Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti BRIN Jelajahi Palung Jawa, Apa yang Ditemukan?

Kompas.com - 28/03/2024, 18:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan ekspedisi untuk menjelajahi palung terdalam di Samudera Hindia, Palung Jawa.

Ekspedisi gabungan penyelaman antara Indonesia dan China ini menggunakan kapal riset Tan Suo Yi Hao dan wahana kapal selam riset Fendouzhe.

Kapal riset tersebut memiliki panjang 94,45 meter dan lebar 17,9 meter dengan mesin utama 12.000 tenaga kuda dan jangkauan 10.000 mil laut.

Dengan dua penumpang serta satu pilot, misi penyelaman titik terdalam Palung Jawa ini diberi kode FDZ227.

Lantas, apa yang mereka temukan?

Baca juga: Bagaimana Proses Terbentuknya Palung Laut? Berikut Penjelasannya


Jelajahi keanekaragaman hayati

Peneliti BRIN Yustian Rovi Alfiansah mengungkapkan, ekspedisi gabungan ke Palung Jawa bertujuan untuk menjelajahi kekayaan keanekaragaman hayati laut Indonesia.

"Penyelidikan ilmiah laut guna mengeksplorasi kekayaan biodiversitas laut dalam Indonesia untuk kemanfaatan bagi Indonesia," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (27/3/2024).

Misi ini juga memberikan informasi baru mengenai keunikan geologi, biologi, serta lingkungan dari zona subduksi Sunda dan potensi dampaknya pada ekosistem hadal (di bawah 6.000 meter di bawah permukaan laut) di Palung Jawa.

Misi penyelaman FDZ227, kata dia, merupakan salah satu dari 23 misi penyelaman yang dikerjakan dalam ekspedisi China-Indonesia Java Trench joint Dive Expedition 2024.

Baca juga: Viral, Video Ikan Dipotong Malah Memercikkan Api, Ini Kata Peneliti BRIN

Ekspedisi tersebut dilakukan oleh Direktorat Pengelolaan Armada Kapal Riset BRIN dan Institute for Deep Sea Research and Engineering (IDSSE) Chinese Academy of Sciences (CAS).

Ekspedisi ini pun telah mendapat dukungan dari Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi dan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, serta pemerintah China melalui CAS, Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Provinsi Hainan.

Menurut Yustian, penelitian laut dalam dilakukan pada zona hadal Palung Jawa yang terbentang sepanjang 3.200 kilometer.

Zona yang dimaksud, meliputi Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara.

Penyelaman sendiri dimulai pada 28 Februari 2024 dan berakhir di perairan sekitar Ujung Kulon, Banten, pada 22 Maret 2024.

Baca juga: Seperti Apa Habitat Spesies yang Hidup di Palung Laut?

BRIN temukan dasar Palung Jawa

Yustian mengungkapkan, dalam misi penyelaman, pihaknya berhasil menemukan dasar Palung Jawa serta mengambil sampel dari kawasan sekitar.

Halaman:

Terkini Lainnya

Penonaktifan NIK Warga DKI Jakarta Berdampak Tak Bisa Gunakan BPJS Kesehatan, Bagaimana Solusinya?

Penonaktifan NIK Warga DKI Jakarta Berdampak Tak Bisa Gunakan BPJS Kesehatan, Bagaimana Solusinya?

Tren
Menakar Peluang Indonesia Menang atas Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024

Menakar Peluang Indonesia Menang atas Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024

Tren
3 Wanita Positif HIV Setelah Perawatan Kecantikan 'Vampire Facial'

3 Wanita Positif HIV Setelah Perawatan Kecantikan "Vampire Facial"

Tren
6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

Tren
63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

Tren
El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Tren
7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com