Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Ungkap Cara Manusia Purba Bertahan Usai Letusan Gunung Toba

Kompas.com - 28/03/2024, 19:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penelitan yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature menemukan, terdapat manusia purba yang berhasil melewati bencana letusan dahsyat Gunung Toba, Sumatera Utara 74.000 tahun lalu.

Penelitian itu dilakukan oleh Curtis Marean, Christopher Campisano, dan Jayde Hirniak dengan penggalian di situs dataran oleh arkeolog di barat laut Ethiopia yang berada di sepanjang Sungai Shinfa, anak sungai dari Sungai Nil.

Letusan Gunung Toba merupakan letusan gunung api terkuat dalam sejarah Bumi. Dampak dari ledakan tersebut berpengaruh besar kepada iklim dunia.

Temuan itu bertentangan dengan ilmuwan sebelumnya yang menyakini bahwa letusan tersebut memusnahkan sebagian besar manusia purba.

Baca juga: Gen Manusia Purba Neanderthal Menjelaskan Mengapa Sebagian Orang Mudah Bangun Pagi

Temuan bukti kehidupan manusia purba

Di situs tersebut, peneliti menemukan pecahan mikroskopik kaca vulkanik, sisa-sisa hewan, dan peralatan buatan manusia.

Beberapa temuan fragmen ada yang berukuran kurang dari diameter rambut manusia. Meski ukurannya kecil, masih cukup besar untuk menganalisis kimia dan elemen jejaknya.

Temuan tersebut mengindikasikan adanya jejak manusia purba yang telah tinggal di lokasi tersebut sebelum dan sesudah gunung api meletus. Ilmuwan menamainya sebagai Shinfa-Metema 1.

Shinfa-Metema 1 mampu beradaptasi dan selamat dari kondisi kering pasca ledakan Gunung Toba dengan bermigrasi dari Afrika ke seluruh dunia.

Cara manusia purba bertahan hidup

Untuk memahami iklim di sekitar waktu letusan, profesor antropologi dan ilmu geologi di University of Texas di Austin John Kappelman menganalisis isotop oksigen dan karbon, variasi dari elemen yang sama, dari cangkang telur burung unta dan fosil gigi mamalia.

Mereka menemukan bahwa hewan-hewan di perairan itu makan tanaman untuk tetap hidup di lingkungan kering pasca letusan Gunung Toba.

"Isotop-isotop tersebut tergabung dalam jaringan keras. Jadi untuk mamalia, kami melihat gigi mereka, enamel gigi mereka, tetapi kami juga menemukannya di cangkang telur burung unta," kata Kappelman dilansir dari Wion.

Analisis terhadap flora dan fauna di situs tersebut juga menemukan banyaknya sisa-sisa ikan setelah letusan.

"Orang-orang mulai meningkatkan persentase ikan dalam makanan mereka. Mereka juga menangkap dan mengolah ikan hampir empat kali lebih banyak (dibandingkan sebelum letusan)," imbuh dia.

Para ahli berteori bahwa dalam iklim yang kering, manusia purba akan menggunakan intusi mereka untuk bertahan hidup.

Manusia purba berpikir bahwa dengan iklim yang kering, sungai akan menyusut dan ikan terperangkap di sungai tersebut.

Baca juga: Manusia Purba Meninggal karena Sembelit, Makan Banyak Belalang di Akhir Hidupnya

Halaman:

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com