setelah menjalani prosedru computed tomography (CT) scan.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com narasi itu tidak benar alias hoaks.

Narasi yang beredar

Informasi mengenai tiga warga China yang terpapar varian baru Covid-19 dari India dan tidak terdeteksi dengan alat tes disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

Berikut narasi lengkapnya:

Orang Cina yang bekerja di India kembali ke Cina dari India melalui Nepal. Setibanya di Chongqing, tes awal semuanya negatif. Tetapi dokter masih ragu, sehingga mereka melakukan CT scan untuk mereka dan menemukan lesi di paru-paru mereka, dan memastikan bahwa itu adalah virus mutan rangkap tiga India, membuktikan bahwa virus mutan super India ini dapat menghindari deteksi saat ini.

Sebagian besar pos pemeriksaan hanya mengandalkan tes biasa, dan Hong Kong dan sebagian besar negara tidak memberlakukan CT scan untuk orang yang memasuki negara tersebut, dan mereka tidak memiliki cukup waktu dan sumber daya untuk melakukannya. Jika perkiraan tersebut tepat, diyakini gelombang kelima wabah virus super akan segera muncul di Hong Kong dan dunia.

Pesan dari Singapura: "Virusnya kembali". Kali ini virus memiliki daya mematikan yang lebih kuat, taktik dan kamuflase, dan orang yang terinfeksi tidak batuk atau demam. "Kali ini gejalanya adalah nyeri sendi, kelemahan, kehilangan nafsu makan", sehingga angka kematian lebih tinggi, waktu kritis lebih singkat, dan terkadang tidak ada gejala, jadi berhati-hatilah! lebih berhati-hati.

Strain virus ini tidak bersembunyi di daerah nasofaring kita, sehingga tidak ada gejala awal seperti kehilangan penciuman atau rasa, dan menyerang paru-paru secara langsung, mempersingkat waktu onset.

Pada banyak pasien tanpa demam, sinar-X menunjukkan pneumonia toraks sedang. Tes skrining mukosa hidung seringkali negatif untuk COVID19, dan peningkatan jumlah hasil pemeriksaan tenggorokan dan hidung palsu, (COVID19), menyiratkan penularan langsung virus ke paru-paru, dan gangguan pernapasan akut (hipoksia) yang disebabkan oleh pneumonia virus.

Ini menjelaskan mengapa penyakit ini menjadi jauh lebih akut dan mematikan, dengan demam yang mungkin telah berubah menjadi penyakit yang parah. Harap diperhatikan: "Hindari tempat ramai", "Jaga jarak", "Pakai masker", "Sering cuci tangan dengan hand sanitizer atau sabun". Wabah ini lebih mematikan dari gelombang sebelumnya, dan kita harus lebih berhati-hati "Jangan pernah meremehkannya", ingat!

Mohon diteruskan ke saudara dan teman.

Tangkapan layar unggahan hoaks di sebuah akun Facebook, pada 11 Maret 2022, mengenai mengenai tiga warga China yang terpapar varian baru Covid-19 dari India dan tidak terdeteksi dengan alat tes.akun Facebook Tangkapan layar unggahan hoaks di sebuah akun Facebook, pada 11 Maret 2022, mengenai mengenai tiga warga China yang terpapar varian baru Covid-19 dari India dan tidak terdeteksi dengan alat tes.

Penelusuran Kompas.com

Terkait tiga warga China yang terpapar virus dari India dengan cerita serupa, pernah dilaporkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CCDC) pada April 2021.

Pada 22 dan 23 April 2021, tiga warga China terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka ada di antara penumpang pesawat yang baru terbang dari Nepal.

Ketiganya laki-laki berusia 20-30 tahun yang bekerja di India sejak 2019.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com