KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat (Sumbar) melaporkan sebanyak 26 orang meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi sejak Kamis (7/3/2024).
Kepala BPBD Sumbar Rudy Rinaldy mengatakan, 23 korban berasal dari Kabupaten Pesisir Selatan dan 3 orang lainnya berasal dari Kabupaten Padang Pariaman, dikutip dari Kompas.com, Senin (11/3/2024).
Selain itu, 6 orang lainnya dilaporkan masih dalam status hilang dan sedang dalam pencarian tim SAR gabungan.
Sebanyak 12 kabupaten/kota menjadi daerah terdampak banjir dan longsor yang disebabkan karena curah hujan tinggi ini.
Adapun daerah yang terdampak antara lain Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Limapuluh Kota, Kota Sawahlunto, Kabupaten Mentawai, Kabupaten Agam, Kota Solok, Kabupaten Solok, dan Pasaman.
Rudy juga menyebut bahwa bencana banjir dan tanah longsor di Sumbar terjadi akibat curah hujan tinggi pada Kamis (7/3/2024) malam.
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (12/3/2024), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar telah menetapkan masa tanggap darurat bencana selama 14 hari terhitung sejak Minggu (10/3/2024).
Hingga Selasa (12/3/2024), sebanyak 871 rumah dilaporkan rusak berat, 139 rumah rusak sedang, dan 593 rusak ringan.
Sementara itu, sebanyak 51 rumah ibadah, 23 jembatan, 2 unit irigasi, 28 sekolah, 13 ruas jalan, dan 5.550 hektar lahan dilaporkan terdampak dan rusak akibat banjir dan tanah longsor ini.
Baca juga: BMKG: Wilayah Berpotensi Banjir Rob 7-16 Maret 2024 karena Super New Moon
Air bah dan longsor yang terjadi di Sumbar menjadi sorotan sejumlah media asing. Berikut ulasannya.
Kantor berita Al Jazeera dalam berita berjudul At least 26 people killed after floods, landslides hit Indonesia’s Sumatra menampilkan video cuplikan banjir dan longsor di Sumbar.
Media asal Qatar tersebut menampilkan gambar seorang nenek yang dievakuasi oleh petugas BPBD Sumbar.
Al Jazeera mengatakan bahwa banjir dan tanah longsor di Sumbar telah menewaskan 26 orang di pulau Sumatera.
Usai air surut, tim penyelamat sudah menemukan lebih banyak jenazah yang menjadi korban banjir dan longsor.
Selain itu, upaya bantuan dan penyelamatan terhambat oleh pemadaman listrik, kerusakan jembatan, jalan yang tertutup lumpur tebal, puing-puing bangunan, serta cuaca ekstrem.