Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehabisan BBM, Sri Lanka Tidak Bisa Impor karena Tak Punya Dolar

Kompas.com - 21/05/2022, 06:00 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah Sri Lanka mengumumkan telah kehabisan stok bensin. Akan tetapi, negara tersebut tidak bisa impor BBM akibat tidak memiliki dolar.

Kondisi tersebut disampaikan langsung oleh Perdana Menteri baru Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, pada Senin (16/5/2022).

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Selasa (17/5/2022), Wickremesinghe mengatakan, stok bensin Sri Lanka hanya cukup untuk satu hari.

"Kami kehabisan bensin. Saat ini, kami (Sri Lanka) hanya memiliki stok bensin untuk satu hari," kata Wickremesinghe.

Wickremesinghe memperingatkan bahwa Sri Lanka yang sedang bangkrut dapat menghadapi lebih banyak kesulitan dalam beberapa bulan mendatang.

Baca juga: Perantau Sri Lanka: Kami Siap Membantu, Tapi Kami Tidak Percaya Pemerintah

Dia pun menambahkan, pemerintah juga tidak memiliki dolar untuk membayar pengiriman minyak. Saat ini sejumlah kapal masih menunggu di luar pelabuhan Colombo untuk menerima pembayaran sebelum menurunkan muatannya.

Sri Lanka mengalami krisis ekonomi terburuknya. Akibatnya, 22 juta penduduknya sulit mendapatkan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan, sambil menghadapi rekor inflasi serta pemadaman listrik berkepanjangan.

Wickremesinghe mulai menjabat pada Kamis (12/5/2022), setelah pendahulunya, Mahinda Rajapaksa, dipaksa mundur warga yang berdemonstrasi selama berminggu-minggu.

"Beberapa bulan ke depan akan menjadi yang paling sulit dalam hidup kita (warga Sri Lanka)," kata Wickremesinghe.

"Saya tidak punya keinginan untuk menyembunyikan kebenaran dan berbohong kepada publik," imbuhnya.

Baca juga: Tak Mau Seperti Sri Lanka, Sri Mulyani: Kita Jaga Sangat Hati-hati

Dia meminta warga Sri Lanka untuk bersabar hingga beberapa bulan ke depan dan bersumpah bisa mengatasi krisis yang dialami negara tersebut.

Wickremesinghe melanjutkan, pemerintah juga kehabisan uang tunai untuk membayar gaji 1,4 juta pegawai negeri pada Mei 2022, dan akan beralih ke pencetakan uang sebagai upaya terakhir.

"Tak seperti yang saya inginkan, saya terpaksa mengizinkan pencetakan uang untuk membayar pegawai negeri serta membayar barang dan jasa penting," ujarnya.

Wickremesinghe pun memperingatkan bahwa tarif bahan bakar dan listrik akan dinaikkan secara substansial. Pemerintah Sri Lanka juga akan menjual maskapai nasional yang merugi untuk mengurangi kerugian.

Sri Lanka telah meminta dana talangan IMF dan salah satu tuntutan utama pemberi pinjaman internasional adalah Colombo melepaskan perusahaan negara yang merugi, termasuk Sri Lanka Airlines yang kerugiannya melebihi 1 miliar dollar AS (Rp 14,67 triliun).

(Penulis: Aditya Jaya Iswara)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com