Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Melacak Kehidupan Purba di Mars dengan Formalin

Kompas.com - 02/03/2024, 10:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ilmuwan dari Universitas Tohoku, Jepang menyelidiki kondisi atmosfer awal di Mars yang berpotensi mendorong pembentukan biomolekul, yakni senyawa organik yang penting untuk proses biologis.

Temuan mereka yang dipublikasikan di Scientific Reports (9/2/2024) menawarkan wawasan menarik tentang kemungkinan Mars menyimpan kehidupan di masa lalu.

Diketahui, saat ini Mars memiliki lingkungan keras yang ditandai dengan kekeringan dan suhu dingin yang ekstrem.

Namun, bukti geologis mengisyaratkan masa lalu yang lebih "ramah".

Baca juga: NASA Cari Orang yang Mau Jalani Simulasi Hidup di Mars, Terisolasi Setahun Penuh

Mars mungkin memiliki air di masa lalu

Mars saat ini kering dan dingin. Namun di masa lalu, Planet Merah ini kemungkinan memiliki siklus air yang aktif, yang dibuktikan dengan tanda geomorfologi dan geokimia seperti jaringan lembah.

Deteksi phyllosilikat di medan Noachian juga mendukung keberadaan air dalam bentuk cair yang tersebar luas di Mars purba.

Bukti geologis menunjukkan bahwa Mars memiliki iklim yang lebih ramah sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu, mungkin dengan air dalam bentuk cair, karena efek pemanasan gas seperti hidrogen.

Keberadaan air sendiri dianggap sebagai syarat terpenting adanya kehidupan, selain senyawa organik yang bisa menjadi bahan penyusun ribonucleic acid (RNA).

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Tohoku menunjukkan bahwa bahan organik yang ditemukan di Mars mungkin berasal dari formaldehida yang ada di atmosfer.

Penelitian yang dipublikasikan di Scientific Reports ini mengeksplorasi kondisi atmosfer awal Mars untuk menentukan apakah kondisi tersebut dapat mendukung pembentukan biomolekul, unsur yang sangat penting bagi kehidupan.

Para peneliti menggunakan pemodelan komputer canggih untuk mensimulasikan komposisi atmosfer awal Mars, yang dihipotesiskan kaya akan karbon dioksida, hidrogen, dan karbon monoksida.

Temuan mereka menunjukkan bahwa atmosfer seperti itu dapat terus memproduksi formaldehida, prekursor utama untuk biomolekul penting seperti asam amino dan gula.

Penemuan ini membuka kemungkinan bahwa bahan organik yang ditemukan di permukaan Mars mungkin berasal dari atmosfer, terutama pada masa-masa geologi paling awal di Mars.

Baca juga: Dijuluki Planet Merah, Ilmuwan Temukan Langit Malam Mars Berwarna Hijau

Formaldehida dan jejak kehidupan purba

Dikutip dari IFL Science, Kamis (29/2/2024), formaldehida (H2CO) atau formalin, di Bumi lebih dikenal sebagai bahan kimia yang digunakan untuk mengawetkan spesimen mati atau mayat.

Dengan memperhitungkan efek dari sinar Matahari, tim peneliti memperkirakan atmosfer Mars akan menghasilkan formaldehida, yang kemudian akan turun sebagai hujan, termasuk masuk ke lautan.

Halaman:

Terkini Lainnya

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Muncul Kabar Dita Karang dan Member SNSD Ditahan di Bali, Ini Penjelasan Imigrasi

Tren
10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

10 Mata Uang Terkuat di Dunia 2024, Dollar AS Peringkat Terakhir

Tren
Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Cara Ubah File PDF ke JPG, Bisa Online atau Pakai Aplikasi

Tren
Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Penyakit Infeksi Arbovirus, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com