Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan Penghuni Ketiga yang Hidup di Great Salt Lake Utah, Makhluk Apa Itu?

Kompas.com - 18/03/2024, 10:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama beberapa dekade, Great Salt Lake di Utah, Amerika Serikat diperkirakan hanya menampung dua makhluk multiseluler, yakni udang air asin dan lalat air asin.

Selain itu, hanya bakteri dan ganggang yang ditemukan di sepanjang perairan yang disebut sebagai Laut Mati-nya Amerika Serikat ini.

Para peneliti sempat menduga kelompok cacing nematoda menjadi bentuk ketiga dari kehidupan multiseluler yang mampu bertahan di Great Salt Lake yang dipenuhi garam.

Dugaan selama bertahun-tahun tersebut pun baru bisa dikonfirmasi setelah peneliti dari University of Utah menemukannya bersembunyi di dasar danau.

Sebelumnya, upaya pertama untuk menemukan cacing ini tidak berhasil ketika para peneliti mengamati sedimen dasar danau.

Namun, Profesor Biologi Michael Werner dan Peneliti Pascadoktoral Julie Jung dari University of Utah memutuskan mengambil langkah lebih jauh dan meneliti dasar danau yang mirip terumbu karang.

Baca juga: Mengapa Danau Asin antara Israel dan Yordania Disebut Laut Mati?


Temuan nematoda di Great Salt Lake Utah

Dengan memecah gumpalan lumpur kalsium karbonat mirip terumbu karang yang disebut mikrobialit, para peneliti pun mengonfirmasi keberadaan ribuan nematoda yang menggeliat di bawah permukaan danau, jauh dari pandangan manusia.

Temuan para peneliti University of Utah tersebut kemudian dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences, Rabu (13/3/2024) lalu.

Dilansir dari Science Alert, Minggu (17/3/2024), temuan nematoda di Great Salt Lake bukan hal mengejutkan lantaran makhluk ini dikenal dapat bertahan hidup di lingkungan ekstrem.

Cacing-cacing ini bahkan telah ditemukan di beberapa lingkungan paling tidak bersahabat di dunia, termasuk Antartika.

Kendati demikian, Great Salt Lake tercatat sebagai lingkungan paling asin di mana nematoda pernah ditemukan.

Penelitian berlangsung sejak musim semi 2021, dimulai dengan perburuan besar-besaran terhadap nematoda di lokasi danau yang tiga hingga enam kali lebih asin daripada lautan.

"Awalnya kami hanya mengambil sampel segmen. Namun, setelah kami melihat adanya mikroba, kami menyekop sebagian kecil dari mikroba tersebut, mencoba mengawetkan lapisannya, dan membawanya kembali ke laboratorium," jelas Jung.

Saat ahli biologi lain gagal, nyatanya usaha Jung dan Werner membuahkan hasil memuaskan.

Dengan menggunakan teknik canggih untuk memisahkan makromolekul seperti DNA, RNA, dan protein, mereka mengidentifikasi nematoda hidup di setiap lokasi pengambilan sampel.

Baca juga: Mengapa Air di Laut Mati Lebih Asin daripada Air Lautan Lepas?

Halaman:

Terkini Lainnya

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Federasi Sepak Bola Korea Selatan Minta Maaf Usai Negaranya Gagal ke Olimpade Paris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com