Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2022, 10:17 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Di media sosial, beredar pesan berantai yang menyebut puluhan hingga ratusan anak-anak sekolah dasar (SD) meninggal dunia karena vaksin.

Pesan itu mengajak orangtua atau wali murid untuk menolak program vaksinasi yang diadakan di sekolah.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.

Tidak ada informasi valid dan resmi yang bisa mendukung klaim tersebut.

Narasi yang beredar

Pesan berantai yang menyebut ratusan siswa SD meninggal karena vaksinasi, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

Disebutkan bahwa salah satu orangtua murid bernama Ummu Neng, memberikan kesaksian bahwa vaksinasi adalah bentuk pembunuhan massal. Anak-anak tidak butuh vaksin karena sudah memiliki sel darah putih dan kelenjar getah bening.

Narasi yang beredar mencatut nama dr Robert Malone serta laporan utama majalah Tempo edisi 27 September - 3 Oktober 2021.

Narasi itu juga menyebut seorang guru honerer bernama Susan Antela dari SMAN 1 Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Dia diklaim mengalami lumpuh akibat vaksinasi dan harus menanggung biaya pengobatan lebih dari Rp 50 juta.

Berikut penggalan narasinya:

Lebih lanjut, Ummu Neng mengatakan justeru dengan Vaksinasi ini imun anak-anak semakin rusak dan hancur. Buktinya, puluhan hingga ratusan Anak-Anak Sekolah Dasar di seluruh wilayah Indonesia banyak yang meninggal dunia setelah divaksin.

Sebelum rapat selesai, Ummu Neng menambahkan bahwa Pelaksanaan Vaksinasi Paksa melanggar UUD 1945 pasal 36 dalam masalah kesehatan. Di samping itu, Dr. Robert Malone mengatakan bahwa Vaksin bisa merusak sel organ tubuh manusia, terutama sel jaringan otak.

Tangkapan layar unggahan hoaks di sebuah akun Facebook, tentang pesan berantai yang menyebut ratusan siswa SD meninggal karena vaksinasi.akun Facebook Tangkapan layar unggahan hoaks di sebuah akun Facebook, tentang pesan berantai yang menyebut ratusan siswa SD meninggal karena vaksinasi.

Penelusuran Kompas.com

TIdak benar ada ratusan siswa SD yang dilaporkan meninggal akibat vaksin Covid-19.

Sempat ada dua anak yang dilaporkan meninggal setelah mendapat suntikan vaksin Covid-19, tetapi penyebabnya bukan karena vaksin.

Terkait dengan adanya pemberitaan meninggalnya dua anak pasca penyuntikan vaksin Covid-19, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Hindra Irawan Satari menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada kasus meninggal yang disebabkan vaksinasi Covid-19.

Data Komnas KIPI hingga 30 November 2021 menunjukkan sebanyak 363 KIPI Serius yang dilaporkan di seluruh provinsi di Indonesia.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] FIFA dan AFC Blacklist Timnas Uzbekistan karena Terbukti Doping

[HOAKS] FIFA dan AFC Blacklist Timnas Uzbekistan karena Terbukti Doping

Hoaks atau Fakta
Mitos dan Fakta Seputar Metode Kontrasepsi Vasektomi

Mitos dan Fakta Seputar Metode Kontrasepsi Vasektomi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] WN Rusia Dideportasi karena Bantu Tangkap Mafia Narkoba

[HOAKS] WN Rusia Dideportasi karena Bantu Tangkap Mafia Narkoba

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pada Mei 2024, PSSI Pastikan Indonesia Vs Portugal Digelar September

[HOAKS] Pada Mei 2024, PSSI Pastikan Indonesia Vs Portugal Digelar September

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade karena Ada Pemain Berusia 25 Tahun

[HOAKS] Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade karena Ada Pemain Berusia 25 Tahun

Hoaks atau Fakta
Penjelasan soal Data Korban Tewas di Gaza Versi PBB, 24.686 Teridentifikasi

Penjelasan soal Data Korban Tewas di Gaza Versi PBB, 24.686 Teridentifikasi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Roosevelt Memburu Triceratops Terakhir pada 1908

[HOAKS] Foto Roosevelt Memburu Triceratops Terakhir pada 1908

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

[VIDEO] Hoaks! Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pasukan Rusia Hadir di Gaza untuk Bantu Palestina

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pasukan Rusia Hadir di Gaza untuk Bantu Palestina

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Timnas Guinea Didiskualifikasi dari Olimpiade Paris, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Tidak Ada Bukti Kastil Terbengkalai di Perancis Milik Korban Titanic

Tidak Ada Bukti Kastil Terbengkalai di Perancis Milik Korban Titanic

Hoaks atau Fakta
Bagaimana Status Keanggotaan Palestina di PBB?

Bagaimana Status Keanggotaan Palestina di PBB?

Hoaks atau Fakta
Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Klub Eropa dengan Rekor Tak Terkalahkan, dari Benfica sampai Leverkusen

Data dan Fakta
[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Temukan Kecurangan, FIFA Putuskan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com