Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Orang Percaya Hoaks? Ini Penjelasan Psikolog

Kompas.com - 25/01/2022, 11:24 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Manusia cenderung mempercayai informasi berdasarkan perspektif yang sudah tertanam lama dalam dirinya. Orang pun mempercayai apa yang ingin dia percayai, meski itu hoaks.

Kekeliruan di era banjir informasi memang tidak bisa dihindari. Sebaran hoaks di media sosial seolah tidak ada habisnya.

Namun, mengapa orang-orang bisa mempercayai dan menyebarkannya? Berikut penjelasan dari ilmu psikologi.

Hanya mempercayai yang ingin dipercaya

Psikolog klinis sekaligus cofounder Ohana Space Jakarta Barat, Veronica Adesla mengatakan, kepercayaan seseorang terhadap informasi tertentu, salah satunya dipengaruhi oleh perspektif yang sudah ada dalam diri orang tersebut.

"Setiap individu itu sudah memiliki perspektif tertentu tentang banyak hal," ujar Vero kepada Kompas.com, Senin (24/1/2022).

Baca juga: Kenali Ciri Akun Medsos Resmi, agar Tidak Mudah Terjebak Hoaks

Manusia memiliki kecenderungan untuk lebih mempercayai informasi yang sesuai dengan perspektif mereka, meski informasi tersebut keliru.

"Ketika mencari informasi, bisa juga akhirnya informasi yang dicari, yang difokuskan untuk dilihat adalah informasi yang didukung believe atau keyakinan yang mendukung perspektif tersebut," újar Vero.

Tidak menutup kemungkinan, manusia menutup atau mengabaikan informasi berbasis fakta ilmiah, untuk mempertahankan perspektif yang mereka miliki. Dari situ hoaks terus beredar dan dipercaya masyarakat.

Adapun dalam ilmu psikologi sosial, ada istilah epistimological believe, yaitu kepercayaan individu berdasarkan pengetahuan yang diperoleh masyarakat.

Pengetahuan masing-masing individu berbeda. Hal ini memengaruhi kepercayaan setiap individu terhadap suatu hal.

Baca juga: Aneka Macam Hoaks Terkait Buah dan Sayur...

Tidak mencermati informasi dengan benar

Faktor lainnya yang membuat orang-orang bisa percaya hoaks adalah kurangnya kecermatan dalam mencerna informasi.

"Ketika membaca informasi, tidak berpikir dengan sungguh-sungguh atau dicermati dengan benar, dicerna ulang, logis atau enggak logis, rasional atau tidak rasional," kata Vero.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com